Kamis, 14 Agustus 2008

EDISI 05 Tahun 2009

JANGAN LARI DARI MASALAH

"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."
[Filipi 4:12-13]


Pernahkah Anda menyangka kalau Charles Steinmetz, salah satu pendiri General Electric, mempunyai tubuh yang timpang sejak lahir? Tubuhnya kerdil namun jenius. Ibunya meninggal saat dia berusia 1 tahun dan ayahnya miskin namun punya tekad yang luar biasa agar anaknya dapat sekolah. Semasa kanak-kanak ia tidak bisa bermain dan berlari, tetapi dia tidak minder.

Saat memutuskan berimigrasi ke Amerika Serikat dan
Switzerland, Steinmetz tidak dapat berbahasa Inggris sepatah kata pun. Ia menumpang sebuah kapal dan menderita flu berat. Mulailah perjalanan panjang yang menyengsarakan. Tiba di pelabuhan, pejabat yang berwenang pernah mau memulangkannya ke Switzerland karena ia cacat, berpakaian lusuh, namun Steinmetz menolaknya. Ia bersikeras tinggal di Amerika dan mencari pekerjaan disana. Beberapa waktu kemudian ia mendapat pekerjaan yang menghasilkan 12 dollar per minggu.

Steinmetz adalah anak didik yang brilian dari Thomas Alva Edison, namun kita tidak pernah mendengar kekurangan fisiknya, ia kerdil, timpang, dan bungkuk. Perusahaan General Electric menemukan orang yang kerdil dan cacat, yang ternyata memiliki potensi terbaik di bidang elektronik. Keberhasilannya ditentukan oleh sikapnya yang mampu mengatasi kesukaran. Steinmetz meninggal dunia tahun 1923, komentar orang tentang dirinya: Orang yang bungkuk ini memiliki pikiran seorang malaikat dan jiwa seorang nabi. Dia raksasa dalam pemikiran dan karyanya.

Dari Steinmetz kita belajar untuk tidak bersikap cengeng menghadapi kesulitan, tidak pula lari dari masalah. Marilah kita memohon pimpinan Tuhan dalam menghadapi masalah-masalah kita.

MASALAH YANG KITA JUMPAI DALAM HIDUP INI JANGAN MEMBUAT KITA PAHIT HATI.

~ Halaman ke-1 ~

IMAN DAN REAKSI IMAN
oleh: Pdt. Sutjipto Subeno, M.Div.

Nats: Matius 17:22-23

Tema totalitas dari Injil Matius adalah Kerajaan Surga. Kitab Injil ini isinya bersifat tematik, mulai dari Sang Raja hadir, Sang Raja bekerja, Sang Raja memberi aturan-aturan, Sang Raja melakukan manifestasi dari peraturan, Sang Raja membangun kerajaanNya dan reaksi-reaksi yang timbul.

Matius 16 berbicara tentang siapa Sang Raja itu, Dia adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Dalam Matius 17 dibahas tentang bagaimana kita hidup di hadapan Mesias, Anak Allah yang hidup itu, bagaimana kita beriman kepada Dia. Iman adalah bagaimana kita berespon dengan tepat kepada Allah yang hidup. Seorang beriman adalah bagaimana ia taat sebagai budak kepada Kristus Sang Raja. Jadi tema Matius 17 adalah IMAN.

Matius 17:22-23 merupakan salah satu bagian dari 4 kali pemberitahuan Kristus tentang penderitaanNya, kematianNya dan kebangkitanNya. Berita ini diulangi untuk yang kedua kalinya dalam ayat di atas. Beberapa penafsir setuju bahwa berita ini adalah suatu berita besar, dan merupakan berita sentral tentang misi utama Kristus datang ke dalam dunia. Kristus datang ke dalam dunia bukan sekedar untuk mengajarkan doktrin, bukan sekedar untuk menyembuhkan penyakit, bukan sekedar untuk mengusir setan dan bukan sekedar untuk melakukan mujizat. Misi Kristus adalah menegakkan Kerajaan Surga dan bagaimana orang kembali kepada Kristus.

Pada saat misi ini diungkapkan kepada murid-murid Tuhan, murid-murid menjadi kaget dan melakukan reaksi keras. Reaksi para murid yang diungkapkan dalam Matius 17 :22-23 ini adalah reaksi melankolis yaitu dikatakan bahwa hati murid-murid sedih sekali. Mari kita melihat suatu posisi paradoksikal bagaimana kita melihat berbagai hal yang terjadi di dunia ini, yaitu :

1. Reaksi ini sangat manusiawi karena adalah sangat wajar kalau manusia menjadi sedih bila melihat orang yang sangat baik harus menderita.

Seringkali kita juga berpikir bahwa kalau kita hidup baik, tidak pernah membuat orang lain menderita, maka seharusnya kita tidak hidup menderita. Kalau kemudian kita menderita maka kita akan sedih sekali. Kristus tidak pernah mengajar kita bahwa kalau kita ikut Dia kita tidak akan menderita, justru Kristus mengajarkan bahwa murid-murid pun harus turut minum cawan penderitaanNya. Kondisi ini membuat orang menjadi sedih. Kondisi ini menunjukkan bahwa inilah dunia yang berdosa, dunia yang kejam.

Ketika Kristus berbuat baik, Dia mendapatkan reaksi yang sangat keras dari orang Farisi, para ahli taurat, para Sanhedrin, hingga mencapai puncaknya yaitu menyalibkan Kristus. Di tengah dunia ini, jangan mengira bahwa kalau kita berbuat baik maka kita akan mendapatkan reaksi yang baik dari orang lain. Ketika kita hidup suci, hidup benar, sekeliling kita justru akan mencemooh dan mencelakakan kita. Kristus telah menjadi contoh yang menunjukkan bahwa dunia ini adalah jahat.

Iman Kristen sejati bukan iman yang membawa kita keluar dari realita, melainkan akan menyadarkan kita akan realita dunia berdosa. Dunia berdosa sulit untuk bereaksi dengan benar. Kondisi dunia yang jahat ini dapat mendorong kita untuk ikut berbuat jahat.

Keadaan perekonomian dunia semakin hari semakin memburuk, hidup akan semakin sulit. Dalam kondisi yang demikian ini orang banyak yang ketakutan dan dapat berbuat nekat. Orang yang menderita akan benci terhadap orang lain yang hidupnya enak. Kebencian akan semakin mudah tersulut. Hal ini akan sangat mengerikan kalau kondisi ini masuk ke dalam kekristenan. Iblis sangat diuntungkan dengan kondisi seperti ini.

Sebagai anak Tuhan, kita jangan sampai bereaksi salah terhadap dunia ini. Janganlah kita menyalahkan Tuhan atas penderitaan hidup ini. Alkitab sudah membukakan bagi kita bahwa sebelum kita sengsara, Kristus sudah terlebih dahulu mengalami sengsara. Contohlah Kristus !

2. Kesedihan murid-murid juga diakibatkan karena harapan mereka tidak menjadi kenyataan.

Harapan para murid adalah Kerajaan Surga seperti kerajaan dunia, bahkan first decree (dekrit pertama) mereka ini terus ada dalam pikiran mereka sampai menjelang Kristus akan naik ke surga. Harapan itu habis dengan kematian Kristus. Kesedihan karena hilangnya harapan adalah kesedihan yang tidak tepat.

Kita pun sering dipacu untuk memiliki pengharapan-pengharapan yang membuat kita semakin tidak bisa bersikap realis. Kegagalan kita seharusnya menyadarkan kita bahwa kita telah salah jalan, tapi justru kita seringkali memaksakan apa yang menjadi pengharapan kita, dan kita marah kepada Tuhan.

Tuhan Yesus sejak pertama sudah mengingatkan murid-murid untuk selalu menjadi seperti pelayan yang melayani dengan sepenuh hati, senantiasa memberikan yang terbaik untuk yang dilayani, bukan kepentingan diri yang didahulukan tetapi kepentingan orang yang dilayani.

Jika realita tidak sesuai dengan pengharapan, akan terjadi konflik dalam diri manusia, dan kemudian manusia akan berkata : “Wajar !” Secara manusiawi memang wajar tapi secara surgawi tidak wajar. Iman sejati adalah bagaimana kita bisa bereaksi dengan tepat kepada apa yang Kristus inginkan, bukan kepada pengharapan kita. Iman kita bisa rusak kalau kita mau menunggangi Kristus untuk kepentingan kita.

Kita harus bisa mematahkan pengharapan kita sendiri dan tunduk kepada apa yang Tuhan inginkan. Hal ini akan membawa kita kepada keberhasilan. Dan nantinya kalau kita berhasil, itu bukan karena kita hebat tetapi karena Tuhan yang menjalankan kehendakNya.

3. Kesedihan murid-murid juga dikarenakan Anak Manusia dikhianati.

Kristus menderita karena ada pengkhianat dari dalam bukan dari luar. Kekristenan harus terima fakta bahwa rusaknya kekristenan disebabkan oleh orang dalam. Ketika dikhianati sakitnya melebihi kalau kita ditikam oleh orang luar. Hal ini bisa mengakibatkan kita tidak bisa percaya lagi kepada semua orang di sekitar kita. Karena itu, lakukan semua hal dengan terbuka dan jelas, agar orang lain tidak menemukan celah untuk menjatuhkan kita. Semua hal harus dilakukan secara beres. Jangan anggap remeh atau gampang semua persoalan karena akan berakibat tidak gampang di kemudian hari, bahkan antar orang Kristen sekalipun. Realita ini sangat sulit kita terima dan bisa menjadikan orang bersifat paranoid (sakit jiwa dengan wujud takut kepada semua orang). Kita harus dapat bereaksi dengan tepat waktu kita dikhianati.

Kita harus dapat mengembalikan posisi hidup kita kepada posisi yang seharusnya yaitu menghadapi segala persoalan dengan iman yang sejati. Kita harus dapat melakukan kontra format terhadap reaksi secara duniawi. Kita harus dapat menerobos keluar dari kenormalan dunia.

Kontra format/kontra posisi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mengejar kualitas dengan ujian secara bertahap, bukan dengan cara instant.

Dalam Matius 17:22 Kristus berkata bahwa Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Inilah bijaksana tertinggi. Hal ini tidak dapat masuk ke dalam pikiran manusia, dan hanya dapat diterima dengan iman. Cara ini adalah cara yang dasyat dari Allah untuk menyelesaikan masalah dosa manusia. Masalah dosa manusia tidak bisa diselesaikan dengan berbuat baik, karena tambah berbuat baik tambah berdosa; hal ini menunjukkan ketidak berdayaan manusia.

Untuk mengerjakan hal yang dasyat diperlukan kualitas yang dasyat pula. Kita harus kembali kepada sumber bijaksana kalau mau menjadi bijaksana. Allah adalah sumber bijaksana dan dirinya bijaksana sejati. Persoalan dunia harus diselesaikan dengan cara penebusan. Kita harus menjadikan penebusan menjadi format hidup kita, seperti menebus waktu kita

Hidup harus teruji untuk menjadi hidup yang layak dihidupi. Konfusius mengatakan bahwa orang harus diperas habis dulu baru bisa dipakai. Kita harus berjuang mati-matian untuk mencapai kualitas yang baik. Makin tinggi kualitas yang dihasilkan, makin tinggi pula tingkat kesulitan yang harus dihadapi.

Tuhan tidak mengajar kita untuk menangisi penderitaan tapi harus menghadapinya dengan bijaksana yaitu dengan memberi diri diuji oleh penderitaan supaya lebih berkualitas. Setelah Pentakosta, murid-murid baru dapat melakukan terobosan. Mereka menjadi berani menghadapi penderitaan dan selalu berusaha mengatasi penderitaan / kesengsaraan, mereka rela keluar masuk penjara karena Inj

2. Menjadikan kasih sebagai motivator segala perbuatan kita.

Dunia ini jahat luar biasa, tapi Tuhan mengajak kita untuk meniru Dia yaitu dalam hal mengasihi/mencintai, sejahat apapun dunia ini. Cinta adalah kekuatan yang dasyat untuk membangun. Benci juga kekuatan yang dasyat untuk merusak orang. Orang yang jatuh cinta bisa mengalahkan rasa sakit, rasa sulit, untuk bisa bertemu dengan kekasih. Orang dunia sulit untuk menjalankan kasih yang murni. Setan melakukan “kebaikan” dengan motivasi menggaet lebih banyak bahkan yang diincar adalah nyawa manusia. Kristus melakukan yang terbaik dengan motivasi kasih. Kebencian dapat tersiram oleh kasih. Kasih dapat memberi kekuatan untuk menerobos.

Orang kolerik berjuang keras supaya tidak gagal supaya tidak merusak nama sendiri (motivasi diri sendiri), sehingga cenderung akan memanipulasi orang untuk kepentingan diri. Alangkah indahnya kalau motivasi / pendorong itu diganti dengan kasih, lakukan demi orang lain yang dilayani.

Orang melankolik punya keunggulan perasaan, perasaan yang kuat, tetapi yang cenderung negatif, seperti menangisi keadaan. Alangkah indahnya kalau diganti dengan perasaan kasih yang besar supaya bisa menggarap hal yang positif.

Mari kita meneladani Kristus dengan menjadikan kasih sebagai motivator segala tindakan kita. Dunia tidak mungkin melakukan hal ini karena tidak memiliki Sumber Kasih itu yaitu Tuhan Yesus Kristus.

3. Mengejar kemenangan total.

Pendidikan yang kita terima selama ini sudah menjadikan pikiran kita ter-fragmented (terpecah-pecah), hidup kita juga terpecah, sehingga setan dapat dengan mudah menyerang hidup kita, kalau dari sisi ini gagal, dapat dari sisi lain yang terpecah.

Kemenangan yang harus kita kejar adalah kemenangan secara totalitas, bukan per segmen. Kita jangan tertipu dengan kemenangan pada awal langkah tapi yang menuju kepada kekalahan total. Iblis juga memberikan kepada kita kemenangan pada awal langkah tapi nantinya dia akan mendapatkan kemenangan atas nyawa kita. Waktu Kristus mati, iblis merasa menang, tapi waktu Kristus bangkit, iblis dikalahkan. Inilah kemenangan total dari Kristus.

Kembalilah kepada Kristus, taat kepada Dia, maka kita akan menang secara total dalam menghadapi dunia ini. Iman kepada Tuhan akan membawa kita hidup berkemenangan bahkan lebih dari pada pemenang.

Sekali lagi, IMAN bukan masalah besar atau kecilnya iman, tetapi masalah ada atau tidak ada iman; iman sebiji sesawi pun dapat memindahkan gunung, dan menjadikan kita lebih dari pada pemenang. Amin

…the true light of wisdom, sound virtue, full abundance of every good, and purity of righteousness rest in the Lord alone.

Dr. John Calvin

~ Halaman ke-2 ~

PISAU
Kedua tangan Margareth dengan lincah menggerakkan pisau kecil itu membedah daging babi untuk mengeluarkan tulangnya. Dengan keahlian yang tinggi bagaikan dokter bedah saja layaknya pisau kecil ditangan Margareth bergerak mengikuti kurva tulang, menyayat, memotong, dan sebentar kemudian tulang iga itu telah dikeluarkan dari daging babi.

Luar biasa, tulang itu putih bersih hampir tidak ada daging yang menempel.

Waktu itu aku baru saja masuk bekerja ke restoran itu, sebagai pembantu di dapur tugasku setiap hari memotong babi dan meraciknya dengan memberi bumbu-bumbu untuk kemudian daging babi itu dimasukkan ke oven besar dengan nyala api dibawahnya. Dipanggang menjadi barbeque pork. Barbeque pork memang menjadi salah satu makanan yang disukai direstoran itu.

Agar daging babi dapat dipotong dengan bentuk yang teratur sudah tentu tulang iga itu harus dikeluarkan dulu. Aku telah mencoba memisahkan tulang dengan daging babi, tetapi hasilnya jelek sekali.

Pada tulang masih banyak sekali menempel daging babi. Aku menggunakan pisau besar karena memang biasanya pisau besar itulah yang aku pakai untuk memotong sayuran dan aku sudah ahli menggunakan pisau besar.

Margareth, manager restoran itu, melihat hasil pekerjaanku segera saja mengambil pisau kecil dan kemudian tangannya bergerak dengan lincah. Uh hanya satu dua menit saja tulang itu sudah terpisahkan.

Aku kemudian mencoba dan mencoba terus sesuai dengan contoh yang diberikan. Pada akhirnya memang aku bisa dengan ahli mengeluarkan tulang tapi itu diperlukan waktu 'terbang' yang cukup lama.

Setelah tulang dikeluarkan dari daging, maka giliran digunakan pisau besar untuk memotong-motong daging itu pada bentuk dan ukuran yang dikehendaki. Memang pintar manusia itu bisa menciptakan pisau dengan berbagai ukuran. Ada yang besar ada juga yang kecil tapi kesemuanya itu saling melengkapi. Pisau besar tidak dapat mengerjakan semua pekerjaan dengan baik tanpa pisau kecil, demikian juga pisau kecil membutuhkan pisau besar.

Manusia saja bisa membuat pisau berbagai ukuran dengan fungsinya masing-masing, Tuhan pun menciptakan manusia dengan berbagai ukuran, bakat, keahlihan masing-masing dan kesemuanya itu berguna untuk saling melengkapi dan akan sempurna bila semua bisa bekerja sama. Berbagai ras, budaya, bahasa, agama, dsb.nya itu memang sudah ada dan harus ada tidak perlu dihilangkan atau dibuat tidak ada. Tetapi dengan adanya kesadaran akan keunikan masing-masing serta saling menghargai satu sama lain akan didapat 'mutual enrichment' bagi semua.

~ Halaman ke-3 ~

Mereka yang tidak pernah menyerah

1. NANCY MATTHEWS EDISON

suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. ibunya membaca kertas tersebut, " Tommy, anak ibu, sangat bodoh. kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah."

sang ibu terhenyak membaca
surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, " anak saya Tommy, bukan anak bodoh. saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia."

Tommy bertumbuh menjadi Thomas Alva Edison, salah satu penemu terbesar di dunia. dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju.

tak banyak orang mengenal siapa Nancy Mattews, namun bila kita mendengar nama Edison, kita langsung tahu bahwa dialah penemu paling berpengaruh dalam sejarah. Thomas Alva Edison menjadi seorang penemu dengan 1.093 paten penemuan atas namanya. siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? jawabannya adalah ibunya!

ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya.
Nancy yang memutuskan untuk menjadi guru pribadi bagi pendidikan Edison dirumah, telah menjadikan puteranya menjadi orang yang percaya bahwa dirinya berarti. Nancy yang memulihkan kepercayaan diri Edison, dan hal itu mungkin sangat berat baginya. namun ia tidak sekalipun membiarkan keterbatasan membuatnya berhenti...


2. JOANNE KATHLEEN ROWLING


sejak kecil, Rowling memang sudah memiliki kegemaran menulis. bahkan di usia 6 tahun, ia sudah mengarang sebuah cerita berjudul Rabbit. ia juga memiliki kegemaran tanpa malu-malu menunjukan karyanya kepada teman-teman dan orangtuanya. kebiasaan ini terus dipelihara hingga ia dewasa. daya imajinasi yang tinggi itu pula yang kemudian melambungkan namanya di dunia.

akan tetapi, dalam kehidupan nyata, Rowling seperti tak henti disera masalah. keadaan yang miskin, yang bahkan membuat ia masuk dalam kategori pihak yang berhak memperoleh santunan orang miskin dari pemerintah Inggris, itu masih ia alami ketika Rowling menulis seri Harry Potter yang pertama. ditambah dengan perceraian yang ia alami, kondisi yang serba sulit itu justru semakin memacu dirinya untuk segera menulis dan menuntaskan kisah penyihir cilik bernama Harry Potter yang idenya ia dapat saat sedang berada dalam sebuah kereta api. tahun 1995, dengan susah payah, karena tak memiliki uang untuk memfotocopy naskahnya, Rowling terpaksa menyalin naskahnya itu dengan mengetik ulang menggunakan sebuah mesin ketik manual.

naskah yang akhirnya selesai dengan perjuangan susah payah itu tidak lantas langsung diterima dan meledak di pasaran. berbagai penolakan dari pihak penerbit harus ia alami terlebih dahulu. diantaranya, adalah karena semula ia mengirim naskah dengan memakai nama aslinya, Joanne Rowling. pandangan meremehkan penulis wanita yang masih kuat membelenggu para penerbit dan kalangan perbukuan menyebabkan ia menyiasati dengan menyamarkan namanya menjadi JK Rowling. memakai dua huruf konsonan dengan harapan ia akan sama sukses dengan penulis cerita anak favoritnya CS Lewis.

akhirnya keberhasilan pun tiba. Harry Potter luar biasa meledak dipasaran. semua itu tentu saja adalah hasil dari sikap pantang menyerah dan kerja keras yang luar biasa. tak ada kesukdedan yang dibayar dengan harga murah.

3. STEVE JOBS


tahun 1976, bersama rekannya Steve Wozniak, Jobs yang baru berusia 21 tahun mulai mendirikan Apple Computer.Co di garasi milik keluarganya. dengan susah payah mengumpulkan modal yang diperoleh dengan menjual barang" mereka yang paling berharga, usaha itu pun dimulai. komputer pertama mereka, Apple 1 berhasil mereka jual sebanyak 50 unit kepada sebuah toko lokal. dalam beberapa tahun, usaha mereka cukup berkembang pesat sehingga tahun 1983, Jobs menggaet John Sculley dari Pepsi Cola untuk memimpin perusahaan itu. sampai sejauh itu, Apple Computer menuai kesuksesan dan makin menancapkan pengaruhnya dalam industri komputer terlebih dengan diluncurkannya Macintosh. namun, pada tahun 1985, setelah konflik dengan Sculley, perusahaan memutuskan memberhentikan pendiri mereka, yaitu Steve Jobs sendiri.

setelah menjual sahamnya, Jobs yang mengalami kesedihan luar biasa banyak menghabiskan waktu dengan bersepeda dan berpergian ke Eropa. namun, tak lama setelah itu, pemecatan tersebut rupanya justru membawa semangat baru bagi dirinya. ia pun memulai usaha baru yaitu perusahaan komputer NeXT dan perusahaan animasi Pixar. NeXT yang sebenarnya sangat maju dalam hal teknologinya ternyata tidak membawa hasil yang baik secara komersil. akan tetapi, Pixar adalah sebuah kisah sukses lain berkat tangan dinginnya. melalui Pixar, Jobs membawa trend baru dalam dunia film animasi seiring dengan diluncurkannya film produksinya Toy Story dan selanjutnya Finding Nemo dan The Incredibles.

sepeninggal Jobs dan semakin kuatnya dominasi IBM dan micr*soft membuat Apple kalah bersaing dan nyaris terpuruk. maka, tahun 1997, Jobs dipanggil kembali untuk mengisi posisi pimpinan sementara. dengan mengaplikasi teknoligi yang dirancang di NeXT, kali ini Apple kembali bangkit dengan berbagai produk berteknologi maju macam MacOS X, IMac dan salah satu yang fenomenal yaitu iPod.

kisah sukses Steve Jobs mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada kesuksesan yang instan. penolakan dan kegagalan seringkali mewarnai perjalanan hidup kita, tapi jangan biarkan semua itu membuat kita berhenti.

4. MARK ZUCKERBERG (FACEBOOK)

Pernah mendengar situs jaringan pertemanan Friendster? Konon, melalui situs tersebut, banyak orang-orang yang lama tak bersua, bisa kembali bersatu, reunian, dan bahkan berjodoh. Karena itulah, situs pertemanan itu beberapa waktu lalu sempat sangat popular. Karena itu, tak heran jika setelah era suksesnya Friendster, berbagai situs jaringan pertemanan bermunculan. Salah satunya adalah Facebook.

Facebook ini sebenarnya dibuat sebagai situs jaringan pertemanan terbatas pada kalangan kampus pembuatnya, yakni Mark Zuckerberg.
Mahasiswa Harvard University tersebut-kala itu-mencoba membuat satu program yang bisa menghubungkan teman-teman satu kampusnya. Karena itulah, nama situs yang digagas oleh Mark adalah Facebook. Nama ini ia ambil dari buku Facebook, yaitu buku yang biasanya berisi daftar anggota komunitas dalam satu kampus. Pada sejumlah college dan sekolah preparatory di Amerika Serikat, buku ini diberikan kepada mahasiswa atau staf fakultas yang baru agar bisa lebih mengenal orang lain di kampus bersangkutan.

Pada sekitar tahun 2004, Mark yang memang hobi mengotak-atik program pembuatan website berhasil menulis kode orisinal Facebook dari kamar asramanya. Untuk membuat situs ini, ia hanya butuh waktu sekitar dua mingguan. Pria kelahiran Mei 1984 itu lantas mengumumkan situsnya dan menarik rekan-rekannya untuk bergabung. Hanya dalam jangka waktu relatif singkat-sekitar dua minggu-Facebook telah mampu menjaring dua per tiga lebih mahasiswa Harvard sebagai anggota tetap.

Mendapati Facebook mampu menjadi magnet yang kuat untuk menarik banyak orang bergabung, ia memutuskan mengikuti jejak seniornya-Bill Gates-memilih drop out untuk menyeriusi situsnya itu. Bersama tiga rekannya-andre McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes-Mark kemudian membuka keanggotaan Facebook untuk umum.

Mark ternyata tak sekadar nekad. Ia punya banyak alasan untuk lebih memilih menyeriusi Facebook. Mark dan rekannya berhasil membuat Facebook jadi situs jaringan pertemanan yang segera melambung namanya, mengikuti tren Friendster yang juga berkembang kala itu. Namun, agar punya nilai lebih, Mark pun mengolah Facebook dengan berbagai fitur tambahan. Dan, sepertinya kelebihan fitur inilah yang membuat Facebook makin digemari. Bayangkan, Ada 9.373 aplikasi yang terbagi dalam 22 kategori yang bisa dipakai untuk menyemarakkan halaman Facebook, mulai chat, game, pesan instan, sampai urusan politik dan berbagai hal lainnya. Hebatnya lagi, sifat keanggotaan situs ini sangat terbuka. Jadi, data yang dibuat tiap orang lebih jelas dibandingkan situs pertemanan lainnya. Hal ini yang membuat orang makin nyaman dengan Facebook untuk mencari teman, baik yang sudah dikenal ataupun mencari kenalan baru di berbagai belahan dunia.

Sejak kemunculan Facebook tahun 2004 silam, anggota terus berkembang pesat. Prosentase kenaikannya melebihi seniornya, Friendster. Situs itu tercatat sudah dikunjungi 60 juta orang dan bahkan Mark Zuckerberg berani menargetkan pada tahun 2008 ini, angka tersebut akan mencapai 200 juta anggota.

Dengan berbagai keunggulan dan jumlah peminat yang luar biasa, Facebook menjadi ‘barang dagangan' yang sangat laku. Tak heran, raksasa software micr*soft pun tertarik meminangnya. Dan, konon, untuk memiliki saham hanya 1,6 persen saja, micr*soft harus mengeluarkan dana tak kurang dari US$ 240 juta. Ini berarti nilai kapitalisasi saham Facebook bisa mencapai US$15 miliar! Tak heran, Mark kemudian dinobatkan sebagai miliarder termuda dalam sejarah yang memulai dari keringatnya sendiri.

Niat Mark Zuckerberg untuk sekadar‘menyatukan' komunitas kampusnya dalam sebuah jaringan ternyata berdampak besar. Hal ini telah mengantar pria yang baru berusia 23 tahun ini menjadi miliarder termuda dalam sejarah. Sungguh, kejelian melihat peluang dan niatan baiknya ternyata mampu digabungkan menjadi sebuah nilai tambah yang luar biasa. Ini menjadi contoh bagi kita, bahwa niat baik ditambah perjuangan dan ketekunan dalam menggarap peluang akan melahirkan kesempatan yang dapat mengubah hidup makin bermakna.

TIADA KETEKUNAN YANG TIDAK MEMBAWA HASIL

~ Halaman ke-4 ~

Bob Butler Story: Heroism From The Heart

Bob Butler kehilangan kedua kakinya dalam sebuah ledakan ranjau pada tahun 1965 di Vietnam. Ia pulang ke rumah sebagai seorang pahlawan. Dua puluh tahun kemudian, ia membuktikan dirinya kembali bahwa kepahlawanan datangnya dari dalam hati.

Butler saat itu sedang bekerja di garasinya di sebuah kota kecil di Arizona pada suatu hari di musim panas ketika ia mendengar jeritan seorang wanita dari rumah di dekatnya. Ia mulai menggelindingkan kursi rodanya ke arah rumah itu, namun semak-semak yang padat tidak memungkinkan kursi roda itu lewat menuju ke pintu belakang. Maka ia
keluar dari kursi rodanya, melewati kubangan dan semak-semak dengan kedua tangannya.

"Saya harus segera sampai ke sana," katanya. "Tidak peduli apakah itu akan menyakitkan."

Saat Butler sampai di kolam renang, disana ada seorang anak perempuan berumur tiga tahun, Stephanie Hanes, yang tergeletak di dasar kolam. Anak itu lahir dengan tidak
memiliki kedua lengan, jatuh ke kolam renang dan tidak bisa berenang.

Ibunya berdiri di tepi kolam sambil berteriak histeris. Butler segera menyelam ke dasar kolam renang dan membawa Stephanie keluar. Wajahnya
telah kebiruan, tidak ada detak jantung dan tidak bernafas.

Butler segera memberi nafas buatan saat ibu Stephanie menelpon departemen pemadam kebakaran (911). Dia bilang semua petugas pemadam
kebakaran sedang bertugas keluar, dan tidak ada petugas di kantor. Dengan tanpa harapan, dia menangis dan memeluk bahu Butler.

Sambil meneruskan memberi nafas buatan, Butler menenangkan ibunya Stpehanie. "Jangan kuatir," katanya. "Saya sudah menjadi tangannya
untuk membawanya keluar dari kolam. Dia akan baik-baik saja. Sekarang saya sedang menjadi paru-parunya. Bersama kita akan bisa melewatinya. "

Dua menit kemudian gadis kecil itu batuk-batuk, siuman kembali dan mulai menangis. Ketika mereka berpelukan dan bersyukur, ibunya
Stephanie bertanya bagaimana Butler bisa tahu bahwa semua akan bisa diatasi dengan baik.

"Saat kedua kaki saya meledak di perang Vietnam, saya seorang diri di tengah lapangan," Butler bercerita. "Tidak ada seorang pun yang mau
datang untuk menolong, kecuali seorang anak perempuan Vietnam. Dengan susah payah dia menyeret tubuh saya ke desa, dan dia berbisik dengan
bahasa Inggrisnya yang terpatah-patah, 'Semuanya OK. Anda bisa hidup. Saya menjadi kakimu. Bersama kita bisa melewati semuanya.' "

"Perkataan yang penuh kebaikan dari gadis Vietnam itu membawa harapan ke dalam jiwa saya, dan saya ingin melakukan hal yang sama kepada Stephanie."

~ Halaman ke-5 ~

EDISI 04 Tahun 2009

Tuntunan Hidup
Terpujilah Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan -Mu kepadaku. * Mzm. 119:12

RENUNGAN
Suatu hari aku membeli sebuah meja TV. Begitu tiba di rumah, aku langsung merakitnya tanpa membaca petunjuknya. Setelah meja itu selesai dirakit, ternyata ada beberapa bagian dan sekrup yang tersisa. Sekilas meja itu tampak sudah pas dan kukuh. Namun, setelah TV dan peralatan lain kuletakkan di atasnya, meja itu ambruk karena tidak kuat menahan berat beban. Tak pelak lagi, ini terjadi karena aku tidak merakitnya dengan benar, sesuai dengan buku petunjuknya.

Dalam kehidupan rohani, kita memiliki sebuah sumber tuntunan hidup, sebuah buku petunjuk yang terdiri dari 66 kitab, yang sarat hikmat dan nasihat untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Alkitablah buku petunjuk yang dimaksud. Jika kita membaca, mempelajari, dan menerapkan hikmatnya sebagai penuntun untuk menjalani kehidupan yang berpusat pada Allah, kita dapat menanggung beratnya beban hidup.

Bukan hanya itu. Dengan tuntunan firman Allah, kita dapat hidup berkemenangan. Ada janji dalam 1 Yohanes 5:13, "Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal." Aku percaya hidup yang kekal itu telah dimulai dari sekarang, selagi kita berjalan bersama Allah dari hari ke hari di sini, di dunia ini.

~ Halaman ke-1 ~

Otoritas Alkitab

oleh : Rev. James Montgomery Boice, D.Theol., D.D

Penyebab terbesar dari kekacauan di dalam gereja dewasa ini adalah kurangnya otoritas yang dapat disandari. Banyak usaha dilakukan untuk mensuplai otoritas ini melalui keputusan-keputusan sidang gerejawi, pertemuan yang eksistensial dengan "firman" tetapi yang tidak bisa dipahami maksudnya, atau dengan cara-cara lain. Tapi tak satupun pendekatan itu dapat dikatakan berhasil. Lalu apa yang salah? Apakah sebenarnya sumber otoritas bagi orang Kristen?

Jawaban klasik orang-orang Protestan adalah: sumber otoritas itu tidak lain Firman Allah yang diwahyukan, yaitu Alkitab. Alkitab berotoritas sebab bukan perkataan manusia, walaupun manusia adalah saluran sehingga Alkitab dapat sampai kepada kita. Sesungguhnya Alkitab "dinafaskan oleh Allah". Alkitab adalah hasil buatan Allah. Tetapi mungkin timbul juga pertanyaan lain mengenai otoritas. Pertanyaan ini berkaitan dengan cara kita menyadari otoritas Alkitab. Bagaimana kita bisa mengerti sesungguh-sungguhny a bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan?

Aspek manusiawi dari pertanyaan mengenai otoritas, membawa kita sedikit lebih jauh kepada pengertian bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan. Sebab arti sepenuhnya dari perkataan itu bukan sekadar menunjukkan bahwa Tuhan telah memberikan Alkitab, tetapi juga bahwa Alkitab terus menerus berbicara melalui Alkitab kepada manusia secara pribadi. Dengan kata lain, jika setiap orang secara pribadi mempelajari Alkitab, Allah berbicara kepada mereka melalui usaha mereka untuk mempelajarinya. Allah mengubah diri mereka melalui kebenaran yang mereka dapatkan. Inilah pertemuan secara langsung dari orang percaya secara individual dengan Tuhan. Luther mengungkapkan hal ini dengan kalimat, "Hati nuraniku telah ditawan oleh Firman Tuhan." Demikian juga yang dimaksud oleh Calvin dengan perkataan, "Sesungguhnya Alkitab membuktikan dirinya sendiri otentik".

Hanya pengalaman secara langsung sajalah yang akan menyakinkan orang bahwa kata-kata dalam Alkitab adalah Firman Tuhan yang otentik dan otoritatif. Calvin berkata, "Jadi, Roh yang sama yang telah berbicara melalui mulut para nabi sekarang menembus ke dalam hati kita untuk mengatakan kepada kita bahwa para nabi itu telah dengan setia mengatakan apa yang diperintahkan oleh Tuhan."

Alkitab lebih dari sekadar sesuatu kebenaran yang diungkapkan, suatu kumpulan kitab-kitab yang secara lisan diinspirasikan oleh Tuhan. Alkitab adalah suara Allah yang hidup. Allah yang hidup berbicara melalui halaman demi halaman Alkitab. Jadi Alkitab tidak boleh dinilai sebagai sebuah obyek sakral untuk diletakkan di atas rak buku lalu diabaikan begitu saja. Alkitab adalah dasar yang kudus, di mana hati dan pikiran manusia bisa mencapai satu titik temu yang penting dengan Allah yang hidup, yang penuh kasih dan memperhatikan manusia. Kalau kita mau memiliki perspektif yang sesuai dan pemahaman yang dapat disandari mengenai wahyu maka kita harus terus menerus memahami ketiga hal berikut: "Firman yang berotoritas dan tidak mungkin salah, tindakan Roh Kudus yang membuat kita mengerti dan menerima Firman itu dan hati yang mau menerima." Tidak mungkin kita memiliki pengetahuan yang benar tentang Allah tanpa ketiga hal itu.

Pandangan Reformasi

Jaminan bahwa Allah telah berbicara kepada para Reformator secara langsung melalui Firman-Nya memberikan suatu kebulatan di hati para Reformator. Secara teologis, pembentukan kebenaran pada dasarnya adalah sebuah elemen yang baru dalam Reformasi.

Pekik peperangan Reformasi adalah Sola Scriptura. Hanya Firman saja. Tetapi bagi para Reformator Sola Scriptura memiliki arti lebih dari sekadar bahwa Allah telah menyatakan diri-Nya dalam perkataan Alkitab. Elemen yang baru itu bukan berarti bahwa Alkitab, yang sesungguhnya diberikan oleh Tuhan, berbicara dengan otoritas Tuhan sendiri. Gereja Roma Katolik maupun para Reformator memiliki pendapat yang sama tentang hal itu. Elemen yang baru itu, sebagaimana juga diungkapkan oleh Packer adalah kepercayaan dalam diri Reformator melalui pengalaman mereka mempelajari Alkitab, bahwa Alkitab dapat dan memang sesungguhnya menafsirkan dirinya sendiri dalam hati orang beriman. Alkitab adalah penafsir bagi Alkitab sendiri, Scriptura sui ipsius interpres, sebagaimana dikemukakan oleh Luther. Jadi, kita tidak perlu Paus atau konsili untuk memberitahu apa arti perkataan Alkitab. Hal ini dapat berarti menantang pernyataan kepausan atau pernyataan konsili dan menunjukkan bahwa mereka tidak benar dan menuntut orang beriman untuk tidak menuruti mereka. Alkitab adalah satu-satunya sumber di mana orang berdosa bisa mendapatkan pengetahuan yang benar tentang Allah dan kebaikan. Alkitab juga merupakan satu-satunya hakim Gereja segala zaman demi nama Tuhan.

Dalam zaman Luther, Roma Katolik telah melemahkan otoritas Alkitab dengan cara meninggikan tradisi, sampai setara dengan Alkitab. Mereka juga menekankan bahwa ajaran Alkitab dapat disampaikan kepada orang Kristen hanya melalui perantaraan Paus, konsili, dan para imam. Para Reformator mengembalikan otoritas Alkitab dengan menyatakan bahwa Allah yang hidup berbicara langsung kepada umat-Nya dengan penuh otoritas melalui setiap halaman Alkitab.

Para Reformator menyebut tindakan Allah yang melahirkan Firman dalam pikiran dan hati nurani umat-Nya, sebagai kesaksian batiniah dari Roh Kudus. Mereka menekankan bahwa tindakan seperti itu adalah pertemuan obyektif atau eksternal, berdasarkan ayat-ayat dalam Yoh 3:8; 1Yoh 2:20, 27; 1Yoh 5:7. Pengertian yang sama juga diungkapkan Paulus dalam 1Kor 2:12-15 dan Ef 1:16-20. Jika kita melihat ayat-ayat di atas secara keseluruhan, maka semuanya mengajarkan kita tentang kelahiran baru, pertumbuhan kebijaksanaan rohani dan pengetahuan tentang Allah. Itu adalah hasil karya Roh Allah atas hidup kita melalui Alkitab. Tidak ada pengertian spiritual yang mungkin terlepas dari tindakan Roh Kudus ini. Jadi kesaksian Roh Kudus adalah alasan yang paling masuk akal mengapa Alkitab diterima sebagai otoritas tertinggi dalam semua persoalan iman dan tindakan dari setiap anak Tuhan.

Kitab yang Memahami Saya

Jika kita membaca Alkitab dan Roh Kudus berbicara kepada kita, maka ada berbagai hal yang terjadi. Pertama, pembacaan itu mempengaruhi kita dengan sangat berbeda dari semua pembacaan buku-buku lain yang pernah dilakukan.

Dr. Emilie Cailliet adalah seorang ahli filsafat dari Perancis yang kemudian menetap di Amerika dan menjadi profesor di Princeton Theological Seminary. Ia dibesarkan dengan suatu pendidikan naturalistik. Ia tak pernah mengindahkan hal-hal yang bersifat spiritual. Ia tak pernah membaca Alkitab. Ketika Perang Dunia I meletus, ia melihat keadaan sekelilingnya dan merasa tidak puas dengan pandangan dan sikap hidupnya. Ia mengajukan sebuah pertanyaan kepada diri sendiri seperti pertanyaan yang diungkapkan oleh Levin, tokoh fiksi karya Leo Tolstoy dalam buku Anna Karenina. Bunyi pertanyaan itu, "Darimanakah asal hidup? Jika hidup itu berarti, apa arti yang sesungguhnya? Apa arti semua teori ilmu pengetahuan dalam kenyataan yang sesungguhnya? " Belakangan Cailliet menulis, "Seperti Levin, saya juga merasa bukan oleh pikiran saya tetapi oleh keseluruhan keberadaan saya, bahwa saya ditentukan untuk binasa secara tragis, jika waktunya sampai."

Setelah terjaga sepanjang malam, Cailliet mulai merindukan apa yang disebutnya sebuah buku yang dapat memahami diri saya. Ia adalah orang terpelajar, tetapi ia tidak pernah mengenal ada buku yang seperti itu sebelumnya. Ketika kemudian ia terluka dan dibebastugaskan dari kesatuan militer dan kembali ke tempatnya mengajar, Cailliet berketetapan untuk menyiapkan sebuah buku seperti yang ia maksudkan itu bagi dirinya sendiri secara rahasia. Ketika membaca buku, ia mencatat kalimat-kalimat yang nampaknya berguna bagi dirinya. Kemudian ia mencatat semua kalimat itu sekali lagi dalam sebuah buku bersampul kulit. Ia menandai semua kata penting yang diharapkan bisa melepaskan dirinya dari segala kekuatiran.

Akhirnya tibalah saatnya ia menyelesaikan bukunya, sebuah buku yang akan memahami dirinya. Lalu Cailliet ke luar rumah dan duduk di bawah sebatang pohon dan mulai membaca kumpulan tulisannya itu. Tetapi bukannya satu kelegaan yang ia jumpai. Justru setiap kalimat yang sudah dikutipnya itu mengingatkannya tentang betapa berat usahanya mengumpulkan semua kalimat itu. Akhirnya ia tahu bahwa semua usahanya sia-sia, sebab buku itu dibuatnya sendiri. Buku itu tidak mempunyai kekuatan. Dengan kecewa ia simpan buku itu dalam sakunya.

Pada saat yang sama, istri Cailliet (yang tidak tahu menahu tentang usaha suaminya itu) pulang dengan sebuah cerita menarik. Ia baru pulang berjalan-jalan di desa Perancis mereka yang kecil dan secara tidak sengaja memasuki sebuah gereja Huguenot mungil. Sebelumnya ia tak pernah melihat gereja mungil itu, tetapi ia masuk juga dan minta sebuah Alkitab, walaupun ia sendiri tidak sadar apa perlunya ia minta Alkitab. Sampai di rumah ia minta maaf pada suaminya karena membawa Alkitab pulang ke rumah, sebab ia tahu bahwa suaminya tidak suka pada kekristenan. Tetapi Cailliet tidak mempedulikan permintaan maaf istrinya dan menanyakan di mana Alkitab itu sekarang. Cailliet sadar bahwa ia tak pernah membaca Alkitab sebelumnya. Lalu dengan bergegas ia justru mulai membaca Alkitab itu. Berikut ini adalah kutipan dari perkataan Cailliet secara langsung, Aku membukanya dan sampai pada Ucapan Bahagia dari Tuhan Yesus. Aku terus membacanya terus menerus, berulang-ulang dengan suara keras dan merasakan ada satu kehangatan yang merambat melaluinya.. .Aku tak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan betapa aku kagum dan terpesona. Lalu tiba-tiba aku menyadari: Inilah buku yang dapat memahami diriku! Aku sangat membutuhkannya, tetapi aku tidak menyadari, bahkan dengan bodohnya aku berusaha menulis buku semacam ini sendiri. Aku terus membacanya makin jauh, terutama dari keempat Injil. Lalu aku melihat, bahwa Dia yang berbicara dan bertindak sungguh hidup bagiku. Pengalaman yang indah ini menandai permulaan pengertianku tentang doa, juga pengalaman itu mengajarkanku tentang kehadiran Tuhan, yang kemudian menjadi sesuatu yang sangat pokok dalam pemikiran teologisku. Suasana providensial di dalam Buku itu telah menangkap aku dan walaupun tampaknya absurd untuk membicarakan tentang sebuah buku yang dapat memahami manusia, sesungguhnya Alkitab dapat memahami manusia. Sebab setiap halamannya dihidupkan oleh kehadiran Allah yang hidup dan kekuatan karya-Nya. Kepada Allah inilah aku berdoa malam itu, dan Allah yang menjawab adalah Allah yang sama yang dibicarakan dalam Buku itu.

Sepanjang sejarah umat Allah telah melihat apa yang diungkapkan dalam Reformasi. Inilah perkataan Calvin tentang kebenaran yang sama, Kuasa yang khusus di dalam Alkitab jelas dapat kita lihat. Kalau kita bandingkan dengan tulisan-tulisan manusia yang lain, betapapun indah bahasa yang dipakainya tetap tidak ada tulisan lain yang dapat dibandingkan dengan Alkitab. Bacalah Demosthenes atau Cicero; bacalah Plato, Aristoteles, dan karya-karya filsuf lain yang sebudaya dengan mereka. Buku-buku itu memang akan memberikan keindahan kepada kita, menggetarkan hati, dan membuat kita terkenang. Tetapi jika kita beralih dari buku-buku itu dan membawa Kitab Suci, maka Kitab Suci ini akan mempengaruhi hidup kita, menembus ke dalam hati, kemudian mendiami seluruh sumsum tulang kita. Jika hendak dibandingkan sekali lagi, maka buku-buku karya para filsuf itu hampir akan ada artinya lagi. Jadi jelaslah bahwa Kitab Suci jauh melebihi segala kebaikan manusia, sebab Kitab Suci menghembuskan sesuatu yang bersifat Ilahi.

Contoh yang lain kita lihat di bagian akhir Injil Lukas. Tuhan Yesus baru bangkit dari kubur dan menampakkan diri kepada para murid-Nya. Kleopas dan seorang kawannya berjalan menuju ke Emaus dan berjumpa dengan Tuhan Yesus di tengah perjalanan. Mereka tidak mengenali-Nya. Ketika Tuhan Yesus bertanya mengapa mereka tampak sedih, mereka justru balik bertanya, apakah Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi di Yerusalem. Mereka menceritakan tentang Yesus yang mati, lalu pada hari pertama minggu itu para perempuan pergi ke kubur dan menjumpai kubur itu telah kosong Yesus, walaupun sesungguhnya kubur itu sendiri tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Mimpi mereka lenyap, dan dalam perkiraan mereka waktu itu Yesus telah mati, itulah sebabnya mereka pulang ke Emaus.

Tetapi Tuhan Yesus mulai berkata-kata kepada mereka, mengajarkan mereka Alkitab. Tuhan Yesus menyebut mereka orang-orang bodoh dan lamban untuk percaya perkataan para nabi. Tuhan Yesus menekankan kepada mereka bahwa Mesias memang harus mengalami penderitaan itu untuk masuk ke dalam kemuliaan. Tuhan Yesus mulai dengan pengajaran Musa dan seluruh pernyataan para nabi, kemudian Ia menjelaskan apa yang dikatakan Alkitab tentang diri-Nya sendiri.

Akhirnya mereka tiba di rumah mereka, dan Ia menyatakan diri kepada mereka ketika mereka makan bersama. Ia tiba-tiba menghilang. Segera kedua orang itu kembali ke Yerusalem untuk menceritakan kepada para murid yang lain. Mereka mengatakan, "Bukankah hati kita berkobar-kobar ketika Ia berbicara kepada kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" (Luk. 24:32). Mereka disadarkan oleh Firman Tuhan. Dalam keadaan ini Tuhan Yesus sendiri menggenapi fungsi Roh Kudus dengan cara menerangkan arti Firman Tuhan kepada para murid-Nya dan dengan menerapkan kebenarannya kepada mereka.

Alkitab juga mengubah kita. Kita menjadi orang-orang yang berbeda sebagai hasil dari pertemuan dengan Alkitab. Satu bagian dari Roma 13 mengubah hidup Agustinus ketika ia membaca Alkitab di kebun rumah seorang kawannya di dekat Milan , Italia. Luther mengatakan pengalamannya dalam meditasi di Wartburg Castle dan ia dilahirkan lagi dan menyaksikan bagaimana Roma 1:17 menjadi gerbang surgawi. Perenungan John Wesley terhadap Alkitab akhirnya membawa pertobatannya dalam sebuah pertemuan kecil di Aldersgate.

Kitab yang Memahami Saya

Akibat lain dari membaca Alkitab adalah bahwa Roh Kudus yang berbicara melalui setiap halamannya akan membawa orang-orang menjadi murid Tuhan Yesus. Alkitab berisi berbagai macam pokok bahasan. Alkitab meliputi sejarah yang ratusan tahun panjangnya. Tetapi obyek dari Alkitab dalam segala bagiannya menunjuk kepada Kristus. Tuhan Yesus berkata bahwa jika Penghibur, yaitu Roh Kebenaran yang diutus-Nya dari Bapa itu datang, Ia akan menyaksikan tentang diri Tuhan Yesus (Yoh. 15:26). Karena peranan Roh Kudus adalah menunjukkan tentang Tuhan Yesus di dalam Alkitab, maka kita bisa yakin bahwa kita sedang mendengarkan perkataan Roh Kudus jika kita mengalaminya.

Mungkin orang bertanya, bukankah seluruh isi Alkitab adalah sejarah? Bagaimana mungkin Yesus adalah subyek dari Perjanjian Lama? Dan bagaimana Roh Kudus dapat menunjukkan kita kepada-Nya? Tuhan Yesus menjadi subyek dalam Perjanjian Lama dengan dua cara: (1) dengan menyesuaikan dengan tema utamanya dan (2) dengan menggenapi apa yang nubuatan yang ada.

Satu tema utama dari Perjanjian Lama adalah dosa manusia dan perlunya penolong bagi manusia. Alkitab dimulai dengan kisah penciptaan. Tetapi kita juga dapati kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa. Manusia bukannya sepenuhnya taat dan bersandar kepada Penciptanya, tetapi justru memberontak dan melawan Allah. Manusia lebih memilih jalannya sendiri daripada mengikuti jalan Tuhan. Jadi akibat dari dosa segera jatuh atas seluruh umat manusia.

Dalam Perjanjian Lama selanjutnya kita melihat seluruh konsekuensi dosa ini: pembunuhan atas diri Habel, kejahatan manusia pada zaman Nuh sampai terjadinya air bah, penyimpangan seksual, bahkan sampai kepada tragedi yang dialami Israel bangsa pilihan walaupun seharusnya Israel berhak memiliki berkat-berkat Tuhan secara penuh. Paling baik jika Perjanjian Lama disimpulkan dengan perkataan Daud dalam mazmur pengakuan dosanya. Mazmur 51:1-5 boleh disebutkan sebagai pengakuan dosa dari seluruh umat manusia.

Kita memiliki satu doktrin Alkitab yang penting. Kalau kita dapat mengertinya dengan benar maka doktrin ini tidak akan berakhir dalam dirinya sendiri. Kebenaran tentang dosa dan kebutuhan kita diungkapkan dalam Alkitab sebab Alkitab juga mampu menunjukkan bahwa Kristus mampu menjawab semua persoalan.

Tema kedua dari Perjanjian Lama adalah eksistensi Allah yang bertindak dalam kasih-Nya untuk menebus orang berdosa. Allah Bapa melakukan ini di dalam seluruh Perjanjian Lama. Pada saat yang sama, ketika Allah melakukannya, Ia juga menunjuk kepada kedatangan Putra-Nya yang akan menebus manusia secara sempurna untuk selama-lamanya.

Ketika Adam dan Hawa berdosa, maka dosa itu memisahkan mereka dari Sang Pencipta. Mereka berusaha bersembunyi. Akan tetapi Allah datang pada mereka pada waktu hari sejuk, dan Allah memanggil mereka. Memang Allah berbicara dalam penghakiman, sebab memang Ia harus melakukannya. Ia mengungkapkan konsekuensi dari dosa mereka. Tetapi Allah membunuh seekor binatang dan memakaikan kulit binatang itu untuk menjadi pakaian manusia yang berdosa dan mulai mengajarkan jalan keselamatan melalui pencurahan darah. Lalu Allah berfirman tentang kedatangan Sang Juruselamat yang akan meremukkan kepada dari ular yang artinya akan mengalahkan kuasa iblis (Kej 3:15).

Pada sembilan pasal berikutnya kita jumpai suatu rujukan lain di mana benih perempuan itu akan menghancurkan kepala ular. Allah pertama kali memberikan janji kepada Abraham dengan menekankan bahwa oleh keturunan Abraham segala bangsa di muka bumi akan mendapat berkat (Kej 12:3; 22:18). Berkat yang dijanjikan ini tentulah bukan sebuah berkat yang mengalir dari diri Abraham secara pribadi. Berkat yang dijanjikan ini akan datang melalui keturunan Abraham, yaitu benih yang dijanjikan, Sang Mesias. Lalu beratus-ratus tahun berikutnya yang mengerti betul ayat ini menunjukkan bahwa: (1) benih itu adalah Tuhan Yesus; (2) janji yang diberikan kepada Abraham adalah satu berkat melalui Dia; dan (3) berkat itu sampai kepada manusia melalui karya Kristus yang menebus (Gal 3:13-16).

Menjelang kematiannya Yakub berkata bahwa tongkat kerajaan tak akan pernah pergi dari Yehuda (Kej 49:10). Musa juga berkata tentang Dia yang akan datang (Ul 18:15). Kitab Mazmur berisi banyak nubuatan besar. Mazmur 2 menceritakan tentang Kristus yang memperoleh kemenangan dan berkuasa atas bangsa-bangsa di bumi. Mazmur ini sangat disukai orang-orang Kristen abad mula-mula (Lihat Kisah 4). Mazmur 16 menubuatkan kebangkitan Kristus (ayat 10; lihat Kisah 2:31). Dalam Mazmur 22, 23, dan 24 kita mendapatkan gambaran tentang Tuhan Yesus: Juruselamat yang menderita, Gembala yang baik dan Raja. Mazmur-mazmur yang lain membicarakan aspek lain tentang pelayanan dan kehidupan Kristus. Mazmur 110 kembali pada tema mengenai pemerintahan- Nya, yaitu hari ketika Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa, dan menjadikan musuh-musuh- Nya sebagai tumpuan kaki-Nya. Rincian tentang kehidupan, kematian, dan kebangkitan Kristus dapat kita jumpai dalam kitab para nabi: Yesaya, Daniel, Yeremia, Yehezkiel, Hosea, Zakharia, dan yang lainnya.

Tuhan Yesus Kristus dan karya-Nya adalah subyek dari Alkitab. Roh Kuduslah yang mengungkapkan semuanya tentang Dia. Pada saat wahyu dalam Alkitab dipahami maka Alkitab memberi kesaksian tentang dirinya sendiri dan otoritas serta kuasa dari Allah yang hidup dapat dirasakan dalam setiap lembar halamannya.

~ Halaman ke-2 ~

Bersama Tuhan Lebih Enak!

Pada usia empat tahun anak laki-laki sulung saya, Nathan, tidak dapat berbicara. Ada sekitar enam dokter spesialis THT yang menyatakan bahwa dia mengalami telat berbicara. Lalu saya bawa dia berobat ke Jakarta . Setelah dua minggu menjalani pemeriksaan, anak saya dinyatakan cacat permanen dan tidak ada obat atau terapi untuk membuatnya dapat berbicara. Karena tidak puas dengan semuanya, maka saya bawa dia berobat ke Australia , dan di sana juga dokter menyatakan bahwa anak saya cacat permanen karena terkena virus anjing.

Tetapi saya ingat bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Allah yang hidup. Saya cuma kembalikan sepenuhnya anak saya kepada Tuhan dan berharap untuk mendapatkan suatu mukjizat. Sejak saat itu saya selalu berusaha ikut berbagai KKR agar anak saya bisa mengalami kesembuhan ilahi. Dimana ada KKR, di sana pasti ada anak saya, Nathan. Tetapi mukjizat belum juga terjadi. Rupanya Tuhan mempunyai rencana yang lain bagi anak saya.

Pada suatu hari Tuhan menjawab pergumulan saya. Dia berkata, ”Kalau rohanimu bertumbuh 5% saja, maka anakmu juga akan sembuh 5%, demikianlah seterusnya.” Ketika Tuhan berbicara tentang pertumbuhan rohani, saya bingung karena pada waktu itu saya sudah melayani Tuhan. Tetapi ternyata di hadapan Tuhan saya ini nol karena hati dan perbuatan saya tidak sesuai dengan firman Tuhan. Setelah saya mengerti, saya mulai melangkah dan memperbaiki hidup saya. Yang dulunya saya suka menonton blue film, menipu, berbuat jahat kepada orang lain dan banyak lagi segi kehidupan saya yang kotor, semuanya itu saya buang.

Mukjizat terjadi pada saat anak saya berusia tujuh tahun. Dia mulai bisa berbicara. Saat dia memanggil saya, ”Papa!”, itu bukan kebahagiaan yang biasa saja, tetapi amat sangat luar biasa karena saya melihat dengan sungguh-sungguh bahwa itu adalah mukjizat dari Tuhan. Menurut perhitungan dan pengetahuan dokter anak saya tidak akan dapat dan tidak akan pernah dapat berbicara. Tetapi bukan demikian kata Tuhan. Karena Tuhan semakin menunjukkan kuasa-Nya saya semakin memperbaiki hidup saya dengan sungguh-sungguh. Dan puji Tuhan, karena karakter saya menjadi semakin baik dan semakin baik, maka anak saya menjadi semakin sembuh.

Pada saat dia lulus dari Sekolah Luar Biasa (SLB), saya kemudian menyekolahkan Nathan di sekolah normal. Dia mengalami kesulitan karena pelajaran di sekolah normal jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di SLB. Setiap kali menghadapi ulangan harian, dia kedodoran. Bisa mendapatkan nilai 3 saja kami sudah sangat bangga. Tetapi pada suatu ketika saat dia mau menghadapi ulangan umum dia menanyakan apa yang harus dia lakukan dan saya bilang, ”Tuhan Yesus pasti tolong kamu. Tuhan Yesus pasti tolong kamu. Tuhan Yesus pasti tolong kamu. Sekarang tugasmu adalah belajar sebisamu.” Pada pagi harinya saat saya antar ke sekolah dia meminta saya menumpangkan tangan, berdoa baginya dan saya juga meminta dia untuk berdoa dahulu sebelum mengerjakan soal-soal.

Pada saat dia menghadapi ulangan umum, saya berpuasa untuknya. Ketika pulang sekolah dia menceritakan bahwa sesungguhnya dia tidak mampu mengerjakan soal-soal ulangan, tetapi malaikat Tuhan menolong dia. Tangannya terus menulis jawaban dan dia tidak bisa menghentikannya. Dia rasakan bahwa Tuhan telah menjamah tangannya. Ternyata benar apa yang dia katakan. Dia mendapatkan ranking 2 di kelasnya. Sontak sekolahnya sempat gempar. Bahkan Kepala Sekolah mencurigai bahwa Wali Kelasnya menjual jawaban soal kepada anak saya, karena mereka semua tahu bahwa anak saya tidak cerdas.

Karena kuasa Tuhanlah, anak saya dari yang tidak mampu dijadikannya menjadi mampu. Anak saya semakin tumbuh dalam hal rohani karena dia juga melihat mukjizat demi mukjizat terjadi dalam hidupnya. Bahkan Tuhan angkat dia masuk ke Universitas melalui jalur prestasi dan mendapatkan beasiswa.

Pada suatu hari setelah dia menyelesaikan ujian SMA-nya, isteri saya yang menjemput dia pulang sekolah. Dalam perjalanan, dia berkata, ”I love you, mom!” Saya mengasihi mama dan saya sangat mencintai mama.

Sesampai di rumah dia merapikan dirinya, kemudian makan dan sempat bergurau dengan mamanya. Sekitar jam 13.30 dia pamit untuk tidur. Dan pada jam 14.00 siang itu anak saya dipanggil Tuhan pulang ke rumah Bapa di Sorga. Hal itu baru diketahui isteri saya sekitar jam 16.30 sore. Isteri saya menemukan Nathan sudah meninggal ketika dia bermaksud membangunkannya. Dia meninggal dengan keadaan yang sangat tenang. Dapat dilihat dari tempat tidur yang masih tertata sangat rapi.

Aku sangat terguncang, bahkan tidak tahu kemana harus kubawa hidupku ini. Isteriku dan anakku yang bungsu histeris. Mereka membentur-benturkan kepala mereka ke tembok, sehingga kurangkul paksa mereka supaya mereka tenang dan kami mulai berdoa.

Aku berkata, "Tuhan Yesus, Engkau sungguh baik, karena di saat badai seperti ini Engkau memiliki maksud dan rencana yang indah bagi kami dan kami percaya Engkau tidak akan meninggalkan anak-anak-Mu pada waktu menderita."

Saat itu aku merasa ada yang aneh. Secara jujur aku tidak kuat menghadapi semua itu, tetapi di hatiku tidak ada sedikitpun perasaan yang menyalahkan Tuhan. Yang ada hanya rasa syukur. Kami bersyukur karena kasih Tuhan yang luar biasa itu melingkupi kami.

Saat Nathan dimasukkan ke dalam es untuk diawetkan, pada pagi hari jam 8 ada SMS masuk dari Amerika yang menyampaikan bahwa: "AKU sangat mengasihi anakmu." Bukan itu saja, Dia kirimkan dua orang hamba Tuhan yang tidak kukenal dan juga mereka menyampaikan pesan yang sama: "Aku telah mengirimkan para malaikat-Ku untuk menjemput anakmu. Sekarang anakmu menjadi bagian dari para penyembah-Ku dan bersukacita bersama-Ku."

Aku pegang semua itu, meskipun aku tidak tahu apa maksudnya. Aku mulai berpuasa selama 40 hari dan Tuhan menjawab melalui firman-Nya yang terdapat di dalam Wahyu 14:2-5 yang berbunyi: "Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu. Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan , karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela." Ayat-ayat itu membuatku menangis pada malam itu. Dan ayat-ayat itu terus terngiang-ngiang di dalam pikiranku selama seminggu.
Lalu pada tanggal 21 Juni 2006 pukul 4 pagi ada dorongan roh yang kuat agar aku berdoa. Dan aku taat. Dalam keadaan sadar 100% kurasakan rohku keluar dari tubuhku dan Tuhan menaruh aku di suatu tempat dimana kulihat Tuhan Yesus duduk memangku seseorang dalam kemuliaan-Nya.

Meskipun aku tidak dapat melihat dengan jelas, tetapi kurasakan damai sejahtera dan sukacita yang luar biasa. Dan sinar kemuliaan Tuhan yang putih bening seperti kristal itu memancar penuh kemilau. Oh, betapa indahnya dan tak dapat kugambarkan dengan kata-kata!

Dalam sinar kemuliaan itu Dia berkata, "Waktu-Ku tidak lama." Setelah itu kulihat Nathan turun dari pangkuan-Nya dan berjalan tiga langkah ke arahku. Nathan memelukku dan aku memeluknya dengan erat dan menciuminya.

Aku mengajukan tiga pertanyaan kepadanya. Pertama, apakah kamu mau hidup lagi di dunia, Nathan? Ia menggelengkan kepalanya. Kedua, apakah kamu sudah menjadi bagian dari tim pujian dan penyembahannya Tuhan seperti tertulis dalam Wahyu 14:2-5? Dia menganggukkan kepalanya. Ketiga, apakah kamu sudah bersukacita di sini? Dia kembali menganggukkan kepalanya.

Setelah itu aku berkata, "Selamat jalan, Nathan! Kita akan bertemu lagi kelak!" Kulihat Nathan berjalan mundur dengan melambaikan tangannya kepadaku dan menghilang.

Ketika rohku kembali, tubuhku terasa bergoncang. Bahkan sempat aku serasa mau rebah. Dunia ini sangat mengerikan. Bumi gelap gulita, bahkan untuk melihat tanganku pun tidak bisa.

Setelah itu aku baru bisa menangis. Padahal waktu bertemu dengan anakku, tidak ada rasa haru, tidak ada dukacita, tetapi yang ada hanyalah damai sejahtera dan sukacita yang luar biasa. Dan jika waktu itu Tuhan menawariku untuk tinggal dan tidak kembali lagi ke dunia, aku pasti mau, karena bersama dengan Tuhan itu jauh lebih enak.

Setelah kejadian demi kejadian kualami, sekarang hubunganku dengan Tuhan bertambah intim dan mesra. Suatu hubungan yang tak dapat diutarakan dengan kata-kata.

Sumber kesaksian: Handoko W & Christiani Hartono SH seperti yang dimuat dalam Tabloid Keluarga Edisi 20

~ Halaman ke-3 ~