Rabu, 14 April 2010

EDISI 04 Tahun 2010

HADIAH SEDERHANA

Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di samping-Nya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” Yohanes 19:26

Beba telah lama sakit. Hari-hari terakhirnya dipenuhi dengan kesakitan dan duka beruntun. Duka karena suaminya, Roberto, meninggal beberapa bulan sebelumnya. Beba menderita dementia stadium lanjut. Walaupun memori dan proses berpikirnya memburuk, namun ia tahu bahwa suaminya telah meninggal. Jadi, ia mulai mempersiapkan diri meininggalkan kehidupan dunianya,

Pada suatu hari, Silvia, anaknya, berkeomentar pada perawat Beba, “Aku melihat kesedihan yang mendalam di mata Ibu.” Saat itu, Beba dengan lembut menutup matanya. Silvia terkejut. Jelas bagiku bahwa Beba menutup matanya agar Silvia tidak melihat kesakitan dan kepedihan terpancar dari matanya. Sejak itu, ketika Silvia mendekati tempat tidur ibunya, Beba akan menutup mata.

Betapa luar biasa hadiah kasih yang diberikan Beba melalui tindakan sederhana ini. Hal ini menunjukkan bagiku bahwa tidak seorang pun yang terlalu tua, terlalu miskin, atau terlalu sakit untuk menunjukkan kasih dan kebaikan. Ingatlah saat Yesus dipaku di salib menjelang kematian-Nya, Dia mengingatkan ibu-Nya, Maria dan teman-Nya, Yohanes. Bahkan di saat-saat terakhir, Dia menemukan cara memberi kepada sesama.

Segala sesuatu menjadi bernilai ketika menjadi milik Tuhan. Betapapun tinggi nilai suatu barang kalau digunakan untuk kepentingan diri sendiri bukan saja menjadi tidak berarti tetapi juga laknat; sesuatu yang sangat buruk atau bencana yang sangat besar. Tetapi semurah apapun nilai suatu barang bila dipersembahkan atau digunakan untuk kepentingan Tuhan, maka barang itu akan menjadi sangat bernilai. Hal ini senada dengan betapapun besar dan agungnya suatu perbuatan, bila tidak diperuntukkan bagi kemuliaan nama-Nya, perbuatan tersebut bukan saja tidak memiliki nilai sama sekali tetapi juga merupakan suatu pemberontakan. Pola hidup seperti inilah yang sebenarnya dimiliki setiap anak Tuhan. Paulus menyuratkan dengan kalimat: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah (1Kor. 10:31).

HIDUP YANG BERHARGA

Masalahnya adalah bagaimana memiliki sikap hati yang dapat menggunakan segala sesuatu bagi Tuhan dan melakukan segala sesuatu bagi Tuhan. Ada beberapa hal yang harus disadari, diakui dan dijadikan prinsip kehidupan kita: Pertama, kita harus menanamkan di dalam diri kita pengakuan dan kesadaran bahwa kita adalah tercipta oleh dan untuk Tuhan. Hal ini melekat dalam diri kita sedemikian rupa sampai irama jiwa kita dicengkeram oleh pengakuan dan kesadaran ini. Oleh karena hal ini sangat penting, maka kuasa jahat berusaha menutupinya dengan teori evolusi dan filsafat nihilisme. Semangat hidup fasik ini telah disuntikkan ke dalam pikiran banyak orang Kristen hari ini.

Kelompok dewasa muda usia 26-41 tahun, khususnya masyarakat kota lebih tertarik kepada dunia sekuler dari pada hal-hal rohani. Kenyataan ini juga dipicu oleh keadaan dimana banyak anak-anak remaja dan pemuda tidak belajar mengenal Tuhan. Pada komunitas usia dewasa muda tersebut filosofi nihilisme berkembang angat subur. Oleh sebab itu, sebagai ganti dari pendidikan rohani dalam gereja mereka lebih betah menceburkan diri dalam dunia malam (dugem). Kalau ada diantara mereka yang haus kebenaran, mereka lebih cenderung mempelajari pendidikan mental yang terisolasi (terpisahkan) dari Tuhan, yaitu kegiatan aktualisasi diri (pengembangan kepribadian) yang sekarang sedang marak. Pengembangan kepribadian tanpa dipandu oleh Firman Tuhan.

Kedua, kita harus menanamkan di dalam diri kita pengakuan dan kesadaran bahwa kita adalah milik Tuhan yang telah dibeli oleh darah-Nya. Segala sesuatu yang ada pada kita adalah milik Tuhan. Harus di “plat merah” yang artinya milik Negara. Kesadaran ini akan membuat kita menghayati bahwa hidup kita dari hari ke hari adalah milik Tuhan yang harus kita gunakan untuk melayani Tuhan. Jika tidak, maka suatu kali akan ketakutan ketika menghadap Tuhan untuk mempertanggungjawabkan milik Tuhan. Dengan tulisan ini kami berharap kita semua bertobat dan melayani Tuhan dengan segala sesuatu yang Tuhan telah percayakan kepada kita.

Ketiga, menyadari sepenuh-penuhnya bahwa setiap kita dirancang secara khusus untuk maksud-maksud khusus Tuhan. Setiap kita harus menemukan rancangan Tuhan tersebut supaya kita menemukan pula maksud-maksud-Nya yang khusus. Betapa dahsyat keberadaan setiap individu, baik secara fisik maupun non fisik. Kalau keberadaan manusia yang dahsyat ini tidak digunakan bagi maksud-maksud-Nya; betapa tragisnya. Untuk menemukan maksud-maksud Tuhan atas setiap pribadi seseorang harus bertumbuh dalam kedewasaan iman. Oleh karena hal ini, maka pelayanan rohani harus diarahkan sepenuh kepada pendewasaan iman. Kedewasaan iman akan membuat seseorang menemukan rancangan Tuhan dalam hidupnya secara pribadi.

KISAH DUA KUDA

Ada sebuah padang, dengan dua ekor kuda di dalamnya. Dari kejauhan, dua kuda itu seperti kuda pada lazimnya. Tetapi jika Anda menghentikan mobil dan berjalan mendekat, Anda akan menemukan satu hal yang mengagumkan. Saat memperhatikan mata salah satu kuda, akan terlihat bahwa kuda itu buta.

Pemiliknya telah memutuskan untuk tidak membuangnya, tetapi justru membuatkan sebuah rumah yang nyaman untuknya.

Hal berikut ini juga luar biasa

Jika Anda berdiri di dekatnya dan memperhatikan, akan terdengar bunyi suara lonceng. Saat mencari sumber suara itu, Anda akan melihat bahwa itu berasal dari kuda yang lebih kecil di padang rumput itu.

Di lehernya dikalungkan sebuah lonceng kecil. Suaranya akan memberi tanda kepada kuda yang buta arah kuda kecil berada, sehingga bisa mengikutinya.

Ketika Anda berdiri dan memperhatikan kedua kuda itu, Anda akan melihat bahwa kuda yang memiliki lonceng selalu menoleh memperhatikan kuda yang buta, dan kuda yang buta akan mendengar suara lonceng dan kemudian berjalan perlahan ke arahnya; percaya bahwa dia tidak akan tersesat.

Saat kuda dengan lonceng kembali ke kandang pada sore hari, dia setiap kali akan selalu berhenti dan menoleh, memastikan bahwa temannya yang buta tidak berjalan terlalu jauh untuk bisa mendengar bunyi loncengnya.

Seperti pemilik dari kedua kuda ini, Tuhan tidak pernah membiarkan kita terbuang hanya karena kita tidak sempurna atau kita sedang menghadapi masalah atau tantangan.

Dia mengawasi kita dan bahkan membawa orang lain ke dalam hidup kita untuk menolong kita saat kita membutuhkannya.

Kadang-kadang kita adalah kuda buta yang dituntun oleh bunyi pelan lonceng dari orang-orang yang ditempatkan Tuhan dalam kehidupan kita.

Teman baik selalu seperti itu ... Anda tidak pernah selalu melihat mereka, tapi Anda tahu bahwa mereka selalu ada di sana.

Dengarkanlah lonceng saya dan saya akan mendengarkan lonceng Anda.

Dan ingat ... bersikaplah ramah lebih dari biasanya - siapa saja yang Anda temui adalah ibarat pergumulan dalam suatu pertempuran.

Kamis, 12 November 2009

EDISI 02 TAHUN 2010

Tenang

"Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa." (1 Petrus 4:7)

Suatu kali saya ada keperluan ke luar kota. Jarak dari kantor tempat saya bekerja dengan bandara tidak terlalu jauh, biasa ditempuh sekitar 1 jam. Waktu itu, berhubung ada perbaikan jalan, rute kantor - bandara menjadi macet. Berbagai cara dilakukan supir yang mengantar saya supaya tidak terlambat. Entah kenapa waktu itu saya begitu tenang, tidak kuatir terlambat walaupun jalan macet dan jam sudah 'mepet' sekali. Saya ngomong ke supir, "Tenang pak, nggak bakal terlambat, jangan buru-buru, santai aja." Teryata omongan saya terbukti, bahkan saya masih ada waktu sekitar 15 menit sebelum naik ke pesawat.

Sebaliknya dalam perjalanan pulang, saya menjadi tidak tenang. Pesawat delay 30 menit. Waktu telpon, supir tidak bisa jemput karena harus antar barang. Saya menjadi panik. Sebenarnya solusinya cukup sederhana tinggal naik taxi. Tapi waktu itu taxi pun tak ada. Nunggu bis lewat pun lama. Semua kondisi itu membuat saya tambah panik. Akhirnya saya memutuskan jalan kaki dengan harapan akan segera menemukan bis atau taxi yang akan mengantar saya ke kantor. Akhirnya ada taxi kosong yang bisa saya naiki. Yang membuat saya kesal adalah pada saat sampai di kantor, supir pun baru saja sampai.

Seharusnya waktu itu saya tenang supaya bisa berkoordinasi dengan supir sehingga tinggal duduk manis menunggu jemputan tanpa harus melewati sesi berjalan kaki dalam sengatan matahari guna mencari taxi.

Kejadian itu mengingatkan saya akan kebenaran Firman Tuhan dalam 1 Petrus 4:7 “kuasailah dirimu dan jadilah tenang." Firman Tuhan ini tidak hanya berlaku buat orang yang sedang marah atau yang emosinya labil, tapi berlaku dalam seluruh aspek kehidupan kita sehari-hari, terkhusus pada saat kita harus mengambil sebuah keputusan.

Di era kehidupan yang serba tidak pasti ini, dengan berbagai kejadian yang bisa datang dan pergi dengan tiba-tiba, mari kita belajar tenang dalam menghadapi situasi apa pun.

"...dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." (Yesaya 30:15)

~ Halaman ke-1 ~
`
Analisis Gaya Hidup Kristen dan Panggilan Gaya Hidup Kristen yang Paradoks Di Era Postmodern
oleh: Denny Teguh Sutandio

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2)

PENDAHULUAN

Alkisah ada dua orang Kristen yang beribadah di gereja yang sama. Sebut saja A dan B. A adalah sosok jemaat gereja ideal. Dia seorang yang aktif pelayanan dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan gereja. Bahkan ia aktif dan gemar membaca buku-buku theologi dan rohani berkualitas. Tidak jarang dia juga aktif berdiskusi theologi bahkan berdebat dengan orang lain tentang doktrin Kristen yang sehat. Meskipun A gemar dengan hal-hal theologi, namun sayangnya ia tidak pandai bergaul dan kaku. Semua dinilai dari perspektif Alkitab, bahkan untuk hal-hal kecil/sekunder sekalipun. Sedangkan B adalah sosok jemaat gereja yang biasa-biasa saja, bahkan boleh dibilang kurang aktif ke gereja. Dia sosok jemaat yang malas pergi ke gereja. Dia lebih sering keluar hang out bersama teman-temannya ketimbang harus belajar doktrin. Bahkan ada yang sampai ekstrim, lebih memilih hang out ketimbang harus beribadah.

VARIASI GAYA HIDUP ORANG KRISTEN

Ilustrasi di atas adalah gambaran dua gaya hidup orang Kristen di zaman ini. Di satu sisi, ada orang Kristen yang gemar belajar doktrin, namun sayangnya gaya hidupnya sangat kaku (istilah kerennya: jadul—jaman dulu). Mengapa bisa demikian? Karena ia mengamini khotbah pendetanya yang mengutip Roma 12:2 bahwa kita tidak boleh serupa dengan dunia, tetapi harus berubah oleh pembaharuan budi kita. Gara-gara konsep tersebut, maka di dalam pola pikirnya, segala sesuatu di dunia ini pasti rusak dan harus dihakimi menurut perspektif Alkitab. Alhasil, jangan heran, mereka buta terhadap hal-hal duniawi. Jangan tanyakan kepada orang ini tentang Facebook, Friendster, dll. Yang dia tahu bukan Facebook, tetapi book (=buku), hehehe J Bagaimana bisa tahu gaya hidup orang ini? Memang agak susah, tetapi bisa ditebak kok. Adapun ciri-ciri orang ini seperti:

Pertama, tidak mampu membedakan mana yang primer dengan sekunder. Semua hal dianggapnya primer, apalagi menyangkut doktrin. Orang ini akan mendengungkan bahwa esensi lebih penting dari fenomena. Semua doktrin dianggap primer/esensi, sehingga tidak heran jika ada orang yang berbeda doktrin dengannya dalam hal-hal sekunder pun dianggap oleh orang Kristen kaku ini sebagai hal primer. Ambil contoh, baptisan bayi/anak (infant baptism). Alkitab TIDAK melarang praktek baptisan bayi dan TIDAK mengharuskan baptisan bayi. Namun ada seorang pendeta dengan nada emosinya mengatakan di atas mimbar bahwa gereja yang tidak menjalankan baptisan anak itu sesat. Ini contoh orang Kristen yang tidak bisa membedakan mana yang primer dan mana yang sekunder.

Kedua, tidak mampu membedakan mana yang merupakan humor dengan yang serius. Bagi orang ini, semua hal dianggap serius, tidak ada humor. Saya menjumpai ada seorang Kristen yang menguasai banyak bidang doktrin dan hal-hal lain ternyata adalah seorang yang tidak bisa membedakan antara humor dengan yang tidak humor. Sesuatu yang humor dianggap serius dan lebih parahnya dia mendukung argumentasinya berdasarkan Alkitab.

Ketiga, tidak bisa bergaul. Orang model ini jarang bisa bergaul. Saya sudah mendapati orang-orang model seperti ini. Orang model ini biasanya seorang pendiam dan sangat kaku.

Keempat, cara berpakaian. Entah mengapa cara berpakaian orang Kristen seperti ini sangat old fashioned. Kalau orang Kristen ini orang yang sudah tua atau orangtua, itu wajar, namun jika orang Kristen model ini masih muda, maka sangat ketinggalan zaman orang seperti ini. Bayangkan seorang muda Kristen masih menggunakan celana panjang hitam, baju dimasukkan, dll. Bukan berarti kita tidak boleh rapi, tetapi kerapian itu harus disesuaikan dengan konteksnya.

Di sisi lain, ada orang (Kristen) yang malas beribadah (ke gereja), namun gaya hidupnya gaul luar biasa. Ciri-ciri orang (Kristen) seperti ini bertolak belakang dari ciri orang Kristen model A di atas:

Pertama, tidak memerhatikan esensi. Jika orang Kristen model A terlalu mementingkan esensi dan cenderung membuang fenomena, maka orang (Kristen) model B sangat mementingkan fenomena dan cenderung membuang esensi. Baginya, hidup hanya sekali, maka hidup harus dinikmati sebebas-bebasnya. Masa bodoh dengan iman, karakter, komitmen, dll. Prinsip hidupnya: “muda foya-foya, tua kaya-raya, dan mati masuk ‘sorga’” Gaya hidupnya: enjoy aja. Tidak ada ikatan di dalam hidupnya. Mereka bebas melakukan apa yang mereka ingin lakukan. Tidak heran, di zaman postmodern ini, free-sex begitu laku di pasaran bahkan mereka bisa bersuka karena telah melakukan free-sex. Konsep ini jelas tidak beres. Jika semua orang bebas seperti ini, ada beberapa hal yang tidak disadarinya: Pertama, kriteria bebas seperti apa yang ia tetapkan? Kedua, kebebasan seseorang pasti melawan kebebasan orang lain dan pasti terjadi perkelahian di antara mereka.

Kedua, semua hal dianggap humor/tidak serius. Jika di dalam “kamus” hidup orang model A tidak ada humor, maka di dalam “kamus” hidup orang model B semua dianggap humor. Tidak ada jiwa serius apalagi bertanggungjawab atas apa yang dikatakannya. Ya, inilah era di mana tanggung jawab sudah mulai hilang bahkan di kalangan banyak orang “Kristen.” Semua bisa berkata sesuka hatinya tanpa mau mempertanggungjawabkan apa yang dikatakannya.

Ketiga, sangat pandai bergaul. Orang model B ini sangat mudah dan pandai bergaul. Dia memiliki banyak teman/sahabat bahkan dari luar negeri. Dia mungkin seorang yang mudah akrab dengan orang yang baru pertama kali ditemui. Tetapi sayangnya, kita tidak pernah mengetahui apa motivasi sebenarnya dari orang yang sangat mudah/pandai bergaul tersebut.

Keempat, cara berpakaian sangat up-to-dated. Orang model B tidak usah diragukan lagi cara berpakaiannya: sangat gaul, up-to-dated, dan funky. Namun sayangnya, yang ekstrim, mereka berpakaian melampaui batas-batas etika. Hal ini bisa dilihat biasanya pada seorang artis wanita terkenal atau penyanyi pop/dangdut yang berpakaian tidak senonoh. Sebuah berita mengabarkan seorang istri pemimpin gereja besar di Singapore yang adalah seorang penyanyi sekuler mengenakan pakaian yang tidak senonoh yang mempertontonkan payudaranya.

Manakah yang harus dipilih orang Kristen? Orang Kristen jika dituntut untuk memilih, selalu berpikir either … or… Kalau tidak menjadi orang Kristen model A (kepalanya penuh dengan doktrin, namun jadul), maka ia akan menjadi orang Kristen model B. Jika orang Kristen memilih menjadi orang Kristen model A di atas, jangan harap orang dunia bisa bertobat, karena mungkin sekali orang dunia akan melihat keanehan orang Kristen yang benar-benar kaku dan jadul. Sebaliknya, jika orang Kristen memilih model B di atas, mungkin sekali ia cocok dengan orang dunia, namun sayangnya orang dunia yang benar-benar kritis tidak akan menghargai orang semacam demikian, karena orang model B tidak memiliki prinsip hidup bahkan komitmen. Jadi, manakah yang harus kita pilih dengan bertanggungjawab?

PANDANGAN ALKITABIAH TENTANG GAYA HIDUP KRISTEN YANG SEHAT

Jika kita telah melihat ketidakseimbangan gaya hidup “Kristen” di atas, maka sudah saatnya kita melihat apa kata Alkitab tentang gaya hidup Kristen yang sehat. Sebelumnya kita akan menelusuri makna gaya hidup dan dikaitkannya dengan pengajaran Alkitab mengenai gaya hidup Kristen.

Apakah gaya hidup itu? Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) mendefinisikan gaya hidup sebagai, “pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat.” (hlm. 258) Dari definisi ini, kita mendapatkan kesimpulan bahwa gaya hidup berkaitan dengan golongan/kelompok masyarakat. Bukankah ini hal menarik jika kita menggunakannya sebagai saksi Kristus yang menggarami dan menerangi dunia ini? Melalui sekelompok masyarakat Kristen yang memiliki gaya hidup Kristen yang NORMAL/SEHAT, maka kita bisa memenangkan orang banyak demi Kristus. Lalu, bagaimana memiliki gaya hidup Kristen yang NORMAL/SEHAT tersebut? Apakah kita memilih jalan kaku seperti orang Kristen model A atau kita berkompromi seperti orang Kristen model B? Jawabannya: TIDAK. Saya mengembangkan satu istilah: Paradoxical Christian Life Style (Gaya Hidup Kristen yang Paradoks). Artinya, di dalam mengembangkan gaya hidup Kristen, kita TIDAK mengikuti gaya hidup A yang jadul, kaku, dan old-fashioned tersebut, namun kita juga TIDAK mengikuti gaya hidup B yang tidak bertanggungjawab dan kompromi tersebut. Kita mengembangkan satu gaya hidup yang tetap berpusat kepada Allah namun tetap “mendarat” di dunia kita, sehingga kita bisa menjadi garam dan terang bagi dunia berdosa ini.

Roma 12:2 memang mengajar kita bahwa agar kita jangan serupa dengan dunia ini. Frase ini di dalam teks Yunaninya menggunakan bentuk pasif. Artinya, kita TIDAK boleh dipengaruhi dunia ini. Lalu, Paulus mengajar kita untuk memperbaharui akal budi kita agar kita bisa membedakan mana yang kehendak Allah: yang baik, berkenan kepada Allah (=menyenangkan Allah), dan sempurna. Dengan kata lain, di dalam Roma 12:2, Tuhan melalui Paulus menuntut kita memiliki gaya hidup yang berpusat kepada Allah, di mana hati, pikiran, perkataan, dan sikap kita memuliakan Allah. Itu esensi yang harus kita pegang dan tidak boleh dikompromikan. Kita harus mati-matian mempertahankan pola pikir ini bahkan mungkin harus berperang melawan postmodern yang anti-konsep dan semau gue. Tetapi meskipun demikian, kita jangan salah. Kita adalah anak-anak Tuhan yang diutus oleh Tuhan ke dalam dunia, seperti yang dikatakan Kristus sendiri kepada Bapa-Nya tentang para murid-Nya (dan umat pilihan-Nya), “Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.” (Yoh. 17:14-17) Perhatikan doa Tuhan Yesus ini. Kristus mengajar hal paradoks seperti yang telah saya paparkan di atas:

Pertama, umat pilihan-Nya BUKAN berasal dari dunia ini sama seperti Kristus bukan berasal dari dunia ini. Berarti, Kristus sedang mengajar kita tentang status kita. Bagi kita yang termasuk umat pilihan-Nya, kita adalah orang-orang yang BUKAN berasal dari dunia ini, karena kita adalah warga Kerajaan Sorga yang dilahirkan dari Roh (bdk. Yoh. 3:3, 5-6). Seorang yang dilahirkan dari Roh secara status telah dilahirbarukan oleh Roh Kudus untuk percaya kepada Kristus, namun secara kondisi, orang ini perlu terus-menerus hidup dipimpin Roh Kudus (Rm. 8:14). Kita bisa melakukan hal ini semata-mata karena anugerah Allah melalui kuasa pencerahan dan pimpinan Roh Kudus tersebut (bdk. Flp. 2:12-13). Orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah mereka yang menyenangi apa yang Allah senangi dan membenci apa yang Allah benci. Itulah definisi paling jitu tentang menyangkal diri dari hamba-Nya, Pdt. Dr. Stephen Tong.

Kedua, meskipun bukan berasal dari dunia, Tuhan Yesus tidak meminta kepada Bapa agar umat pilihan-Nya diambil dari dunia ini. Mengapa? Karena Kristus mengutus mereka untuk menjadi saksi-Nya yang harus mewartakan kasih Kristus kepada banyak orang (Mat. 5:13-16; Kis. 1:8). Dari sini, kita belajar bahwa kita sebagai anak-anak-Nya DIUTUS menggarami dan menerangi dunia. Lalu, bagaimana cara menggarami dan menerangi dunia? Apakah caranya seperti orang Kristen model A tersebut? TIDAK! Jika kita mencontoh orang Kristen model A, orang dunia dijamin tidak akan bertobat, malah mungkin merasa risih dengan keanehan kita. Cara kita menggarami dan menerangi dunia adalah dengan melihat dunia sekeliling kita dengan perspektif kedaulatan Allah. Berarti, prinsip pertama di dalam cara menjadi garam dan terang dunia, yaitu kedaulatan Allah. Prinsip kedua adalah mengamati kondisi dunia kita (secara obyektif). Kita harus mengerti apa yang sedang terjadi di dunia kita. Caranya adalah dengan kita membaca surat kabar, mengakses internet, menonton film/DVD, dll. Misalnya, ditangkapnya teroris yang ternyata bukan Noordin M. Top oleh Densus 88, dll. Jika kita tidak tahu-menahu tentang kondisi dunia sekitar, bagaimana kita bisa menggarami dunia?

Ketiga, meskipun kita diutus oleh Kristus, Ia meminta kepada Bapa agar Bapa melindungi mereka dari yang jahat dengan menguduskan mereka dengan firman-Nya. Berarti, ketika kita diutus menjadi saksi-Nya, kita tidak ditinggalkan begitu saja, Roh Kudus diutus dan Firman Allah diwahyukan untuk memimpin hidup kita terus-menerus agar kita makin taat kepada Kristus dan siap menggarami dan menerangi dunia kita. Dengan kata lain, Alkitab dan Roh Kudus adalah dua sarana/pagar agar kita bisa menjadi garam dan terang dunia dengan teliti, waspada, dan bertanggungjawab. Berarti kita harus memakai semua sarana dunia yang baik untuk memuliakan Allah. Di dalam theologi Reformed, kita mengenal konsep mandat budaya. Seperti ajaran Dr. John Calvin tentang spiritualitas Kristen, kita tidak anti terhadap dunia, namun kita memanfaatkan segala hal di dunia ini untuk memuliakan Allah. Itulah inti pengajaran Alkitab, kita menaklukkan semua pikiran di bawah kaki Kristus, seperti yang Rasul Paulus ajarkan kepada jemaat di Korintus, “Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,” (2Kor. 10:5) Saya akan memberikan contoh praktisnya. Di dalam zaman sekarang, Facebook sedang ngetren. Apa yang menjadi sikap Kristen? Beberapa orang Kristen yang sangat anti dengan Facebook. Sedangkan banyak orang Kristen yang tergila-gila dengan Facebook. Lalu, bagaimana sikap kita? Ingat, gaya hidup orang Kristen adalah gaya hidup paradoks! Berarti sebagai orang Kristen, kita memiliki misi dan visi tersendiri di dalam mendayagunakan Facebook tersebut. Meskipun tidak harus melulu diisi dengan hal-hal rohani, kita harus menebus Facebook bagi Kristus. Caranya dengan memberitakan Injil dan kebenaran Firman melalui Catatan/Notes di Facebook atau yang lainnya. Hal serupa dengan forum dan milis (Kristen) di internet. Masuklah ke forum dan milis tersebut, beritakan suara kebenaran dari iman Kristen yang beres, supaya nama Tuhan dipermuliakan.

KESIMPULAN

Melalui gaya hidup Kristen yang paradoks:

Pertama, kita TETAP memiliki prinsip hidup yang kokoh dan kuat untuk hal-hal primer sesuai dengan prinsip Alkitab yang konsisten dan menyeluruh, namun kita TIDAK kaku terhadap hal-hal sekunder. Hal-hal seperti baptisan anak, model baptisan (percik, selam, dll), penggunaan Facebook (dan sejenisnya), dll adalah hal-hal sekunder yang TIDAK perlu diributkan bahkan dipertengkarkan. Kita memegang teguh prinsip dasar dan pentingnya, namun kita tetap menghargai unsur-unsur sekunder yang tidak terlalu penting. Saya takut khususnya mereka yang bertheologi Reformed, gemar berdebat untuk urusan-urusan sekunder bahkan memblame sesat/bidat bagi mereka yang menolak doktrin Reformed yang sekunder (misalnya: baptisan anak, dll). Hal itu TIDAK menjadi berkat bahkan mungkin bisa menjadi batu sandungan! Bertobatlah dan jangan menjadi orang Kristen (Reformed) EKSTRIM!

Kedua, kita tetap mempertahankan pentingnya esensi ketimbang fenomena, tetapi TIDAK mengabaikan fenomena sama sekali. Artinya, kita memang melihat esensi lebih penting dan signifikan ketimbang fenomena, namun fenomena tidak boleh dibuang sama sekali. Mengapa? Karena kita adalah manusia yang hidup di DUNIA. Mau tidak mau, suka tidak suka, fenomena tetap perlu. Adalah suatu kegilaan jika ada orang Kristen yang terlalu mementingkan esensi bahkan untuk hal-hal tidak terlalu penting. Misalnya, untuk urusan makan lemper, bakso, dll, ada pendeta yang mengajar bahwa kita harus mementingkan unsur nilai, bukan hanya murah atau mahalnya. Nilai memang harus diperhatikan, tetapi TIDAK berarti setiap detail hidup kita sangat mementingkan nilai, itu GILA namanya! Pdt. Dr. Stephen Tong sendiri yang mengerti nilai TIDAK sampai seekstrim si pendeta itu. Pdt. Stephen Tong kalau makan dan bepergian dengan menggunakan transportasi selalu mencari yang paling murah. Berarti NILAI/ESENSI ada batasnya! Belajar hidup NORMAL sebagai anak Tuhan!

~ Halaman ke-1 ~

TUKANG ENGKOL SPBU YANG JADI CEO

"I OWE THIS TO YOU". Kalimat ini ingin sekali diutarakan Darwin Silalahi kepada Gess Laving. Gess adalah salah seorang petinggi British Petroleum (kini sudah berubah menjadi Beyond) Indonesia periode 1987-1990. Bagi Darwin, mantan atasannya itu berkontribusi besar dalam mengubah jalan hidup, termasuk meretas pencapaian karirnya saat ini.

Darwin sekarang adalah Chief Executive Officer (CEO) PT Shell Indonesia. Ia pribumi pertama yang memuncaki jabatan perusahaan yang berkantor pusat di Belanda itu. Bergabung sejak April lalu, Juni ini ia diangkat menggantikan Bob Moran, CEO Shell Indonesia sebelumnya. Sebuah prestasi luar biasa.

Utang budi Darwin di masa lalu tak ada hubungannya dengan materi, apalagi jabatan. Ia hanya merasa Gess telah menemukan potensi lain dalam dirinya. Ya, di BP 20 tahun silam itu, Darwin hanyalah seorang geophysicist. Ia masih staf biasa, sebelum akhirnya dikirim perusahaan melanjutkan studi S2 di University of Houston.

Studi ini menjadi titik balik kehidupannya. Ia yang berlatar belakang fisika, lulus S1 dari Fisika UI tahun 1985, dan berkarir sebagai geofisika, malah diminta belajar manajemen. "Di situlah kehebatan Gess," kenangnya. Dan tak sebatas itu. Ia masih ingat benar motivasi Gess agar dirinya tidak takut keluar dari comfort zone-nya (bidang fisika) selama ini.

Mulanya, Darwin menolak. Bukan karena tak tertarik dengan bidang yang akan dipelajari, tapi berkaitan dengan kemampuannya. Ia kurang percaya diri. Betapa tidak, atasannya langsung, Dave Taylor, yang pernah mengenyam pendidikan serupa berakhir kurang memuaskan. Di BP, saat itu, siapa pun tahu Dave adalah karyawan paling berbakat dan potensial.

Gess hanya membesarkan hatinya. "Kalau kamu tidak berhasil dalam program ini, kamu juga ingat, Dave pernah gagal," kata Gess, seperti ditirukan Darwin. Momen itu tak akan terlupakan. Yang terus dipikirkannya, bagaimana seorang atasan bisa percaya dengan pemula seperti dirinya, sementara karyawannya yang paling berbakat pernah gagal.

Sejak itu, ia mulai nyandu dengan ilmu manajemen. Nah, bicara soal gaya memimpin, inspirasi tak hanya datang dari Gess. Ia juga mengaku sangat terkesima dengan keberhasilan Robby Djohan. Menurutnya, ketika masih di Bank Niaga, bankir kondang itu sukses mencetak eksekutif berkualitas. "Saya ingin Shell seperti Bank Niaga. Saya merasakan betul bagaimana hal itu pernah terjadi pada saya ketika masih bekerja di BP," katanya.

Soal mencetak eksekutif ini, sebenarnya ia cuma bicara tentang obsesi. Pekerjaan utamanya di Shell tetap saja satu: bagaimana menjadikan perusahaan migas multinasional ini jadi yang terbaik di sektor hilir, alias mampu mengalahkan dominasi Pertamina dalam waktu dekat, memang tidak mungkin. Tapi, paling tidak menjadi yang terkuat nomor 2.

Bagi Shell, Indonesia adalah pasar yang strategis. Deregulasi sektor hilir migas membuat pasar BBM dalam negeri makin seksi. Perubahan itu, memungkinkan swasta lain di luar Pertamina bisa berkompetisi secara sehat. "Ke depan kami juga sedang menjajaki kemungkinan ikut mendistribusikan BBM bersubsidi (premium)," katanya.

Dan nyatanya, Indonesia memang pangsa yang gemuk. "Masih under pomp. Rasio jumlah pompa bensin tidak sebanding dengan kebutuhan penduduk Indonesia yang sangat padat," terang Darwin. Di Malaysia, ia menambahkan, kami menjadi nomor dua setelah Petronas. Untuk diketahui, di Malaysia yang penduduknya hanya 20 juta, Shell memiliki 900 SPBU.

Di Indonesia jumlah SPBU itu baru 10 buah. Kesepuluh SPBU itu telah memasarkan produk BBM kelas atas, atau nonsubsidi, seperti RON (research octane number) 92 (sekelas Pertamax) dan RON 95 (sekelas Pertamax Plus). Untuk menggenjot volume, kata Darwin, Shell berencana ikut masuk di kelas Ron 88 (sekelas premium). Tapi, ya itu tadi, mereka masih bersikap wait and see hingga ada kejelasan baru soal aturan main di bisnis hilir. Inilah sisi kritis itu. Agar optimal, Shell tidak bisa tidak mesti mengusahakan country chairman diduduki orang lokal.

Darwin lahir dan besar di Balige, Sumatra Utara. Ayahnya memiliki 2 istri. "Ibu dinikahi ketika masih berusia 18 tahun, sementara ayah 65 tahun," tuturnya. Ia memiliki 7 saudara kandung, dan tiga saudara tiri. Latar kehidupan keluarga besar ini terbilang biasa saja. Ekonomi keluarga ditopang dari kegiatan SPBU. Jangan membayangkan seperti di kota besar, di Balige, bisnis menjual BBM termasuk skala usaha kecil. "Saya pernah bekerja di sana sebagai tukang engkol (alat pemutar) mesin SPBU manual," katanya.

Dan Balige ternyata terlalu sempit untuk aktualisasi diri. Menginjak kelas dua SMU, ia pun merantau ke Jakarta. "Saya tinggal dengan saudara," katanya. Di belantara Ibu Kota, kehidupan malah terasa lebih berat. "Saya biasa tidak punya uang jajan. Kalau haus, saya tinggal pergi ke penjual minuman, minta es batu," kenang alumni SMA 70 Jakarta ini.

Di tengah himpitan ekonomi, nyatanya ia tetap mampu mencetak prestasi. Penggemar pelajaran matematika dan fisika ini lulus dengan amat memuaskan. Ia memperoleh nilai matematika 10. "Harusnya, angka sempurna itu milik Tuhan," tutur Darwin, tentang gunjingan para gurunya kala itu.

Ia kemudian diterima di Universitas Indonesia. Di kampus pelat merah ini beban hidupnya tak sedikit pun berkurang. Malah semakin limbung ketika datang kabar dari kampung. "SPBU milik keluarga harus tutup. Biaya operasional sudah tidak sebanding dengan pendapatan," ujarnya. Selain biaya kuliah, bebannya kini bertambah: ia juga harus berkontribusi terhadap kelangsungan keluarga besarnya. Tapi, Darwin bukan tipe orang yang mudah putus asa. Untuk meringankan beban, ia bekerja paruh waktu sebagai guru bimbingan belajar dan privat.

Hasilnya memang lumayan. Tapi, itu belum cukup untuk memperbaiki kualitas hidupnya. "Saya cuma makan tempe dan kuah sop. Kalau Pak Kumis lagi baik, saya suka diberi suwiran daging, untuk perbaikan gizi," katanya terbahak. Pak Kumis yang diceritakan ini adalah seorang pemilik warung makan di depan UI Salemba.

Roda hidupnya mulai berputar ketika ia lulus kuliah pada 1985. Ia mulai diterima bekerja di British Petroleum Indonesia. Karir profesionalnya mulai menanjak ketika dikirim belajar ke Amerika. Selama studi, ia dititipkan di BP Exploration Houston. Tiga tahun berselang (1994) ia kembali ke Indonesia. Kepulangannya menandai akhir kemesraannya dengan BP.

Keluar dari BP, Darwin bergabung dengan Dharmala Group. Di perusahaan ini ia beberapa kali menjabat sebagai senior executive, hingga mencapai posisi puncak sebagai Direktur Corporate Planning and Development. Pada 1997 ia dibajak Bakrie and Brothers. Di konglomerasi milik keluarga Aburizal Bakrie ini ia ditunjuk sebagai Group Chief Operating Officer (COO). "Ini fase yang paling mendebarkan. Ketika itu usia saya baru 36 tahun, terlalu muda dan minim pengalaman," katanya.

Di Grup Bakrie ia tak lama. Pada 1998 Darwin mengambil keputusan paling dramatis: berkarir di birokrasi. Ia menjadi Direktur Jenderal Kementerian BUMN-RI yang bertanggung jawab melakukan restrukturisasi dan privatisasi 14 BUMN yang bergerak di sektor komunikasi, transportasi, dan utilitas publik. Pada 2000, ia kembali ke swasta. Ia diangkat menjadi CEO Booz Allen Hamilton Indonesia.

Pada April 2007, Darwin bergabung dengan Shell. Tepat 2 bulan kemudian, tukang engkol sebuah SPBU di Balige itu, akhirnya menahkodai Shell Indonesia. Ini menjadi puncak sekaligus akhir dari karirnya di ranah profesional. "Pensiun dari sini, saya hanya ingin mengajar," katanya.

~ Halaman ke-2 ~

Belajar Dari Semut

Suatu hari Raja Daud mengajak Salomo anaknya utk menemaninya berjalan-jalan di taman istana. Setelah letih berkeliling duduklah ia di bawah sebuah pohon yang rindang. Dilihatnya Salomo sedang asik memandangi sesuatu. Rasa penasaran Daud mendorongnya untuk menghampiri Salomo. "Anakku apa yang sedang engkau lihat?" tanya sang ayah.

"Oh lihatlah ayah sekawanan semut itu, mereka begitu sibuk mengangkat daun menuju sarang. Untuk apa sebenarnya daun-daun itu?" tanya Salomo kepada ayahnya.

"Daun itu adalah makannya, anakku. Ini adalah musim dimana mereka biasa mengumpulkan makanan, untuk bekal ketika salju mulai turun menutupi bumi." Jawab Daud.

"Lihatlah mereka begitu kecil tapi sanggup mengangkat daun yang begitu besar, bahkan jauh lebih besar dari tubuh mereka sendiri. Ternyata semut tidak selemah yang aku kira selama ini." Sambung Salomo. Dia tampak begitu heran dan kagum dengan pemandangan yang sedang dilihatnya.

"Yah itulah Kuasa Tuhan, bahkan binatang yang paling lemah diberikan Tuhan kekuatan melebihi yang lain. Tuhan itu adil. tahukah kamu anakku, semut yang kecil ini sanggup mengangkat beban yang bahkan 10 kali lebih berat dari tubuhnya. Seekor gajah yang paling besarpun tidak akan sanggup menandingi kekuatan seekor semut. Anakku, jangan pernah sekalipun engkau meremehkan mereka yang tampak lemah. Belajarlah dari semut! Jika engkau nanti menjadi seorang raja". Jawab Raja Daud.

"Engkau tahu berapa lama mereka akan mengangkat makanan-makanan itu?" tanya Raja.

"Entah ayah, mungkin sampai nanti sore". Jawab Salomo.

"Tidak nak, tidak seperti itu. Mereka akan terus bekerja mengumpulkan makanan hingga musim dingin tiba. Lihatlah bagaimana mereka bekerja! Mereka seakan tidak pernah lelah. Tidak ada yang diam, tidak ada yang tampak sedang asik bersantai bukan?" sambung Raja Daud.

"Ya, ayah benar. Mereka semua bekerja! Tapi Ayah, mungkinkah karena mereka takut akan dihukum jika tidak bekerja? mungkin ada yang sedang mengawasi mereka bekerja." Salomo mencoba mengajukan argumennya.

"Tidak, tidak ada yang mengawasi, semut bukan budak dari siapapun. Semut hanya memiliki seorang ratu yang bertugas melahirkan para semut, sedangkan sebagian besar semut adalah jenis pekerja dan sisanya adalah semut prajurit yang bertugas menjaga koloni dan ratu mereka. Tapi tidak untuk mengontrol para pekerja." Jawab Raja Daud.

"Anak ku, jika engkau mau merenungkannya, engkau bisa belajar banyak dari kehidupan para semut." Sambung Raja Daud.

"Apakah itu ayah, katakanlah supaya aku ini mengert." Pinta Salomo.

"Baiklah, supaya engkau tahu, semut adalah binatang yang bijaksana, yang menyadari bahwa untuk segala sesuatu ada masanya. Mereka menyadari ada waktu untuk mengumpulkan dan bekerja serta ada waktu untuk beristirahat. Ketika masa untuk bekerja datang, mereka akan menggunakannya untuk mengumpulkan bekal makanan. tak satupun dari mereka yang berusaha mencuri waktu untuk bersantai dan bersenang-senang. Karena mereka sadar ketika musim dingin tiba, mereka akan dapat beristirahat di dalam sarangnya yang hangat, semua beristirahat, tidak ada yang bekerja. Mereka makan dan minum, berpesta sambil menanti datangnya musim semi."

"Yang kedua, sebagai semut, mereka tahu bagaimana hidup dalam bersama dalam komunitasnya. Setiap semut paham akan tugas dan perannya masing masing. Mereka menjalankan tugasnya dengan setia. Mereka tidak perlu dipaksa dan tidak perlu didikte. Mereka tetap bekerja tanpa perlu diawasi. Tiap-tiap semut akan melakukan tugasnya dengan sukarela dan sungguh-sungguh. Yang satu tidak iri dengan yang lain. Selain rajin, semut adalah binatang yang memiliki integritas tinggi."

"Anakku jika engkau nanti menjadi seorang raja yang akan memimpin bangsamu, ajaklah rakyatmu belajar dari para semut." Sambung Sang Daud.

Tak terasa hari semakin siang. Matahari sudah berada tepat di atas kepala. Digandengnya tangan Salomo. "anak ku sudah saatnya untuk pulang. Masih cukup waktu untuk kamu bisa merenungkannya nanti."

Ya masih banyak waktu bagi kita untuk merenungkan, betapa tidak sempurnanya kita sebagai manusia, hingga masih harus belajar dari para semut.

Selasa, 27 Oktober 2009

EDISI 01 TAHUN 2010

Hal Sederhana
Matius 25:21 - "Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."

Suatu kali seorang anak kecil datang menghampiri ibunya, katanya seperti ini, "Ma, aku mau ngebantu papa membetulkan mobil itu, tapi aku gak tahu caranya. Aku kan tidak mengerti tentang mesin. Nanti bukannya membantu malah ngerusakin lagi." Sang ibu yang melihat keinginan besar dari anaknya menjawab, "Nih, kamu bawa gelas air kasih ke papa sana," Tanpa disuruh dua kali, ia pun berjalan perlahan-lahan sambil membawa segelas air.

Tidak berapa lama kemudian sampailah di samping ayahnya yang sedang bekerja. Namun, saking seriusnya ayahnya tidak menyadari kehadiran si anak. Tidak kehabisan akal, si anak pun menepukkan tangannya ke paha sang ayah dan benar ayahnya pun menoleh kepadanya. Dengan tersenyum, anak kecil ini menyodorkan gelas berisi air kepada sang ayah. Terkejut dengan apa yang dilakukan anaknya, sang ayah menerima gelas tersebut dan meminumnya.

Setelah meminum air tersebut, sang ayah pun mengucapkan kata-kata terima kasih kepada si anak, "terima kasih ya nak udah bawain papa air minum. Apa yang kamu lakukan telah membantu papa sehingga papa tidak kehausan lagi dan bisa menyelesaikan memperbaiki mobil yang sedang rusak ini".

Seringkali kita pun berpikir sama dengan yang anak kecil itu pikirkan. Kita berusaha keras mencari bagaimana menyenangkan hati Tuhan dengan giat dalam pelayanan mimbar atau persekutuan yang menghadirkan ribuan jiwa. Kita merasa dengan melakukan semua itu kita telah membuatnya tersenyum. Namun, ternyata Dia tidak terlalu memperhatikan itu.

Yang membuat Allah tersenyum adalah ketika Anda dengan setia mencari wajah-Nya setiap hari; tidak bersungut-sungut ketika mendapat pekerjaan yang sepertinya remeh yang diberikan oleh orang di keluarga, kantor, maupun gereja Anda. Semua itu mungkin terlihat sederhana bagi orang-orang dunia, tetapi Dia memperhitungkannya. Ukuran Tuhan menilai Anda adalah kesetiaan.

~ Halamana ke-1 ~

Bersandar Allah Adalah Pondasi Yang Tak Tergoncang
oleh: Pdt. DR. STEPHEN TONG
Ringkasan khotbah Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) Sydney
Australia tanggal 30 Agustus 2009

Nats: Mazmur 125:1-2

‘Orang-orang yang percaya kepada Tuhan adalah seperti gunung Sion yang tidak goyah, yang tetap untuk selama-lamanya. Yerusalem gunung-gunung sekelilingnya demikianlah Tuhan sekeliling umat-Nya dari sekarang sampai selama-lamanya.’

Mazmur 125:1-2 ini terjemahan yang lebih tepat ialah ‘barangsiapa yang bersandar kepada Tuhan, dia akan kokoh seperti Yerusalem yang dikelilingi oleh gunung-gunung demikian Tuhan mengelilingi orang-orang yang bersandar kepada Dia.’ Pada waktu saya membaca dan merenungkan kalimat ini saya mendapatkan satu kekuatan: di mana mungkin kita mendapatkan dasar yang tidak akan goyah untuk selama-lamanya? Plato 2350 tahun yang lalu mengatakan mungkinkah di dunia yang goncang ini kita bisa mendapatkan fondasi yang tidak goncang? Mungkinkah di dalam alam yang relatif ini kita dapat prinsip yang mutlak? Mungkinkah di dalam segala sesuatu yang terus berubah kita mempunyai dasar yang tidak berubah? Mungkinkah di dalam hidup yang hanya beberapa puluh tahun ini kita mempunyai sesuatu dalil yang tidak pernah berubah untuk selama-lamanya? In between the mutable and the immutable, in between the relative and the absolute, in between the temporal and the eternal, in between the changeable and the unchangeable, di mana hidup kita? Pertanyaan itu sebenarnya dijawab secara implisit: tidak ada.

Dunia yang relatif tidak bisa memberikan kepada kita hidup yang mutlak. Dunia yang berubah tidak mungkin memberikan jaminan ketidak-perubahan. Dunia yang sementara tidak bisa memberikan kekekalan. Tetapi kenapa justru manusia yang hidup di dalam dunia ini tidak puas dengan hal yang sementara, yang relatif, yang berubah ini? Kenapa manusia yang tidak mutlak punya konsep kemutlakan? Kenapa kita yang tidak sempurna mempunyai pikiran kesempurnaan? Kenapa kita semua ada konsep kesempurnaan, konsep kemutlakan, konsep kekekalan, konsep keutuhan, itu semua datang darimana? Tidak ada orang yang bisa menjawab kecuali kita kembali kepada Alkitab. There is the source, the foundation, the core of the image and the likeness of God. Kita dicipta menurut peta dan teladan Allah. Anything which is in God, His substance has a shadow in our lives. Segala sesuatu yang berada di dalam Tuhan ada bayang-bayangnya di dalam diri manusia. Karena Allah itu sempurna, itu sebab kita mempunyai satu imajinasi kesempurnaan. Sebab konsep dasar yang membentuk kita disebut sebagai manusia. Maka itulah sebabnya baik Plato, Socrates maupun Aristotle yang begitu hebatpun sadar hidup mereka hanya beberapa puluh tahun dan sesudah itu mati, tetapi mereka adalah peta teladan Allah dan dari konsep sedalam-dalamnya, tuntutan konsep sempurna, keutuhan dan kekekalan tidak berubah. Itu menjadi satu gairah, menjadi satu dorongan mereka hidup menjadi filsuf. Tetapi filsuf berbeda dengan theolog. Apa bedanya theologi dan filosofi? Ada orang bilang filsafat itu antroposentrik sedang theologi itu teosentrik. Filsafat itu berpikir jadi manusia, theologi itu Allah memberikan wahyu dari surga. Saya berkata kepada saudara, filsafat dan theologi itu bedanya adalah: Theology answers the questions, Philosophy questions the answers. Filsafat terus bertanya, kenapa, kenapa, kenapa? Theologi menjawab dan menjawab.

Tetapi Filsafat kembali tanya, kenapa begini-begini? Tidak habis-habis. Tuhan memberikan kebenaran, manusia mencari kebenaran. Kemarin malam lebih dari satu jam saya hanya berbicara mengenai satu hal: manusia adalah satu-satunya mahluk yang tidak mungkin puas kecuali dia mengerti kebenaran. Mengerti kebenaran adalah satu daya dasar yang mendorong manusia hidup di dalam dunia tetapi bagaimanapun tidak mungkin mendapat jawaban kecuali takluk kepada jawaban yang diwahyukan oleh Tuhan. Yang disebut ‘setia kepada yang asal, setia kepada yang benar-benar BENAR’ itu namanya pistos, itu namanya iman. Lalu yang ‘benar-benar BENAR’ itu siapa? Tidak lain adalah Kristus. Only Jesus Christ is the originality flawless perfection. And why we believe in Jesus? To return to the truth. Khotbah semacam ini tidak ada di dalam buku apa pun di dunia dan tidak ada penginjil, evangelist, atau theolog yang memotong cara ankle ini ke dalam pikiran manusia. Di sini diberikan jawaban bahwa mungkin mencapai hidup yang tidak pernah goncang jikalau engkau bersandar kepada Tuhan. Kalau saya bersandar kepada tembok ini karena saya kira tembok ini kuat, padahal tembok ini bisa jatuh maka saya akan ikut jatuh, bukan? Kepada siapa engkau bersandar? Sandar kepada Amerika? Amerika sendiri mau mati sekarang. Sejarah adalah satu buku besar untuk mendidik manusia. Salah satu profesor saya namanya adalah S-E-J-A-R-A-H. Saya tidak banyak mengutip buku, tidak banyak mengutip dari profesor-profesor tetapi saya mengamati. Da Vinci mengatakan pengetahuan datang bukan dari ruang kuliah, pengetahuan datang dari pengamatan fakta. Kalimat ini telah mengubah dunia. Kenapa ada orang yang belajar sampai mendapat Ph.D. yang luar biasa pandai tetapi anaknya tidak karu-karuan? Kenapa seorang ibu tua di kampung yang tidak pernah sekolah, anaknya bisa menjadi berhasil? Karena wisdom is superior than knowledge. Our world is the world full of knowledge but lack of wisdom. Kalimat ini diucapkan oleh Bertrand Russell di tahun 1940, padahal dia sendiri termasuk orang seperti itu. Dia punya empat isteri dan mencoba pernikahan bebas. Itu yang menghancurkan sexual life di Inggris dan mempelopori imoralitas di seluruh dunia. The revolution of sex membuat dunia menjadi hancur. Di mana moral tidak diperketat, di situ hidup akan hancur.

Pengetahuan tidak pernah mengikat manusia tetapi pengetahuan sesungguhnya membebaskan manusia. Kalimat ini keluar dari orang yang sejaman dengan Yesus yaitu Seneca, “Truth can never make you rich but truth can set you free.” Kalimat itu muncul juga dari Tuhan Yesus Kristus, “You should know the truth and the truth will set you free.” Saya belajar dari sejarah, saya baik-baik menaati semua dalil sejarah. Saya mengetahui ada beberapa hal yang manusia tidak bisa lepas daripada apa yang sejarah berikan kepada kita. Setelah perang dunia selesai, Amerika yang kuat dan tidak terganggu apa-apa selain Pearl Harbour, kirim jendral Marshall ke Eropa rundingan dengan Perancis, rundingan dengan Inggris untuk memberikan American Aid sampai Eropa bangun kembali. Marshall ke Tiongkok juga dan bicara dengan pemimpin KMT, tetapi setelah bicara dia geleng-geleng kepala. Sampai di Amerika ditanya apakah kita mau bantu Tiongkok, dia bilang negara itu sulit dibantu, mereka apa pun tidak mau kerja apa-apa selain melahirkan anak. Kalau American Aid dikirim untuk bantu orang Cina, saya percaya perlu bantu 3000 tahun karena negara itu tidak ada apa-apa lagi. Mereka terlalu banyak kebutuhan tidak habis-habis.

Akhirnya Amerika tidak bantu. Lalu Mao Ze Dong bilang tidak perlu bantuan Amerika, kita bisa menolong diri sendiri. Dari tahun 1949-2009 persis 50 tahun, sekarang Amerika menjadi pengemis minta Cina bantu mereka. Sekarang Amerika menjadi negara yang paling miskin, berhutang 900 trilliun dalam 10 tahun dan Tiongkok meminjamkan uang untuk mereka. Kenapa jadi begitu? Ada dalil-dalil sejarah yang tidak berubah. Kalau engkau dilahirkan dari keluarga kaya dan khususnya papa dan mamamu memanjakan kamu terus untuk memakai uang sebanyak-banyaknya, hari depanmu akan menjadi pengemis. Kembali kepada Alkitab. Berikan pendidikan dan kesulitan kepada anakmu biar dia jangan berfoya-foya.

Baru umur 10 tahun sudah pakai branded. Anak perempuan saya kalau lihat kaca lebih dari 2 menit akan saya potong rambutnya sampai gundul. Orang perempuan yang terus lihat kaca mana ada waktu untuk baca buku? Bagaimana mencapai hidup yang betul-betul bermutu? Saya katakan kepada saudara seluruh dunia berubah. Orang yang kerja berat, selalu rajin, jujur dan tekun, mendapat uang berhemat, orang itu hari depannya akan bagus. Semut saja lebih pintar daripada manusia.

Guru saya selain sejarah yaitu semut. Alkitab berkata, lihat kepada semut, adakah semut malas? Heran, semut kalau jalan speed-nya selalu sama. Tidak ada semut yang nongkrong. Semut tidak ada yang malas, semut tidak ada yang tidak sopan, semut tidak ada yang jalannya pelan. Semua rajin dan gesit dan semua menyimpan makanan untuk musim dingin. Tidak ada semut yang mati kelaparan. Semua itu bijaksana alam bagi kita. Belajar dari alam yang Tuhan ciptakan. The wisdom is shouting out the street, kata Amsal. Saya kaget membaca kalimat ini. Bijaksana berteriak di jalan-jalan. Maksudnya, engkau jalan di Pasar Baru, engkau jalan di Thamrin, sepanjang jalan itu ada teriakan-teriakan yang tidak kedengaran, apakah itu? Teriakan bijaksana.

Kenapa Immanuel Kant tidak pernah sekolah ke luar negeri tetapi dia sendiri menjadi wejangan semua luar negeri? Karena dia berpikir, dia belajar. Dan bijaksana yang tertinggi adalah takut akan Tuhan dan mengamati serta mengagumi seluruh ciptaan-Nya di alam semesta. Dengar firman-Nya melalui nabi-nabi dan rasul-rasul dan betul-betul menekuni segala sesuatu yang ada di dalam Alkitab. Itulah bijaksana. Saya tidak berarti menyuruh saudara berhenti sekolah lalu gulung tikar pulang ke rumah, tetapi saya berkata kepada saudara, mari kita kembali kepada kitab suci. Tidak ada buku yang memberikan pengajaran yang lebih hebat daripada kitab ini.

Dan di sini dikatakan orang yang bersandar kepada Tuhan hidupnya akan kokoh seperti Sion. Benarkah Sion itu kokoh? Sion adalah satu gunung yang tidak penting dan tidak besar. Himalaya tingginya 8892 m dan sekarang ini malah sudah bertambah menjadi 8902 m karena gempa bumi 1 1/2 tahun yang lalu di kota Zechuan menjadikan seluruh pegunungan Himalaya naik 10 meter. Bayangkan gempa bumi itu berapa besar.

Dan karena gempa bumi itu kota Nanjing seluruhnya pindah satu meter. Padahal jarak kota Nanjing dan Sechuan 2000km. Sechuan adalah satu tempat penting sejak Sam Kok sebagai satu tempat yang paling strategis di dalam militer. You should have that piece of land in order to control the whole China. Kenapa? Karena ini daerah yang begitu berbahaya sehingga untuk masuk menyerang ke dalam begitu sulit dan dari situ untuk mendorong semua musuh begitu gampang. Jadi itu adalah daerah yang paling strategis di seluruh Tiongkok dan menurut National Geographic yang mengukur seluruh lapisan kulit bumi rata-rata tebalnya 30km tetapi hanya satu tempat yang tebalnya dua kali daripada bagian bumi manapun yaitu lapisan kulit bumi di Zechuan, 60 km. Tempat itu paling kuat, paling hebat dan paling kokoh. Maka pemerintah Cina menaruh 7800 ilmuwan nuklirnya di situ. Strategi orang Komunis hebat sekali sudah menemukan semua itu. Atomic bomb scientist and atomic nuclear scientist semua ditaruh di situ. Tempat yang paling aman, tempat yang paling tidak goncang, tempat yang paling tidak mungkin ada gempa bumi. Semua ini membuktikan tidak ada satu tempatpun di bumi yang aman. Tidak ada satu tempatpun di bumi yang kekal. Semua adalah sementara, semua akan goncang, semua bisa berubah.

Saya bersyukur kepada Tuhan. Dia berjanji orang-orang yang bersandar kepada Tuhan hidupnya kokoh untuk selama-lamanya seperti Sion, dikelilingi oleh gunung-gunung. Orang yang takut akan Tuhan juga hidupnya dikelilingi oleh Tuhan sama seperti satu tangan yang aman. Sion adalah satu bukit yang tidak ada apa-apanya. Kenapa di sini dia menjadi gunung yang paling penting? Kalau dikatakan orang yang bersandar kepada Tuhan seperti gunung Himalaya, masih lumayan. Tetapi seperti gunung Sion?

Seolah tidak mengerti geografi. Tetapi ini bukan bicara mengenai geografi tetapi mengenai sejarah, karena Sion berada di tepi sungai Yordan. Di kanan dan kiri sungai ini secara lapisan geologinya berbeda ribuan tahun. Apa artinya?

Sion di sebelah kiri yaitu East Bank dan Yerikho di sebelah kanan yaitu West Bank itu lapisan geologinya bedanya ribuan tahun. Itu membuktikan pernah terjadi gempa bumi yang terbesar di daerah itu sehingga sehingga seluruh tanah longsor dan merosot sehingga mengakibatkan seluruh lapisan bumi di situ berubah. Maka kita tidak boleh mengerti Alkitab dengan harafiah. Yang menjelaskan secara harafiah akan buntu. Yang mengerti arti rohaninya akan hidup. Maka apa artinya ‘seperti Sion’? Sion adalah satu-satunya bukit yang dipilih Tuhan di mana peti perjanjian boleh ditaruh di sana. Berarti Sion adalah satu-satunya tempat di mana tangan Allah berjanji untuk memimpin dan memelihara manusia sampai selama-lamanya. Inilah arti iman. The temple of God is in that mount. The ark of God is in that mount. The faithfulness of the covenant of God is sealed in that mount. Satu-satunya bukit di mana ada peti perjanjian, di mana ada perjanjian, di mana ada hukum Tuhan yang tidak berubah. Dunia ini langit dan bumi akan berubah, tetapi hanya Taurat Tuhan satu titikpun tidak pernah berubah. Tuhan berjanji dengan manusia dan janji Tuhan bisa dipercaya.

Kenapa Singapura ekonominya merosot? Karena mereka terlalu percaya dengan Amerika. Citibank is the strongest bank merosot begitu besar. Alkitab sendiri mengatakan uang itu mempunyai sayap dan bisa terbang jauh darimu. Engkau bilang, mana bisa? Saya akan kunci di dalam peti, mau terbang kemana? Uang itu bukan cuma lembaran tetapi ada nilainya. Kalau nilainya sudah turun, engkau makin kunci makin celaka. Mau tukarpun lebih lama membukanya. Itulah manusia yang pikir semua bisa dipercaya. Apa saja tidak bisa dipercaya, semua akan ambruk. Politik akan ambruk. Ekonomi akan ambruk. Hati manusia berubah. Isteripun bisa berubah. Tidak ada yang kekal. Jangan pernah berharap kepada manusia. Engkau mesti belajar bersandar kepada Tuhan. Bersandar hanya kepada Tuhan. Orang yang bersandar kepada Tuhan, dia seperti Sion yang dikelilingi oleh gunung-gunung. Orang yang bersandar kepada Tuhan adalah dikelilingi oleh Tuhan sendiri. Kenapa kita bersandar kepada Tuhan? Karena Tuhan adalah Tuhan yang berjanji. Allah yang sejati adalah Allah yang berjanji. Kitab Allah adalah kitab perjanjian. Tuhan Yesus sebelum mati di kayu salib Dia menggenapkan Perjanjian yang Baru. Perjanjian yang Lama diteguhkan oleh Tuhan dengan tanda tangan dari darah binatang. Perjanjian yang Baru ditandatangani oleh Tuhan dengan darah Anak-Nya yang tunggal. Tuhan tidak pernah mungkir dari apa yang Dia janjikan. Janji Tuhan berdasarkan tiga prinsip.

Pertama, the unchangeable of God’s atribute. Kedua, the eternity of His substance. Ketiga, the honesty of His relationship with us. Allah yang kekal, Allah yang tidak berubah, Allah yang jujur berkata “Aku akan beserta dengan engkau sampai selama-lamanya.” Janji itu adalah janji yang kekal. Kalau engkau hidup di dalam human relationship only, engkau akan kecewa. Berjanji di dalam Tuhan you akan menikmati kekekalan, kejujuran dan ketidakberubahan, engkau akan kokoh luar biasa.

Ibu saya umur 33 tahun sudah menjadi janda. Wajahnya lumayan dan banyak yang masih mau menikah dengan dia. Tetapi dia berjanji kepada Tuhan sampai mati akan menjanda dan sampai mati akan setia. Aku akan bersandar kepada kekuatanMu untuk membesarkan anak-anakku dan aku tidak minta pertolongan siapa pun. Tuhan tidak meninggalkan dia, Tuhan mendengarkan doanya. Waktu saya umur 6 tahun setiap pagi terbangun mendengar doa mama saya selama 1 jam itu menggetarkan hati saya. The faithful widow, the faithful mother cried, “My God, my Lord, beri kekuatan kepadaku untuk membesarkan anak-anakku. Engkau adalah Bapa dari anak piatu dan Pembela dari para janda karena firmanMu mengatakan janji ini. Saya sekarang bersandar kepada-Mu, peganglah tanganku.” Dia diberi Tuhan tujuh anak laki-laki dan satu-satu dia bawa di dalam doanya. Doa dan membaca kitab suci satu jam, lalu baru kerja dan mengantar anak-anak ke sekolah. Tuhan mendengar doanya. Di antara 7 anak, 5 yang menjadi pendeta. Ini memecahkan rekor sejarah gereja Tionghoa dan saya betul-betul dipengaruhi oleh iman seperti itu dan saya berjanji kalau saya sudah menyerahkan diri, sampai mati saya tidak akan berubah karena Tuhan yang berjanji adalah Tuhan yang tidak berubah. Saya akan melayani sampai mati. Saya menjadi orang Kristen susah luar biasa karena umur 15-17 tahun saya sudah jatuh ke dalam pikiran Komunisme, Evolusionisme, Dialektika Materialisme. Di antara anak seumurku tidak ada anak lain yang seperti saya, maunya filsafat dan pikiran yang dalam. Saya tidak cocok dengan anak sebayaku. Mau ngomong apa tidak masuk. Mereka ngomongnya cewek dan ngomongnya main. Saya maunya bicara filsafat. Jadi saya sulit. Dan saya menemukan zaman sudah berubah, Kekristenan sudah digeser, gereja sudah kosong, pendeta ngomongnya tidak karu-karuan. Orang yang belajar dan punya pikiran yang tajam tidak ada. Tetapi saya susah menjadi orang Kristen karena terbentur dua kontras ini, my mum was a very devout Christian, very godliness. In one hand, she is the patron of my life but the other hand the faith is so difficult to be challenged by the modern science.

Maka di dalam pergumulan seperti itu saya minta Tuhan untuk menjawab pertanyaanku. If You are able to solve my problems intellectually, I will go to answer the questions of every intellectuals in the whole world. Jawablah pertanyaanku maka aku akan melayani dan menjawab pertanyaan seluruh dunia. Itu sebab khotbah saya lain daripada khotbah semua pengkhotbah karena saya menemukan pikiran-pikiran yang sulit. Bukan karena saya tahu apa yang dia pelajari. Saya tahu secara dasar manusia diganggu oleh epistemology dan logika apa dan terus mencari jalan menembusi dan menemukan sedalam-dalamnya batin setiap orang dan menjawab pertanyaan mereka. Saya bersandar kepada Tuhan dan saya hari ini sudah tidak muda lagi, saya berani berkata kepadamu, bersandarlah kepada Tuhan. Saya sudah melayani Dia lebih dari setengah abad, He never failed me. Dia adalah Allah yang sejati. Dia adalah Allah yang tekun dan jujur dan Allah yang konsisten memelihara iman orang Kristen yang sungguh cinta kepadaNya. Kadang-kadang kesulitan besarnya menakutkan. Tetapi saya membuktikan 52 tahun lebih melayani Tuhan, Tuhan itu sungguh-sungguh hidup.

Saya bertanya, kepada siapa engkau bersandar? Kepada Amerika? Kepada orang kaya?
Kepada siapa engkau beriman? Hanya kepada Yesus Kristus. Tuhan Yesus memberkati!

Sumber: http://www.griisydney.org/ringkasan-khotbah/2009/2009/08/30/bersandar-allah-adalah-fondasi-yang-tak-tergoncang/

Editor dan Pengoreksi: Denny Teguh Sutandio.

~ Halaman ke-2 ~

Lilin Kecil
Ada sebuah kisah tentang lilin kecil yang dibawa oleh seorg pria menaiki tangga yang cukup tinggi, menuju sebuah menara. Di dalam perjalanan mereka menaiki tangga tersebut, sililin kecil bertanya Kepada pria yang membawanya, "Kita hendak kemana?"

"Kita akan naik lebih tinggi dan akan memberi petunjuk Kepada kapal-kapal besar di tengah lautan yang luas."

"Apa? Mana mungkin aku bisa memberi petunjuk Kepada kapal-kapal besar dengan cahayaku yang sangat kecil? Kapal-kapal besar itu tidak akan bisa melihat cahayaku," jawab lilin kecil lemah.

"Itu bukan urusanmu. Jika nyalamu memang kecil, biarlah. Yang harus engkau lakukan adalah tetap menyala dan urusan selanjutnya adalah tugasku," jawab pria itu.

Tidak lama sampailah mereka di puncak menara dimana terdapat lampu yang sangat besar dgn kaca pemantul yang tersedia di belakangnya. Pria itu menyalakan lampu besar dengan memakai nyala lemah si lilin kecil. Dalam sekejap, tempat itu memantulkan sinar yang terang benderang sehingga kapal-kapal yang ada di tengah laut melihat cahayanya.

Dengan keberadaan dan keterbatasan kita, memang kita tidak akan sanggup melakukan sesuatu yang berarti. Tetapi satu hal yang harus anda ingat, bahwa hidup anda seumpama LILIN KECIL yang ada DI TANGAN ALLAH YANG PERKASA. Segala kemampuan dan keahlian anda hanya akan tetap seperti nyala lilin kecil jika anda tidak menaruh hidup anda di dalam tangan Allah untuk IA pakai menjadi alat-Nya yang mulia.

Sebaliknya walaupun nyala anda sangat kecil bahkan mungkin redup, tapi jika Anda mempercayakan seluruh keberadaan anda kepada Allah, maka Ia sanggup menjadikan nyala kecil anda menjadi nyala besar yang membawa manfaat besar bagi banyak orang.

Bahkan bukan tidak mungkin Yosua yang adalah abdi Musa itu merasakan sedikit gentar di dalam hatinya ketika Allah memerintahkan kepadanya utk memimpin bangsa Israel merebut tanah Kanaan. Allah menghibur dan menguatkan dia bahwa Allah tidak akan meninggalkannya. Allah menjanjikan kemenangan demi kemenangan bagi dia.

Allah hanya meminta kepadanya, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu dan jangan menyimpang dari seluruh hukum yang telah diperintahkan Kepadamu" (Yosua1:7)

Jangan memandang ketidakmampuan, keterbatasan, dan kelemahan anda. Jika Allah mempercayakan sesuatu Kepada Anda entah itu suatu pekerjaan besar ataupun suatu pelayanan, percayalah bahwa ANDA ADA DI DALAM TANGANNYA YANG PERKASA. Dia akan memakai anda sesuai kehendakNya. KITA HANYALAH SEBAGAI ALATNYA.

Ketika kita mempercayakan seluruh keberadaan kita kepada Allah, maka anda akan melihat bagaimana Ia memakai hidup Anda dan tidak mustahil keterbatasan Anda menjadi berkat yang besar!

~ Halaman ke-3 ~

Menciptakan Kenangan Indah

Ken Blanchard, penulis buku terkenal "One Minute Manager", pada suatu saat membagikan sebuah kisah tentang apa yang dapat terjadi ketika para karyawan di sebuah perusahaan meniru gaya kepemimpinan yang melayani, tak peduli posisi karyawan tersebut di dalam hierarki organisasi.

Seorang konsultan bisnis sedang melatih lebih dari 3.000 karyawan di sebuah grup supermarket di wilayah Barat Tengah Amerika Serikat, agar mereka bekerja dengan tujuan untuk menciptakan kenangan bagi para pelanggan mereka.

Johnny, 19 tahun, adalah seorang petugas di bagian pembungkusan barang belanja yang memiliki penyakit down syndrome. Tanggapannya yang pertama terhadap nasihat konsultan itu adalah, "Saya ini hanya seorang petugas di bagian pembungkus". Walaupun demikian, ketika ia pulang ke rumahnya ia membagikan perkataan konsultan itu dengan ibunya. Mereka mulai merenungkan apa yang dikatakan konsultan itu tentang bagaimana menciptakan kenangan indah bagi para pelanggan. Johnny mempunyai kebiasaan mengumpulkan kisah-kisah penuh inspirasi yang ia sering baca. Ia memutuskan bahwa ia akan mulai mencetak perkataan-perkataan inspirasional itu dan menaruh kertas inspiratif itu di kantong belanjaan pelanggannya. Ketika para pelanggan datang melewati jalur pembayaran dan Johnny membungkus barang belanjaan mereka, tak lupa Johnny menaruh kertas inspiratif itu di kantong belanjaan mereka, sambil berkata, "Saya sudah menaruh beberapa kisah inspiratif di dalam kantong ini dengan harapan hal itu dapat menambah semangat anda hari ini. Terima kasih karena anda belanja di sini."

Setelah berlangsung beberapa minggu, sesuatu yang luar biasa mulai terjadi. Pada suatu hari manajer toko memperhatikan bahwa semua pelanggan mengantri di satu kasir saja, sedangkan kasir lainnya kosong. Ia mulai panik, mengira bahwa mesin-mesin kasir lain sedang rusak. Setelah diselidiki ternyata bukan itu masalahnya. Sesungguhnya, para pelanggan ingin melewati konter Johnny agar mendapatkan kisah inspiratif untuk hari itu.

Seorang wanita mendatangi manajer toko itu dan berkata, "Biasanya saya belanja ke sini seminggu sekali, tetapi sekarang saya datang setiap hari."

Teladan Johnny menyebar ke departemen lain di supermarket itu. Bagian penjualan bunga membagikan sekuntum bunga kepada setiap pembeli bunga. Bagian penjualan daging menempelkan stiker Snoopy dengan ucapan tertentu yang menarik pada setiap pembelian daging. Tindakan dari seorang petugas pembungkus belanjaan telah mengubah suasana di supermarket itu.

Apakah anda telah menciptakan kenangan indah kepada orang lain hari ini? Orang yang terbesar di dunia ini adalah orang yang melayani.

Sumber: TGIF-2, diterjemahkan oleh Hadi Kristadi pada tanggal 1 Februari 2009 untuk http://pentas-kesaksian.blogspot.com

~ Halaman ke-4 ~

Sebuah Pensil

Sorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat .

"Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?" Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, "Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai." "Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti" ujar si nenek lagi.

Mendengar jawab ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai. "Tapi nek sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya." Ujar si cucu. Si nenek kemudian menjawab, "Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini." "Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini." Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil.

"Kualitas pertama, pensil mengingatkan kamu kalo kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya" .

"Kualitas kedua, dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik".

"Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar"..

"Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu".

"Kualitas kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan". (by Paulo Coelho)

~ Halaman ke-5 ~

Minggu, 12 Juli 2009

EDISI 12 Tahun 2009

AYAH ANAK
Ada seorang ayah yang mempunyai seorang anak. Ia sangat menyayangi anaknya. Suatu hari ketika si anak diajaknya keluar naik mobil, mereka pulang sangat larut. Di tengah jalan, si anak melepas seatbelt-nya karena merasa sangat gerah. Ayahnya meminta anaknya untuk memakainya kembali tapi si anak menolak.

Dan benarlah ketika sampai di sebuah tikungan, tiba-tiba muncul sebuah sepeda motor yang menyebabkan mobil mereka harus mengerem dengan sangat mendadak. Ayahnya selamat, sedangkan anaknya terlempar keluar melalui kaca depan dengan kepala duluan dan membentur aspal.

Langsung saja dilarikan ke rumah sakit. Si anak menderita gegar otak yang cukup parah dan akhirnya harus buta, bisu dan tuli.Si ayah hanya bisa memeluk sambil menangis. Karena anaknya tidak akan bisa mendengar, tidak bisa melihat dan tidak bisa berbicara lagi.

Begitulah kehidupan ayah-anak itu. Dia senantiasa menjaga anaknya.

Suatu ketika anaknya minta es, ayahnya tidak memberikannya karena ayahnya tahu ia sedang panas dalam dan es akan memperparah penyakitnya.

Di suatu musim dingin, anaknya ingin berjalan ke tempat yang hangat tetapi langsung dicegahnya karena ternyata"tempat hangat" itu adalah sebuah gubuk yang sedang terbakar.

Di kesempatan lain, ayahnya membuang liontin kesukaan anak itu. Akibatnya si anak ngambek satu minggu.. Ayahnya sedih sekali karena ia ingin memberitahu anaknya kalau liontin itu sudah berkarat dan bisa melukai dirinya. Tapi keterbatasan komunikasi membuat si anak menyalahkan ayahnya.

Apa daya yang bisa dilakukan sang ayah? Anaknya tidak bisa melihat, menden! gar maupun berbicara.
Ia sangat rindu sekali untuk bersama-sama dengan anaknya dan bermain-main seperti ayah-anak pada umumnya.

Apakah saat ini hubungan kita dengan Allah Bapa seperti ayah dan anak itu?

Ketika Tuhan mengingatkan kita untuk memakai seatbelt itu, kita melepasnya karena dirasa terlalu ketat dan memaksa.

Ketika Tuhan meminta kita untuk taat, kita malah melanggarnya. Akibatnya, kita semakin jauh dari Tuhan, jatuh ke dalam dosa, sehingga beberapa dari berkat kita harus diambil.

Sudah begitu, kita semakin sulit berkomunikasi dengan Allah Bapa. Kita selalu mengeluh, mengapa begini, mengapa begitu.. Seolah-olah yang kita inginkan selalu saja dicegah oleh Allah Bapa. Padahal, tahukah kita kalau Allah Bapa sedang menjauhkan kita dari sesuatu yang berbahaya? Seandainya kita selalu berkomunikasi denganNya lewat doa-doa kita setiap hari, kita akan bisa tahu alasan mengapa Allah Bapa seperti ini kepada kita.

Jangan pernah mencoba melepas seatbelt rohani itu ketika kamu masih dalam sebuah mobil kehidupan yang melaju kencang di jalan raya.

Jangan pernah menyalahkan Tuhan. Ia tidak sejahat itu. Semua rancanganNya adalah indah pada waktuNya.

Komunikasi-lah selalu dengan Tuhan setiap hari. Ambil saat teduh untuk bercakap-cakap dengan Tuhan dan jadilah anakNya yang taat. Amin!

~ Halaman ke 1 ~

KENANGAN INDAH
Aku masih mengingatnya, ketika itu pagi yang dingin dibulan Januari 1950, saat itu aku baru berumur 8 tahun. Aku dan kakak2 ku menghangatkan badan didekat tungku sementara ibu sedang memasak untuk makan pagi kami. Sayup2 kami mendengar suara diloteng seperti bunyi kelereng2 menggelinding melintasi lantai, mendengar suara itu, ayah segera naik keatas untuk memeriksa, tiba2 ayah berteriak "Kebakaran !"

Kami tinggal jauh dipinggiran kota Orrock, Minnesota, belum ada jaringan telpon, sehingga kami tidak bisa minta bantuan, rumah dan sebagian isinya habis terbakar, hanya foto2 keluarga, mesin jahit, barang2 milik pribadi dan pakaian dibadan saja yang terselamatkan. Ayah tidak bekerja sebagai buruh pabrik dimusim dingin, dan kami tidak memiliki uang maupun asuransi kebakaran untuk menggantikan segala kehilangan dalam kebakaran itu.

Setelah beberapa hari kami menumpang dirumah sanak-saudara, ayah meminjam uang untuk menyewa rumah petani disekitar itu. Sedangkan ibu mengatur rumah dengan kursi, meja, tempat tidur serta peralatan dapur yang disumbangkan para saudara dan sahabat.

Tak banyak yang kami miliki sebelum kebakaran itu, walaupun demikian kami tidak pernah merasa miskin. Sekarang saya harus memakai pakaian yang kedodoran pemberian belas kasihan sesama, sambil memandang sebuah meja yang sudah mengelupas, kursi2 yang tidak serasi, handuk2 bekas dan spatula yang tangkainya sudah patah. Saya terharu sehingga tidak kuat lagi menahan tangis airmata. Sungguh kami menjadi orang miskin yang tidak layak
mendapatkan yang lebih baik. Namun kami selalu bersyukur dan mengucap terima kasih kepada orang2 yang sudah memberi kami barang2 bekas tersebut, saat2 itu memang sangat sulit dan menyedihkan buat kami dalam menjalani hidup ini.

Dalam keadaan ekonomi yang masih morat-marit itu, tiba2 ada seorang tetangga datang membawa hadiah. Ia menyerahkan satu set sarung bantal, selimut tebal serta seperey yang bermotif sulaman bunga mawar yang sungguh indah kepada ibu. Kami semua tertegun dan kagum, kami hampir tidak percaya bahwa ia memberikan kepada kami sulaman2 indah cemerlang yang berwarna merah jambon tersebut. Orang-orang lain memberikan apa yang sudah tidak mereka inginkan lagi, tetapi tetangga ini justru memberikan barang-barang terbaik yang ia miliki untuk kami!

Kami belum lama tinggal dilingkungan itu sebelum kebakaran, sesudahnya kami segera pindah dan kehilangan kontak dengan para tetangga. Sekarang sudah hampir 58 tahun berlalu, kami tidak ingat lagi siapa yang memberi hadiah tersebut, tetapi kami masih tetap mengingat perasaan memiliki harga diri yang diberikannya kepada kami. Kami selalu berusaha berbuat baik, karena semua ini juga mengingatkan kami kepada seseorang mau memberi kami hadiah yang begitu indah dan berharga.

Itulah salah satu kenangan yang terindah dalam hidupku dan kerapkali menjadi contoh hal yang membimbing tindakanku. Mereka memberikan sesuatu yang terbaik dari apa yang mereka miliki.

Pesan Moral :
Natal sudah diambang pintu, itu menandakan bahwa Kristus sudah datang.
Hadiah apa yang dapat kita berikan kepada-Nya?
Barang2 berharga yang kita miliki kah atau bar
ang-barang bekas?

~ Halaman ke 2 ~

PRIBADI YANG BERINTEGRITAS
"Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan." Amsal 16 : 8

Ini adalah kisah tentang seorang Bapak yang sesungguhnya tidak pernah saya kenal. Saya mendengar namanya dari kesaksian orang-orang di sekelilingnya. Nama beliau adalah Pak Niti. Beliau meninggal kurang lebih 3 tahun yang lalu dalam usia tujuh puluh sekian.

Pak Niti adalah seorang pensiunan pejabat Departemen Keuangan. Semasa menjabat sebagai pegawai berkedudukan lumayan di wilayah Departemen basah tersebut, beliau sangat sederhana.Ia terkenal jujur dan takut akan Tuhan. Ia hanya hidup semata-mata dari gaji dan penghasilannya mengajar di sebuah perguruan tinggi. Kadang-kadang beliau pun menulis buku ilmiah yang berhubungan dengan bidang study yang digelutinya yaitu ekonomi. Pada masa itu gaji pegawai negeri sangat kecil, begitu pun dengan gaji seorang dosen. Namun Pak Niti tetap setia pada pekerjaannya dan kejujurannya.

Pak Niti memiliki 6 orang anak, namun hanya 2 orang yang sanggup ia biayai ke perguruan tinggi.Puji Tuhan, semua anaknya menjadi orang yang sangat berhasil. Salah seorang anaknya bercerita tentang kisah apel merah kepada saya. Suatu kali mereka memiliki 1 buah apel merah. Karena hanya ada satu apel dan ada 6 orang anak yang ingin mencicipinya, 1 buah apel merah tersebut dibagi enam agar ke-6 anaknya dapat makan apel tersebut. Sementara Pak Niti dan istrinya, yang juga sebenarnya ingin mencicipi apel tersebut memilih mengalah pada anak-anak mereka. Perasaan saya langsung mengharu-biru mendengar kisahnya. Terbayang dalam pikiran saya, betapa berat tentunya bagi Pak Niti saat itu.Satu sisi ia ingin membelikan semua anaknya apel, namun di sisi lain ia sendiri tidak punya uang lebih.Walau tak tampak menangis di depan semua anaknya, pasti hatinya menjerit.

Seorang bapak yang sangat mengenal Pak Niti berkata kepada saya, "Saya salut dengan Pak Niti. Beliau benar-benar orang yang bersih dan jujur. Namun sayangnya akibat kejujurannya, dia tidak memiliki harta apa-apa selain rumah dan buku-buku yang sangat dicintainya. Walau salut, saya tidak sepaham dengan beliau. Kita hidup di dunia yang abu-abu, kalau kita mau tetap putih ya begitulah akibatnya." Saya tertegun.

Pak Niti adalah kisah nyata pribadi yang jujur dan takut akan Tuhan, namun dianggap ironis oleh dunia, karena tidak memiliki harta sebagaimana yang dimiliki oleh mantan pejabat lainnya.Ironis karena hanya mampu menyekolahkan 2 dari 6 anaknya ke perguruan tinggi. Bagi dunia, Pak Niti adalah sebuah ironi. Tetapi tidak bagi saya. Pak Niti adalah pribadi yang berintegritas.

APAKAH INTEGRITAS ITU ?

Seorang dikatakan berintegritas apabila ia :
1. Selalu menepati janji
2. Senantiasa memegang komitmen dan tanggung jawab
3. Senantiasa menunjukkan konsistensi dalam sikap, perkataan dan perbuatan
4. Satu antara kata dengan perbuatan. Perbuatan dan kata-kata berjalan seiring.
5. Memegang teguh kejujuran dan keterbukaan
6. Menepati dan menghargai waktu
7. Menjaga prinsip-prinsip yang diyakini

Pak Niti memiliki semua kriteria tersebut di atas. Kisah Pak Niti adalah kisah yang juga menunjukkan kepada saya bahwa sekalipun buat dunia itu dianggap kebodohan untuk hidup jujur, bersih, tulus dan memegang teguh komitmen, namun tidak bagi Tuhan. Tuhan memperhitungkan semua yang Pak Niti lakukan. Amsal 10:3a "TUHAN tidak membiarkan orang benar kelaparan" itu terjadi dalam kehidupan Pak Niti sekeluarga. Walau kisah Apel itu ada, namun mereka bersaksi bahwa mereka tidak pernah tidak makan.

Saya percaya Pak Niti pasti bahagia pada akhir hidupnya, karena ia mendapati semua anaknya menjadi orang yang berhasil di bidangnya. Mereka menempati posisi Top Management di perusahaan tempat mereka bekerja dan istrinya menyerahkan diri untuk melayani Tuhan full time di gerejanya. Siapa bilang ironi? Justru happy ending kan?

"Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan sorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya."Mazmur 126 :5-6

~ Halaman ke 3 ~

HARGA SEBUAH HARAPAN
Danielle duduk sambil mendesah, perasaannya galau dan sangat letih. Pengalaman hari itu membuatnya frustrasi. Hanya dengan empat puluh dollar di dalam dompet, dia dengan putus asa berusaha mencari bank yang mau memberikan uang terhadap pembayaran berbentuk cek yang ada di tangannya. Dia tinggal di kota kecil, dan tidak terdaftar di salah satu bank di sana - dan bank tampak- nya tidak memiliki niatan untuk membantu. Selama dua minggu dia berusaha dan berusaha - tapi tampaknya tidak berguna. Dengan uang tunai yang berkurang dengan cepat, dia tidak memiliki lagi sumber keuangan yang lain. Bagaimana dia bisa terus menopang hidupnya sendiri beserta kedua anaknya? Dia hanya berpikir berapa lama lagi dia dan kedua anaknya dapat bertahan dengan uang yang tersisa. Untuk melepaskan diri dari segala beban yang sedang ditanggungnya, Danielle memutus- kan untuk mengikuti pertemuan di Pusat Dukungan Wanita yang ada di kota kecil itu. Para wanita yang ada di pertemuan itu telah banyak memberi semangat hidup padanya saat dia lari dari rumah untuk menyelamatkan diri. Pikirannya mengembara kemana-mana saat dia duduk di ruang pertemuan. Dengan keputusasaan yang dalam, dia ingin agar dapat memperoleh harapan dan semangat yang baru sehingga bisa menjalani hidup sebagai orang tua tunggal. ”Selamat siang semuanya,” terdengar suara yang membuyarkan lamunan Danielle. Itu adalah pemimpin kelompok wanita itu. “Apakah ada yang mau mulai?” Duduk di samping Danielle, Amy membersihkan tenggorokannya. “Saya,” katanya. Amy mulai menceritakan secara terperinci keadaan hidupnya yang sangat menyedihkan. Dia mulai dari masalah pribadi yang berat dengan suaminya dan baru beberapa hari kehilangan rumah dan mobilnya. Telepon dan aliran listrik terancam akan diputus. Suaminya telah menghabiskan seluruh uangnya untuk judi. Dia juga tengah berjuang untuk melepaskan diri dari kecanduan obat-obatan. Hubungan dengan suaminya memburuk sampai pada tahap mengancam keselamatan dirinya. Uang terakhir yang ada sudah dibelanjakan membeli makanan untuk anaknya dan pempers untuk bayinya. Tidak ada lagi yang tersisa. Sama sekali tidak ada. Saat Amy meneruskan penjelasannya, Danielle mendengar bisikan Tuhan di dalam hatinya. “Setelah pertemuan selesai, berikan dua puluh dollar pada Amy.” Tapi Danielle langsung berpikir, “Tapi saya tidak bisa. Saya hanya punya empat puluh dollar satu-satunya.” Kembali dia mendengar perintah itu, bahkan lebih jelas.

Danielle tahu bahwa dia harus taat. Saat selesai pertemuan, dia mengambil dompet dan perlahan menarik uang dua puluh dollar untuk Amy. Karena mengetahui keadaan Danielle, awalnya Amy enggan untuk menerima pemberian itu. Tetapi saat para wanita lain berda- tangan memberi Amy pelukan dan dukungan, Danielle berkata padanya bahwa Tuhan menginginkan hal itu dilakukanya. Kemudian Danielle keluar. Saat Danielle membuka pintu mobil, dia mendengar namanya dipanggil. Dia menoleh saat Amy melangkah ke arahnya, Air mata mengalir di pipi saat Amy berkata, “Bagaimana kamu bisa tahu?” tanyanya. Air mata itu semakin deras saat Amy mengambil dompetnya. Dari dalam dia dia menggeluarkan selembar kertas kuning botol obat. “Saya mengambilnya kemarin.” Dia menunjukkan kalimat di barisan bawahnya. “Saya penderita diabetes yang bergantung dengan obat. Saya perlu obat ini setiap hari sepanjang hidup. Sampai tadi pagi saya tidak tahu bagaimana saya bisa membeli obat ini lagi untuk menyambung hidup.” Air matanya kembali mengalir saat dia menunjukkan bahwa obat itu harganya tepat dua puluh dollar!. Itu adalah saat dimana Danielle merasa diperbaharui semangatnya dengan harapan dan kedamaian. Dia berkata pada Amy, bahwa dia tidak tahu kalau Amy memerlukan obat diabetes itu; tetapi Tuhan tahu. Saat dia melihat bahwa masalah Amy jauh lebih besar daripada yang dihadapinya, Tuhan memperlihatkan bahwa Ia mampu menolongnya menuntun setiap langkah dan memenuhi setiap kebutuhan hidupnya sehingga bisa melewatinya, satu langkah setiap saat. Kata-kata penghiburan dan penguatan yang diucapkan Danielle kepada Amy sebetulnya adalah kata-kata untuknya sendiri. Sekarang, hanya dengan dua puluh dollar di dalam dompet, dia mencoba sekali lagi untuk menukarkan ceknya dengan uang tunai di beberapa bank dalam perjalan pulang. Saat dia mengantisipasai terhadap kemungkinan penolakan yang telah dihadapi diibeberapa bank sebelumnya, hatinya sekarang sudah penuh dengan rasa percaya diri dan semangat yang baru. Dengan harapan di tangan, dia masuk ke bank yang ada di dekat kantor Pusat Dukungan Wanita. Tak berapa lama, bank itu memberikan sejumlah uang membayarkan cek yang dia sodorkan tanpa banyak bertanya! Dengan wajah berseri-seri Danielle pulang. Saat tahu bahwa hari-hari yang penuh kepastian akan perubahan pasti tiba, dia menemukan harapan baru yang menyala-nyala. Dia tidak pernah bertemu Amy lagi, tetapi dia percaya bahwa Tuhan pasti menjaga kehidupannya Amy beserta kedua anaknya – seperti halnya dia juga merasa yakin bahwa Tuhan menjaga hidupnya dan kedua anaknya sendiri.

Tiga tahun berlalu, saat Danielle menyadari bahwa harapan yang sebenarnya tidak ditentukan oleh banyaknya uang. Dia terus berterima kasih karena Tuhan mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya, sehari demi sehari - lebih dari dua puluh dollar yang pernah tersisa di dalam dompetnya. (Oleh Susan Hamilton)

~ Halaman ke 4 ~

KEKUATAN DOA DALAM PENYEMBUHAN

Aku dan suamiku merasa letih pada hari Natal itu. Sebagai dosen, kami telah menyerahkan nilai-nilai semester sebelumnya pada musim gugur. Kami segera menyiapkan beberapa kopor dan mengajak anak-anak untuk mengadakan perjalanan ke rumah kakek dan nenek mereka di California.

Suamiku, David, tergores jarinya ketika ia menutup kopor. Jarinya tak berdarah dan ia pun tak menghiraukannya. Ketika kami akan berangkat, ayahku menelepon dan mengatakan bahwa ibunya atau nenekku baru saja meninggal dunia. Pemakamannya akan dilangsung-kan segera sesudah hari Natal.

Pada Malam Natal, David mengatakan bahwa dia merasa sakit di bawah lengannya. Tetapi ia berpikir bahwa sakit itu akan hilang dengan sendirinya. Selanjutnya, kami berkumpul dan membuka sumbangan simpati bersama-sama anak-anak kami dan orang-orang yang datang pada acara pemakaman.

Tiba-tiba, David gemetar dan harus berbaring ketika hadiah terakhir dibuka. Dua hari berikutnya, David memburuk. Badannya terasa sakit, terutama lengannya. Ia hampir tidak bisa menahan rasa sakitnya dan akhirnya muntah-muntah. Aku menelepon dokter kami di Utah.

Menurut dokter, David mungkin terserang influenza. Pada Selasa pagi, aku merasa bahwa David bisa ditinggalkan selama satu jam. Kami pergi ke gereja untuk pemakaman Nenek. Lagipula, aku ikut berbicara pada acara pemakaman itu. David bisa mengurus dirinya untuk beberapa saat.

Acara pemakaman itu bisa menjadi sarana reuni yang hangat dengan saudara-saudaraku. Aku adalah cucu perempuan yang paling tua sehingga aku berbicara mewakili semua cucu perempuan. Nenek meninggal dunia pada usia 94 tahun. Menurutku, ia mempunyai hidup yang panjang dan produktif. Para wanita dari keluarga Waite adalah pribadi-pribadi yang kuat. Ketika aku duduk, seorang tetangga memberiku sebuah kertas berisi pesan singkat yang dikirim oleh gereja bahwa suamiku telah dibawa ke rumah sakit dengan ambulans.

Ketika aku tiba di rumah sakit, aku mendapatkan David di ambang kematian. Ia hampir tidak sadar. Tetapi ia cukup sadar untuk merasakan sakit yang hebat. Di tengah rasa sakit. Akhirnya, ia meninggalkan rumah sakit dan pulang dengan perayaan besar. Ketika kami tinggal berdua, aku dan David saling memandang dan memutuskan untuk mencoba bermain piano di rumah. Menurutku, bila ia dapat bermain beberapa nada, aku akan menganggap itu sebagai suatu keberhasilan.

Dengan kekhawatiran, David meletakkan kedua tangannya di atas deretan tuts piano. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi. Apakah jari-jarinya dapat bekerja? Apakah keterampilannya hilang untuk selamanya? Aku menahan napas. David mulai bermain. Secara luar biasa ia masih dapat memainkan piano dengan sangat indah. Ia menggubah sebuah karya musik saat itu.

Tetapi itu bukan akhir dari kemajuan David. Dari Natal itu sampai ke Natal berikutnya, David menjalani terapi fisik untuk mengembalikan kelenturan di dada, punggung, dan lengannya.

Ketika Natal berikutnya hampir tiba, kami memutuskan untuk mengunjungi orang tuaku di masa liburan. Ini untuk membuktikan kepada mereka bahwa kami dapat berlibur tanpa seorang pun yang sakit atau masuk rumah sakit. Dengan semangat tinggi, David menelepon ahli bedahnya dan mengingatkannya tentang tantangan untuk bermain tennis. Si ahli bedah senang mendengarkan tantangannya.

Pada malam Natal, David dan dokternya bertemu di sebuah lapangan tenis. Mereka bermain ganda melawan sepasang dokter lainnya. Ahli bedahnya bersorak setiap kali

David memukul bola. Ia memanggil dokter-dokter lain ke jaring net untuk memperlihatkan bekas-bekas dan cangkokan kulit di sekujur tubuhnya. Pada akhir permainan, David dan ahli bedahnya menang 40-0.

Meskipun tahun itu merupakan tahun yang sangat sulit bagi kami, masa itu merupakan masa yang kudus. Keluarga kami mengalami tiga mukjizat melalui cinta dan doa-doa ratusan orang di sekeliling kami. David hidup, ia tetap mempunyai kedua lengannya, serta ia dapat bermain tenis dan memainkan sonata-sonata Beethoven.

Aku mendapati bahwa sebagian besar doa permohonanku telah berubah menjadi doa ucapan syukur.

4} Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya TUHAN, dan aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa;

5} sebab kasih-Mu besar mengatasi langit, dan setia-Mu sampai ke awan-awan.

Mazmur 108 : 4 - 5

~ Halaman ke-5 ~