Minggu, 12 Juli 2009

EDISI 12 Tahun 2009

AYAH ANAK
Ada seorang ayah yang mempunyai seorang anak. Ia sangat menyayangi anaknya. Suatu hari ketika si anak diajaknya keluar naik mobil, mereka pulang sangat larut. Di tengah jalan, si anak melepas seatbelt-nya karena merasa sangat gerah. Ayahnya meminta anaknya untuk memakainya kembali tapi si anak menolak.

Dan benarlah ketika sampai di sebuah tikungan, tiba-tiba muncul sebuah sepeda motor yang menyebabkan mobil mereka harus mengerem dengan sangat mendadak. Ayahnya selamat, sedangkan anaknya terlempar keluar melalui kaca depan dengan kepala duluan dan membentur aspal.

Langsung saja dilarikan ke rumah sakit. Si anak menderita gegar otak yang cukup parah dan akhirnya harus buta, bisu dan tuli.Si ayah hanya bisa memeluk sambil menangis. Karena anaknya tidak akan bisa mendengar, tidak bisa melihat dan tidak bisa berbicara lagi.

Begitulah kehidupan ayah-anak itu. Dia senantiasa menjaga anaknya.

Suatu ketika anaknya minta es, ayahnya tidak memberikannya karena ayahnya tahu ia sedang panas dalam dan es akan memperparah penyakitnya.

Di suatu musim dingin, anaknya ingin berjalan ke tempat yang hangat tetapi langsung dicegahnya karena ternyata"tempat hangat" itu adalah sebuah gubuk yang sedang terbakar.

Di kesempatan lain, ayahnya membuang liontin kesukaan anak itu. Akibatnya si anak ngambek satu minggu.. Ayahnya sedih sekali karena ia ingin memberitahu anaknya kalau liontin itu sudah berkarat dan bisa melukai dirinya. Tapi keterbatasan komunikasi membuat si anak menyalahkan ayahnya.

Apa daya yang bisa dilakukan sang ayah? Anaknya tidak bisa melihat, menden! gar maupun berbicara.
Ia sangat rindu sekali untuk bersama-sama dengan anaknya dan bermain-main seperti ayah-anak pada umumnya.

Apakah saat ini hubungan kita dengan Allah Bapa seperti ayah dan anak itu?

Ketika Tuhan mengingatkan kita untuk memakai seatbelt itu, kita melepasnya karena dirasa terlalu ketat dan memaksa.

Ketika Tuhan meminta kita untuk taat, kita malah melanggarnya. Akibatnya, kita semakin jauh dari Tuhan, jatuh ke dalam dosa, sehingga beberapa dari berkat kita harus diambil.

Sudah begitu, kita semakin sulit berkomunikasi dengan Allah Bapa. Kita selalu mengeluh, mengapa begini, mengapa begitu.. Seolah-olah yang kita inginkan selalu saja dicegah oleh Allah Bapa. Padahal, tahukah kita kalau Allah Bapa sedang menjauhkan kita dari sesuatu yang berbahaya? Seandainya kita selalu berkomunikasi denganNya lewat doa-doa kita setiap hari, kita akan bisa tahu alasan mengapa Allah Bapa seperti ini kepada kita.

Jangan pernah mencoba melepas seatbelt rohani itu ketika kamu masih dalam sebuah mobil kehidupan yang melaju kencang di jalan raya.

Jangan pernah menyalahkan Tuhan. Ia tidak sejahat itu. Semua rancanganNya adalah indah pada waktuNya.

Komunikasi-lah selalu dengan Tuhan setiap hari. Ambil saat teduh untuk bercakap-cakap dengan Tuhan dan jadilah anakNya yang taat. Amin!

~ Halaman ke 1 ~

KENANGAN INDAH
Aku masih mengingatnya, ketika itu pagi yang dingin dibulan Januari 1950, saat itu aku baru berumur 8 tahun. Aku dan kakak2 ku menghangatkan badan didekat tungku sementara ibu sedang memasak untuk makan pagi kami. Sayup2 kami mendengar suara diloteng seperti bunyi kelereng2 menggelinding melintasi lantai, mendengar suara itu, ayah segera naik keatas untuk memeriksa, tiba2 ayah berteriak "Kebakaran !"

Kami tinggal jauh dipinggiran kota Orrock, Minnesota, belum ada jaringan telpon, sehingga kami tidak bisa minta bantuan, rumah dan sebagian isinya habis terbakar, hanya foto2 keluarga, mesin jahit, barang2 milik pribadi dan pakaian dibadan saja yang terselamatkan. Ayah tidak bekerja sebagai buruh pabrik dimusim dingin, dan kami tidak memiliki uang maupun asuransi kebakaran untuk menggantikan segala kehilangan dalam kebakaran itu.

Setelah beberapa hari kami menumpang dirumah sanak-saudara, ayah meminjam uang untuk menyewa rumah petani disekitar itu. Sedangkan ibu mengatur rumah dengan kursi, meja, tempat tidur serta peralatan dapur yang disumbangkan para saudara dan sahabat.

Tak banyak yang kami miliki sebelum kebakaran itu, walaupun demikian kami tidak pernah merasa miskin. Sekarang saya harus memakai pakaian yang kedodoran pemberian belas kasihan sesama, sambil memandang sebuah meja yang sudah mengelupas, kursi2 yang tidak serasi, handuk2 bekas dan spatula yang tangkainya sudah patah. Saya terharu sehingga tidak kuat lagi menahan tangis airmata. Sungguh kami menjadi orang miskin yang tidak layak
mendapatkan yang lebih baik. Namun kami selalu bersyukur dan mengucap terima kasih kepada orang2 yang sudah memberi kami barang2 bekas tersebut, saat2 itu memang sangat sulit dan menyedihkan buat kami dalam menjalani hidup ini.

Dalam keadaan ekonomi yang masih morat-marit itu, tiba2 ada seorang tetangga datang membawa hadiah. Ia menyerahkan satu set sarung bantal, selimut tebal serta seperey yang bermotif sulaman bunga mawar yang sungguh indah kepada ibu. Kami semua tertegun dan kagum, kami hampir tidak percaya bahwa ia memberikan kepada kami sulaman2 indah cemerlang yang berwarna merah jambon tersebut. Orang-orang lain memberikan apa yang sudah tidak mereka inginkan lagi, tetapi tetangga ini justru memberikan barang-barang terbaik yang ia miliki untuk kami!

Kami belum lama tinggal dilingkungan itu sebelum kebakaran, sesudahnya kami segera pindah dan kehilangan kontak dengan para tetangga. Sekarang sudah hampir 58 tahun berlalu, kami tidak ingat lagi siapa yang memberi hadiah tersebut, tetapi kami masih tetap mengingat perasaan memiliki harga diri yang diberikannya kepada kami. Kami selalu berusaha berbuat baik, karena semua ini juga mengingatkan kami kepada seseorang mau memberi kami hadiah yang begitu indah dan berharga.

Itulah salah satu kenangan yang terindah dalam hidupku dan kerapkali menjadi contoh hal yang membimbing tindakanku. Mereka memberikan sesuatu yang terbaik dari apa yang mereka miliki.

Pesan Moral :
Natal sudah diambang pintu, itu menandakan bahwa Kristus sudah datang.
Hadiah apa yang dapat kita berikan kepada-Nya?
Barang2 berharga yang kita miliki kah atau bar
ang-barang bekas?

~ Halaman ke 2 ~

PRIBADI YANG BERINTEGRITAS
"Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan." Amsal 16 : 8

Ini adalah kisah tentang seorang Bapak yang sesungguhnya tidak pernah saya kenal. Saya mendengar namanya dari kesaksian orang-orang di sekelilingnya. Nama beliau adalah Pak Niti. Beliau meninggal kurang lebih 3 tahun yang lalu dalam usia tujuh puluh sekian.

Pak Niti adalah seorang pensiunan pejabat Departemen Keuangan. Semasa menjabat sebagai pegawai berkedudukan lumayan di wilayah Departemen basah tersebut, beliau sangat sederhana.Ia terkenal jujur dan takut akan Tuhan. Ia hanya hidup semata-mata dari gaji dan penghasilannya mengajar di sebuah perguruan tinggi. Kadang-kadang beliau pun menulis buku ilmiah yang berhubungan dengan bidang study yang digelutinya yaitu ekonomi. Pada masa itu gaji pegawai negeri sangat kecil, begitu pun dengan gaji seorang dosen. Namun Pak Niti tetap setia pada pekerjaannya dan kejujurannya.

Pak Niti memiliki 6 orang anak, namun hanya 2 orang yang sanggup ia biayai ke perguruan tinggi.Puji Tuhan, semua anaknya menjadi orang yang sangat berhasil. Salah seorang anaknya bercerita tentang kisah apel merah kepada saya. Suatu kali mereka memiliki 1 buah apel merah. Karena hanya ada satu apel dan ada 6 orang anak yang ingin mencicipinya, 1 buah apel merah tersebut dibagi enam agar ke-6 anaknya dapat makan apel tersebut. Sementara Pak Niti dan istrinya, yang juga sebenarnya ingin mencicipi apel tersebut memilih mengalah pada anak-anak mereka. Perasaan saya langsung mengharu-biru mendengar kisahnya. Terbayang dalam pikiran saya, betapa berat tentunya bagi Pak Niti saat itu.Satu sisi ia ingin membelikan semua anaknya apel, namun di sisi lain ia sendiri tidak punya uang lebih.Walau tak tampak menangis di depan semua anaknya, pasti hatinya menjerit.

Seorang bapak yang sangat mengenal Pak Niti berkata kepada saya, "Saya salut dengan Pak Niti. Beliau benar-benar orang yang bersih dan jujur. Namun sayangnya akibat kejujurannya, dia tidak memiliki harta apa-apa selain rumah dan buku-buku yang sangat dicintainya. Walau salut, saya tidak sepaham dengan beliau. Kita hidup di dunia yang abu-abu, kalau kita mau tetap putih ya begitulah akibatnya." Saya tertegun.

Pak Niti adalah kisah nyata pribadi yang jujur dan takut akan Tuhan, namun dianggap ironis oleh dunia, karena tidak memiliki harta sebagaimana yang dimiliki oleh mantan pejabat lainnya.Ironis karena hanya mampu menyekolahkan 2 dari 6 anaknya ke perguruan tinggi. Bagi dunia, Pak Niti adalah sebuah ironi. Tetapi tidak bagi saya. Pak Niti adalah pribadi yang berintegritas.

APAKAH INTEGRITAS ITU ?

Seorang dikatakan berintegritas apabila ia :
1. Selalu menepati janji
2. Senantiasa memegang komitmen dan tanggung jawab
3. Senantiasa menunjukkan konsistensi dalam sikap, perkataan dan perbuatan
4. Satu antara kata dengan perbuatan. Perbuatan dan kata-kata berjalan seiring.
5. Memegang teguh kejujuran dan keterbukaan
6. Menepati dan menghargai waktu
7. Menjaga prinsip-prinsip yang diyakini

Pak Niti memiliki semua kriteria tersebut di atas. Kisah Pak Niti adalah kisah yang juga menunjukkan kepada saya bahwa sekalipun buat dunia itu dianggap kebodohan untuk hidup jujur, bersih, tulus dan memegang teguh komitmen, namun tidak bagi Tuhan. Tuhan memperhitungkan semua yang Pak Niti lakukan. Amsal 10:3a "TUHAN tidak membiarkan orang benar kelaparan" itu terjadi dalam kehidupan Pak Niti sekeluarga. Walau kisah Apel itu ada, namun mereka bersaksi bahwa mereka tidak pernah tidak makan.

Saya percaya Pak Niti pasti bahagia pada akhir hidupnya, karena ia mendapati semua anaknya menjadi orang yang berhasil di bidangnya. Mereka menempati posisi Top Management di perusahaan tempat mereka bekerja dan istrinya menyerahkan diri untuk melayani Tuhan full time di gerejanya. Siapa bilang ironi? Justru happy ending kan?

"Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan sorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya."Mazmur 126 :5-6

~ Halaman ke 3 ~

HARGA SEBUAH HARAPAN
Danielle duduk sambil mendesah, perasaannya galau dan sangat letih. Pengalaman hari itu membuatnya frustrasi. Hanya dengan empat puluh dollar di dalam dompet, dia dengan putus asa berusaha mencari bank yang mau memberikan uang terhadap pembayaran berbentuk cek yang ada di tangannya. Dia tinggal di kota kecil, dan tidak terdaftar di salah satu bank di sana - dan bank tampak- nya tidak memiliki niatan untuk membantu. Selama dua minggu dia berusaha dan berusaha - tapi tampaknya tidak berguna. Dengan uang tunai yang berkurang dengan cepat, dia tidak memiliki lagi sumber keuangan yang lain. Bagaimana dia bisa terus menopang hidupnya sendiri beserta kedua anaknya? Dia hanya berpikir berapa lama lagi dia dan kedua anaknya dapat bertahan dengan uang yang tersisa. Untuk melepaskan diri dari segala beban yang sedang ditanggungnya, Danielle memutus- kan untuk mengikuti pertemuan di Pusat Dukungan Wanita yang ada di kota kecil itu. Para wanita yang ada di pertemuan itu telah banyak memberi semangat hidup padanya saat dia lari dari rumah untuk menyelamatkan diri. Pikirannya mengembara kemana-mana saat dia duduk di ruang pertemuan. Dengan keputusasaan yang dalam, dia ingin agar dapat memperoleh harapan dan semangat yang baru sehingga bisa menjalani hidup sebagai orang tua tunggal. ”Selamat siang semuanya,” terdengar suara yang membuyarkan lamunan Danielle. Itu adalah pemimpin kelompok wanita itu. “Apakah ada yang mau mulai?” Duduk di samping Danielle, Amy membersihkan tenggorokannya. “Saya,” katanya. Amy mulai menceritakan secara terperinci keadaan hidupnya yang sangat menyedihkan. Dia mulai dari masalah pribadi yang berat dengan suaminya dan baru beberapa hari kehilangan rumah dan mobilnya. Telepon dan aliran listrik terancam akan diputus. Suaminya telah menghabiskan seluruh uangnya untuk judi. Dia juga tengah berjuang untuk melepaskan diri dari kecanduan obat-obatan. Hubungan dengan suaminya memburuk sampai pada tahap mengancam keselamatan dirinya. Uang terakhir yang ada sudah dibelanjakan membeli makanan untuk anaknya dan pempers untuk bayinya. Tidak ada lagi yang tersisa. Sama sekali tidak ada. Saat Amy meneruskan penjelasannya, Danielle mendengar bisikan Tuhan di dalam hatinya. “Setelah pertemuan selesai, berikan dua puluh dollar pada Amy.” Tapi Danielle langsung berpikir, “Tapi saya tidak bisa. Saya hanya punya empat puluh dollar satu-satunya.” Kembali dia mendengar perintah itu, bahkan lebih jelas.

Danielle tahu bahwa dia harus taat. Saat selesai pertemuan, dia mengambil dompet dan perlahan menarik uang dua puluh dollar untuk Amy. Karena mengetahui keadaan Danielle, awalnya Amy enggan untuk menerima pemberian itu. Tetapi saat para wanita lain berda- tangan memberi Amy pelukan dan dukungan, Danielle berkata padanya bahwa Tuhan menginginkan hal itu dilakukanya. Kemudian Danielle keluar. Saat Danielle membuka pintu mobil, dia mendengar namanya dipanggil. Dia menoleh saat Amy melangkah ke arahnya, Air mata mengalir di pipi saat Amy berkata, “Bagaimana kamu bisa tahu?” tanyanya. Air mata itu semakin deras saat Amy mengambil dompetnya. Dari dalam dia dia menggeluarkan selembar kertas kuning botol obat. “Saya mengambilnya kemarin.” Dia menunjukkan kalimat di barisan bawahnya. “Saya penderita diabetes yang bergantung dengan obat. Saya perlu obat ini setiap hari sepanjang hidup. Sampai tadi pagi saya tidak tahu bagaimana saya bisa membeli obat ini lagi untuk menyambung hidup.” Air matanya kembali mengalir saat dia menunjukkan bahwa obat itu harganya tepat dua puluh dollar!. Itu adalah saat dimana Danielle merasa diperbaharui semangatnya dengan harapan dan kedamaian. Dia berkata pada Amy, bahwa dia tidak tahu kalau Amy memerlukan obat diabetes itu; tetapi Tuhan tahu. Saat dia melihat bahwa masalah Amy jauh lebih besar daripada yang dihadapinya, Tuhan memperlihatkan bahwa Ia mampu menolongnya menuntun setiap langkah dan memenuhi setiap kebutuhan hidupnya sehingga bisa melewatinya, satu langkah setiap saat. Kata-kata penghiburan dan penguatan yang diucapkan Danielle kepada Amy sebetulnya adalah kata-kata untuknya sendiri. Sekarang, hanya dengan dua puluh dollar di dalam dompet, dia mencoba sekali lagi untuk menukarkan ceknya dengan uang tunai di beberapa bank dalam perjalan pulang. Saat dia mengantisipasai terhadap kemungkinan penolakan yang telah dihadapi diibeberapa bank sebelumnya, hatinya sekarang sudah penuh dengan rasa percaya diri dan semangat yang baru. Dengan harapan di tangan, dia masuk ke bank yang ada di dekat kantor Pusat Dukungan Wanita. Tak berapa lama, bank itu memberikan sejumlah uang membayarkan cek yang dia sodorkan tanpa banyak bertanya! Dengan wajah berseri-seri Danielle pulang. Saat tahu bahwa hari-hari yang penuh kepastian akan perubahan pasti tiba, dia menemukan harapan baru yang menyala-nyala. Dia tidak pernah bertemu Amy lagi, tetapi dia percaya bahwa Tuhan pasti menjaga kehidupannya Amy beserta kedua anaknya – seperti halnya dia juga merasa yakin bahwa Tuhan menjaga hidupnya dan kedua anaknya sendiri.

Tiga tahun berlalu, saat Danielle menyadari bahwa harapan yang sebenarnya tidak ditentukan oleh banyaknya uang. Dia terus berterima kasih karena Tuhan mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya, sehari demi sehari - lebih dari dua puluh dollar yang pernah tersisa di dalam dompetnya. (Oleh Susan Hamilton)

~ Halaman ke 4 ~

KEKUATAN DOA DALAM PENYEMBUHAN

Aku dan suamiku merasa letih pada hari Natal itu. Sebagai dosen, kami telah menyerahkan nilai-nilai semester sebelumnya pada musim gugur. Kami segera menyiapkan beberapa kopor dan mengajak anak-anak untuk mengadakan perjalanan ke rumah kakek dan nenek mereka di California.

Suamiku, David, tergores jarinya ketika ia menutup kopor. Jarinya tak berdarah dan ia pun tak menghiraukannya. Ketika kami akan berangkat, ayahku menelepon dan mengatakan bahwa ibunya atau nenekku baru saja meninggal dunia. Pemakamannya akan dilangsung-kan segera sesudah hari Natal.

Pada Malam Natal, David mengatakan bahwa dia merasa sakit di bawah lengannya. Tetapi ia berpikir bahwa sakit itu akan hilang dengan sendirinya. Selanjutnya, kami berkumpul dan membuka sumbangan simpati bersama-sama anak-anak kami dan orang-orang yang datang pada acara pemakaman.

Tiba-tiba, David gemetar dan harus berbaring ketika hadiah terakhir dibuka. Dua hari berikutnya, David memburuk. Badannya terasa sakit, terutama lengannya. Ia hampir tidak bisa menahan rasa sakitnya dan akhirnya muntah-muntah. Aku menelepon dokter kami di Utah.

Menurut dokter, David mungkin terserang influenza. Pada Selasa pagi, aku merasa bahwa David bisa ditinggalkan selama satu jam. Kami pergi ke gereja untuk pemakaman Nenek. Lagipula, aku ikut berbicara pada acara pemakaman itu. David bisa mengurus dirinya untuk beberapa saat.

Acara pemakaman itu bisa menjadi sarana reuni yang hangat dengan saudara-saudaraku. Aku adalah cucu perempuan yang paling tua sehingga aku berbicara mewakili semua cucu perempuan. Nenek meninggal dunia pada usia 94 tahun. Menurutku, ia mempunyai hidup yang panjang dan produktif. Para wanita dari keluarga Waite adalah pribadi-pribadi yang kuat. Ketika aku duduk, seorang tetangga memberiku sebuah kertas berisi pesan singkat yang dikirim oleh gereja bahwa suamiku telah dibawa ke rumah sakit dengan ambulans.

Ketika aku tiba di rumah sakit, aku mendapatkan David di ambang kematian. Ia hampir tidak sadar. Tetapi ia cukup sadar untuk merasakan sakit yang hebat. Di tengah rasa sakit. Akhirnya, ia meninggalkan rumah sakit dan pulang dengan perayaan besar. Ketika kami tinggal berdua, aku dan David saling memandang dan memutuskan untuk mencoba bermain piano di rumah. Menurutku, bila ia dapat bermain beberapa nada, aku akan menganggap itu sebagai suatu keberhasilan.

Dengan kekhawatiran, David meletakkan kedua tangannya di atas deretan tuts piano. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi. Apakah jari-jarinya dapat bekerja? Apakah keterampilannya hilang untuk selamanya? Aku menahan napas. David mulai bermain. Secara luar biasa ia masih dapat memainkan piano dengan sangat indah. Ia menggubah sebuah karya musik saat itu.

Tetapi itu bukan akhir dari kemajuan David. Dari Natal itu sampai ke Natal berikutnya, David menjalani terapi fisik untuk mengembalikan kelenturan di dada, punggung, dan lengannya.

Ketika Natal berikutnya hampir tiba, kami memutuskan untuk mengunjungi orang tuaku di masa liburan. Ini untuk membuktikan kepada mereka bahwa kami dapat berlibur tanpa seorang pun yang sakit atau masuk rumah sakit. Dengan semangat tinggi, David menelepon ahli bedahnya dan mengingatkannya tentang tantangan untuk bermain tennis. Si ahli bedah senang mendengarkan tantangannya.

Pada malam Natal, David dan dokternya bertemu di sebuah lapangan tenis. Mereka bermain ganda melawan sepasang dokter lainnya. Ahli bedahnya bersorak setiap kali

David memukul bola. Ia memanggil dokter-dokter lain ke jaring net untuk memperlihatkan bekas-bekas dan cangkokan kulit di sekujur tubuhnya. Pada akhir permainan, David dan ahli bedahnya menang 40-0.

Meskipun tahun itu merupakan tahun yang sangat sulit bagi kami, masa itu merupakan masa yang kudus. Keluarga kami mengalami tiga mukjizat melalui cinta dan doa-doa ratusan orang di sekeliling kami. David hidup, ia tetap mempunyai kedua lengannya, serta ia dapat bermain tenis dan memainkan sonata-sonata Beethoven.

Aku mendapati bahwa sebagian besar doa permohonanku telah berubah menjadi doa ucapan syukur.

4} Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya TUHAN, dan aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa;

5} sebab kasih-Mu besar mengatasi langit, dan setia-Mu sampai ke awan-awan.

Mazmur 108 : 4 - 5

~ Halaman ke-5 ~

Rabu, 08 Juli 2009

EDISI 11 Tahun 2009

Remote Control

”...kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk”.- Ulangan 30:19

Saat melihat televisi, saya selalu memastikan bahwa remote control itu ada di dekat saya. Ketika tayangan tak lagi menarik atau karena iklan yang numpang lewat, maka saya segera ambil remote dan segera pencet sana sini untuk mencari channel lain yang lebih menarik. Ketika saya mulai memencet satu tombol, maka televisi secara otomatis akan mengikuti semua perintah yang dikendalikan oleh remote. Boleh dikata kalau remote adalah pengendali sedangkan pesawat televisi adalah obyek yang dikendalikan.


Banyak orang berpikir bahwa kehidupan kita di dunia ini mirip dengan televisi, diset secara otomatis untuk bisa dikendalikan oleh remote. Membayangkan Tuhan duduk di atas tahtaNya di sorga sambil membawa “remote kehidupan” lalu mengarahkan remote itu kepada kita sehingga mau tidak mau kita harus menuruti keinginan Sang Pengendali.


Kita tidak diciptakan seperti itu. Kita diciptakan dengan kehendak bebas, sehingga kita bebas menentukan pilihan-pilihan hidup. Tuhan tidak menggenggam remote itu erat-erat untuk mengendalikan kita bak mengendalikan robot. Sebaliknya Ia memberikan remote itu kepada kita dan memberi kebebasan sepenuhnya. Kebebasan untuk memilih taat atau berontak. Untuk hidup benar atau hidup dalam dosa. Memilih berkat atau kutuk. Hidup kudus atau cabul. Memilih merdeka atau memilih terikat.


Setiap pilihan akan mengandung konsekuensi. Seperti halnya ketika manusia pertama memilih untuk melanggar perintah Tuhan, maka manusia dikuasai oleh dosa. Seperti ketika Yesus sedang berdoa di taman Getsemani dengan dua cawan yang ada di depannya dan ketika Ia memilih mengambil cawan penderitaan, maka karya keselamatan terjadi dalam kehidupan manusia. Kita diberi kebebasan dengan segala konsekuensi yang mengikutinya. Itu sebabnya pengertian kebebasan lebih pas kalau dikatakan sebagai kebebasan yang bertanggung jawab. Itu seperti ketika seseorang mempercayakan sesuatu kepada Anda, lalu apakah Anda akan menyalahgunakan kepercayaan itu? Justru karena Anda mendapat kepercayaan, tentu Anda akan lebih hati-hati menggunakannya. Demikian halnya dengan kebebasan yang Tuhan percayakan kepada kita.


Daftarlah semua kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita. Berapa persen kita menyalahgunakan kebebasan yang sudah Tuhan berikan? (Kwik)


~ Halaman ke 1 ~

APAKAH SILSILAH YESUS ADA MAKNANYA BAGIKU?

Waktu kita baca Matius 1 disana terdapat silsilah keturunan Yesus yang cukup panjang. Waduh kita jadi bingung ! Koq banyak banget silsilah orang-orang. Apakah bagian silsilah ini ada makna rohani? Buat apa dicatat pusing-pusing bikin penuh ! Apakah ada gunanya ? Nanti dulu ! Bukankah setiap tulisan dalam Alkitab adalah Firman Tuhan? Maka pasti silsilah ini ada maknanya. Nah tujuan dari artikel ini yaitu untuk refleksi. Sebelum memulai refleksi ada beberapa prinsip yang penting.

Pertama, ada prinsip bahwa tidak ada orang kecil di dalam Alkitab. Semua orang itu unik dan punya maknanya di dalam hidup, baik bermakna untuk Tuhan ataupun bermakna melawan Tuhan. Semuanya ada makna. Tidak ada orang kecil di dalam Alkitab.

Kedua, semua cerita manusia ini merupakan satu cerita dari awal sampai akhir yang membentuk cerita mengenai Tuhan sendiri. History berarti HIS story. Dan di dalam sejarah cerita manusia ini maka setiap manusia membentuk satu cerita besar dan mengisi perannya masing-masing. Sekali lagi tidak ada orang kecil dan orang yang tidak signifikan. Semua ada perannya dan maknanya.

Ketiga, Tuhan menjanjikan bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan. Berarti keseluruhan hidup setiap orang percaya, mencakup hal-hal baik yang berkenan kepada Tuhan maupun kesalahan / dosa, pada akhirnya oleh anugerah dan kasih karunia Tuhan, Tuhan atur semuanya mendatangkan kebaikan bagi mereka. Inilah tangan Tuhan yang penuh dengan anugerah, Maha Kuasa dan Maha Ajaib.

Sekarang mari kita merenungkan beberapa tokoh, baik tokoh yang berperan besar maupun berperan lebih "kecil" tetapi semuanya dipakai Tuhan untuk menjadi nenek moyangnya Tuhan Yesus. Mereka semua berperanan penting. Bukankah kalau tidak ada mereka tidak ada Tuhan Yesus yang berinkarnasi ke dalam dunia? Dan yang lebih dari itu yaitu mereka diberikan satu hak istimewa menjadi nenek moyang Tuhan kita. Mereka ada di dalam garis keturunan untuk melahirkan Mesias, sang Kristus. Hidup mereka berbahagia.

Dikatakan didalam pembukaan Matius 1 dicatat : Silsilah keturunan Yesus, keturunan Daud, keturunan Abraham. Dua orang besar ini menjadi nenek moyang Kristus Yesus. Sebenarnya dengan dua perkataan keturunan Abraham dan keturunan Daud ini mempunyai makna yang besar sekali.

Pertama, Tuhan sudah berjanji pada Abraham bahwa keturunannya akan menjadi berkat bagi banyak bangsa. Dan di dalam kitab Galatia dikatakan bahwa keturunan ini singular (tunggal), yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dia adalah penggenapan janji Allah. Sebenarnya kalimat ini sudah seringkali kita dengar dan rasanya biasa-biasa saja. Tetapi coba bayangkan kalau kita membaca seluruh sejarah Alkitab. Dimulai dari Adam dan Hawa yang berdosa. Seluruh umat manusia akan mati di dalam dosa dan tidak ada harapan. Tetapi Tuhan memberikan pengharapan bahwa keturunan perempuan akan meremukkan kepala ular. Kemudian sampai peristiwa Kain dan Habel. Ternyata Kain bukanlah juru selamat yang meremukkan kepala ular. Sebaliknya dia adalah keturunan ular yang membunuh adiknya sendiri. Kejahatan manusia semakin menjadi dan akhirnya Tuhan mendatangkan air bah yang menghabisi dunia. Tetapi Nuh diberikan kasih karunia Tuhan dan diselamatkan. Dari keturunan Nuh ada keturunan ular dan perempuan. Sem adalah keturunan perempuan dan Ham adalah keturunan ular. Yafet akan diselamatkan karena Sem ( orang kafir – nubuat yang digenapi dalam Kristus ). Keturunan Nuh tetap merupakan manusia berdosa yang butuh keselamatan. Tetapi siapakah yang akan menyelamatkan manusia berdosa ? Dari keturunan Nuh lahir beberapa orang dan akhirnya adalah Abraham. Nah, Abraham adalah orang khusus yang kepadanya Tuhan berjanji bahwa dari keturunan Abraham seluruh bangsa di dunia akan mendapatkan berkat. Berkat Abraham adalah berkat menjadi anak Allah dan diselamatkan. Dan puji Tuhan berkat ini digenapi di dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Apa jadinya kalau janji Tuhan dengan Abraham ini tidak tergenapi ? Yang jelas seluruh sejarah manusia tetap berada di dalam dosa. Tidak ada keturunan perempuan yang akan meremukkan kepala ular. Tidak ada keturunan Abraham yang akan menjadi berkat bagi banyak bangsa. Tetapi puji Tuhan bahwa janji Tuhan digenapi. Puji Tuhan kita punya Tuhan yang setia pada perjanjianNya. Yesus Kristus menggenapi perjanjian Tuhan dengan Abraham yaitu menjadi berkat bagi manusia.

Kedua, Tuhan mengadakan perjanjian dengan Daud dan perjanjian dengan Daud adalah perjanjian mengenai kerajaan. Tuhan berjanji bahwa tahta kerajaan Daud akan selama-lamanya. Perjanjian dengan Daud berkaitan ketika Daud hendak membangun bait Allah. Perjanjian dengan Daud adalah raja memerintah di bawah tahta Allah. Dan perjanjian Daud juga berkaitan dengan keturunan Daud yang adalah anak Allah. Ini janji mengenai Mesias. Apa makna perjanjian Daud dengan Tuhan bagi kita ? Satu hal yang jelas adalah bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yaitu Raja yang akan memerintah. Dia adalah keturunan Daud. Yesus Kristus memerintah dengan damai sejahtera. Kedengarannya hal ini sudah sering kita dengar juga. Tetapi sesungguhnya maknanya luar biasa. Coba renungkan bahwa manusia diciptakan Tuhan Allah berfungsi sebagai raja untuk menguasai alam semesta dan sebagai rakyat di bawah Tuhan Allah. Ini adalah kerajaan Allah dimana Allah memerintah atas rakyatnya yaitu manusia. Tetapi karena dosa, maka manusia memberontak. Manusia ingin hidup sendiri dan tidak diatur oleh Tuhan Allah. Dan akibat dosa adalah manusia saling konflik satu sama lain dan saling bermusuhan. Manusia tidak taat pada otoritas Raja segala raja. Tetapi ketika Kristus datang, Dia hendak bertahta di dalam hati semua orang percaya. Dan ketika Kristus datang sebagai Mesias dan keturunan Daud, Dia akan memerintah dengan kasih karunia. Karena itu pesannya adalah "Bertobatlah sebab kerajaan Allah sudah dekat!". Allah akan kembali bertahta di hati orang percaya dan memerintah dengan damai sejahtera. Orang percaya akan kembali menjadi umat Allah yang diperintah di bawah Kristus. Ini makna yang sungguh indah.

Kedua perjanjian Allah dengan Abraham dan Daud digenapi di dalam Yesus Kristus. Dan kedua orang besar ini mempunyai makna yang penting di dalam sejarah penebusan. Tetapi bagaimana kembali dengan pertanyaan semula : Mengapa banyak silsilah yang dicatat ? Bahkan mengapa ada orang-orang yang kelihatannya sederhana dan berdosa dicatat untuk menjadi nenek moyang Tuhan Yesus?

Mari kita merefleksi satu hal yaitu kasih karunia Tuhan bagi orang berdosa melebihi dosa manusia. Coba kita merenungkan siapa itu Yakub ? Tidak usah dipaparkan bagaimana karakter Yakub. Yakub adalah penipu ulung. Dia menipu untuk mendapatkan berkat dari Abraham. Dan hidupnya penuh dengan dosa. Keluarganya banyak cinta segitiga. Yakub juga seorang yang licik. Dia seorang yang berdosa yang karakternya tidak pantas menjadi teladan. Lebih dari itu keluarganya adalah keluarga yang penuh konflik rumah tangga. Tetapi dari anak-anak Yakub lahir 12 suku bangsa Israel . Yakub yang berdosa akhirnya menjadi orang kudus. Yakub akhirnya adalah keturunan Abraham yang keturunannya akan melahirkan Yesus Kristus. Sungguh anugerah Tuhan bagi Yakub dan satu hak istimewa bagi Yakub untuk menjadi nenek moyang Yesus Kristus.

Kalau kita sudah membahas mengenai 3 pria ada baiknya kita membahas 3 wanita supaya terjadi keseimbangan pembahasan ( bukan membela kaum feminis J ). Ternyata di dalam Alkitab, wanita juga disebutkan dan ada perannya di dalam sejarah penebusan. Bukankah Maria ibu Yesus juga adalah berperan penting bagi kelahiran Yesus. Tetapi yang hendak kita bahas adalah kedua wanita yang berdosa dan satu wanita agung tetapi berbangsa kafir. Kedua wanita berdosa adalah Tamar dan Rahab. Satu wanita agung tapi bersuku Moab adalah Rut.

Tamar sudah jelas adalah perempuan yang aktif berzinah dengan mertuanya. Dia seorang perempuan yang jelas berdosa. Tetapi kalau kita melihat catatan Alkitab, dicatat bahwa Yehuda mengatakan bahwa Tamar lebih benar daripada dia. Mengapa ? Sebab Tamar hendak meneruskan keturunan. Ingat di dalam konteks waktu itu mewarisi keturunan adalah sangat penting karena janji dari Abraham mengenai keturunan. Di dalam kebersalahan dan dosanya, Tamar akhirnya meneruskan keturunan Abraham, ketika sebaliknya Yehuda hendak memutuskannya. Dia lebih benar daripada Yehuda. Mungkin pengertian ini di dalam konteks budaya kita sulit diterima. Tetapi Alkitab sendiri mengatakan bahwa dia lebih benar daripada Yehuda ( walaupun tetap berdosa ). Dosa Tamar dan Yehuda akhirnya di dalam kasih karunia Tuhan mendatangkan rencanaNya yang kekal untuk melahirkan keturunan dan dari keturunannya melahirkan Kristus.

Perempuan kedua adalah Rahab. Ingat siapa perempuan ini ? Dia adalah pelacur. Pelacur adalah seorang yang hina. Tetapi Alkitab mengingat nama perempuan ini yang latar belakangnya pelacur tetapi menjadi pahlawan. Ingat peristiwa tembok Yerikho dimana ada pengintai yang mengintai kota Yerikho dan hampir tertangkap dan bersembunyi di atap rumah Rahab. Rahab mempunyai iman kepada Yahweh dan dia mengambil resiko untuk dibunuh dengan menyembunyikan orang Israel yang merupakan musuh bangsanya. Tetapi karena imannya maka Rahab diselamatkan. Bahkan di dalam Perjanjian Baru, Rahab disejajarkan mempunyai iman seperti Abraham. Rahab yang berdosa tetapi mempunyai iman seperti Abraham. Siapakah yang berdosa boleh bersanding dengan Bapa beriman ? Rahab memang orang berdosa tetapi dari keturunannya melahirkan Yesus Kristus. Bayangkan dari rahim seorang pezinah melahirkan keturunan yang akan menjadi nenek moyang Kristus. Ini anugerah Tuhan.

Perempuan ketiga adalah Rut. Seperti Rahab, Rut adalah seorang kafir. Tetapi berbeda dengan Rahab, Rut adalah perempuan yang berkarakter agung. Di dalam tradisi Ibrani, kitab Rut diletakkan setelah kitab Amsal dan kalau kita melihat akhir dari Amsal 31 adalah mengenai istri yang bijaksana. Setelah itu disambung kitab Rut. Maka boleh diambil kesimpulan bahwa tradisi Yahudi menganggap Rut adalah istri yang berbijaksana. Tetapi sayang sekali bahwa Rut adalah orang kafir. Orang kafir tidak berbagian di dalam perjanjian Allah dengan Israel . Tetapi oleh anugerah Allah maka Rut yang adalah orang kafir boleh berbagian di dalam perjanjian dengan Allah. Allahnya Rut adalah Allah Yahweh. Rut yang seharusnya binasa (karena dosa) walaupun dia seorang yang berkarakter, tetapi oleh anugerah Allah boleh diselamatkan bahkan boleh menjadi nenek moyang Kristus.

Masih banyak yang bisa kita renungkan bahwa kasih karunia Allah melimpah bagi orang berdosa. Begitu banyak nenek moyang Yesus Kristus yang berdosa. Bahkan Daud sendiri berdosa dengan berzinah bahkan membunuh Uriah. Dicatat bahwa dari istri Uriah melahirkan Solomo dan dari keturunan Salomo melahirkan Kristus. Dosa Daud pun dengan mengambil istri orang, membunuh dan berzinah yang begitu busuk dan rusak tetapi ada kasih karunia Allah yang melebihi dosa manusia.

Dengan merefleksi semua tokoh di dalam silsilah ini, kita dapat merenungkan sesuatu. Apakah hidup kita baik ? Apakah kita termasuk orang yang sempurna ? Adakah di antara kita orang yang lebih baik daripada semua tokoh nenek moyang Kristus ? Apakah kita orang besar atau orang kecil ? Ada satu hal yang kita simpulkan yaitu bahwa semua orang dapat dipakai Tuhan, jika Dia berkenan melakukannya. Semua orang apapun latar belakangnya dapat dipakai Tuhan. Semua orang apapun perbuatan yang pernah dilakukannya Tuhan dapat mengubah hidupnya untuk kemuliaan nama Tuhan. Percayakah saudara ? Maukah saudara dipakai Tuhan seperti para tokoh di dalam silsilah Yesus Kristus ? Mungkin saudara orang kecil yang namanya seperti tokoh yang ditulis sekilas. Tetapi maukah saudara yang kecil menjadi saluran berkat. Saudara yang kecil dapat berbagian di dalam rencana penebusan Kristus yaitu dengan menjadi saluran berkat. Saudara dapat mengabarkan Injil kepada orang lain. Dengan demikian saudara menjadi saluran berkat. Maukah saudara ?

Jeffrey Lim - Guang Zhou - 3 Desember 2006

~ Halaman ke 2 ~

10 RACUN IMAN - Galatia 5: 22-23.

1. Racun pertama: Menghindar

Gejala: Lari dari kenyataan, mengabaikan tanggung jawab, padahal dengan melarikan diri dari kenyataan kita hanya akan mendapatkan kebahagiaan semu yang berlangsung sesaat.

Antibodi: Realitas

Cara: Berhentilah menipu diri. Jangan terlalu serius dalam menghadapi masalah karena rumah sakit jiwasudah dipenuhi pasien yang selalu mengikuti kesedihannya dan merasa lingkungannya menjadi sumber frustasi. Jadi, selesaikan setiap masalah yang dihadapi secara tuntas dan yakinilah bahwa segala sesuatu yang terbaik selalu harus diupayakan dengan keras.

2. Racun kedua: Ketakutan

Gejala: Tidak yakin diri, tegang, cemas yang antara lain bisa disebabkan kesulitan keuangan, konflik perkimpoian, kesulitan seksual.

Antibodi: Keberanian

Cara: Hindari menjadi sosok yang bergantung pada kecemasan. Ingatlah 99 persen hal yang kita cemaskan tidak pernah terjadi. Keberanian adalah pertahanan diri paling ampuh. Gunakan analisis intelektual dan carilah solusi masalah melalui sikap mental yang benar. Kebenarian merupakan merupakan proses reedukasi. Jadi, jangan segan mencari bantuan dari ahlinya, seperti psikiater atau psikolog.

3. Racun ketiga: Egoistis

Gejala: Nyiyir, materialistis, agresif, lebih suka meminta daripada memberi.

Antibodi: Bersikap sosial.

Cara: Jangan mengeksploitasi teman. Kebahagiaan akan diperoleh apabila kita dapat menolong orang lain. Perlu diketahui orang yang tidak mengharapkan apapun dari orang lain adalah orang yang tidak pernah merasa dikecewakan.

4. Racun keempat: Stagnasi

Gejala: Berhenti satu fase, membuat diri kita merasa jenuh, bosan, dan tidak bahagia.

Antibodi: Ambisi

Cara: Teruslah bertumbuh, artinya kita terus berambisi di masa depan kita. kita kan menemukan kebahagiaan dalam gairah saat meraih ambisi kita tersebut.

5. Racun kelima: Rasa rendah diri

Gejala: Kehilangan keyakinan diri dan kepercayaan diri serta merasa tidak memiliki kemampuan bersaing.

Antibodi: Keyakinan diri

Cara: Seseorang tidak akan menang bila sebelum berperang yakin dirinya akan kalah. Bila kita yakin akan kemampuan kita, sebenarnya kita sudah mendapatkan separuh dari target yang ingin kita raih. Jadi, sukses berawal pada saat kita yakin bahwa kita mampu mencapainya.

6. Racun keenam: Narsistik

Gejala: Kompleks superioritas, terlampau sombong, kebanggaan diri palsu.

Antibodi : Rendah hati

Cara: Orang yang sombong akan dengan mudah kehilangan teman, karena tanpa kehadiran teman, kita tidak akan bahagia. Hindari sikap sok tahu. Dengan rendah hati, kita akan dengan sendirinya mau mendengar orang lain sehingga peluang 50 persen sukses sudah kita raih.

7. Racun ketujuh: Mengasihani diri

Gejala: Kebiasaan menarik perhatian, suasana yang dominan, murung, menghunjam diri, merasa menjadi orang termalang didunia.

Antibodi : Sublimasi

Cara: Jangan membuat diri menjadi neurotik, terpaku pada diri sendiri. Lupakan masalah diri dan hindari untuk berperilaku sentimentil dan terobsesi terhadap ketergantungan kepada orang lain.

8. Racun kedelapan: Sikap bermalas-malasan

Gejala: Apatis, jenuh berlanjut, melamun, dan menghabiskan waktu dengan cara tidak produktif, merasa kesepian.

Antibodi: Kerja

Cara: Buatlah diri kita untuk selalu mengikuti jadwal kerja yang sudah kita rencanakan sebelumnya dengan cara aktif bekerja. Hindari kecenderungan untuk membuat keberadaaan kita menjadi tidak berarti dan mengeluh tanpa henti.

9. Racun kesembilan: Sikap tidak toleran

Gejala: Pikiran picik, kebencian rasial yang picik, angkuh, antagonisme terhadap agama tertentu, prasangka religius.

Antibodi: Kontrol diri

Cara: Tenangkan emosi kita melalui seni mengontrol diri. Amati mereka secara intelektual. Tingkatkan kadar toleransi kita. Ingat bahwa dunia diciptakan dan tercipta dari keberagaman kultur dan agama.

10. Racun kesepuluh: Kebencian

Gejala: Keinginan balas dendam, kejam, bengis

Antibodi: Cinta kasih

Cara: Hilangkan rasa benci. Belajar memaafkan dan melupakan. Kebencian merupakan salah satu emosi negatif yang menjadi dasar dari rasa ketidakbahagiaan. Orang yang memiliki rasa benci biasanya juga membenci dirinya sendiri karena membenci orang lain. Satu-satunya yang dapat melenyapkan rasa benci adalah cinta. Cinta kasih merupakan kekuatan hakiki yang dapat dimiliki setiap orang.

~ Halaman ke 3 ~

Bapa Tahu Dimana Anda Berada
Apakah anda percaya bahwa Bapa tidak hanya mengasihi anda, tetapi tahu dimana anda berada dan apa yang anda sedang lakukan setiap menit? Saya sungguh percaya setelah pengalaman yang sangat menakjubkan yang saya alami beberapa tahun yang lalu. Pada saat itu saya sedang berkendaraan di jalan bebas hambatan 1-75 dekat Dayton, Ohio, bersama dengan isteri dan anak-anak saya. Kami keluar dari jalan bebas hambatan itu di sebuah tempat peristirahatan.

Isteri saya, Barbara, dan anak-anak pergi ke restoran. Saya tiba-tiba merasa butuh meregangkan kaki-kaki saya, sehingga saya menyuruh mereka pergi duluan dan saya katakan akan menyusul mereka kemudian. Saya membeli sekaleng minuman ringan, dan ketika saya sedang berjalan ke toko Dairy Queen, perasaan mengasihani diri sendiri mulai menyelimuti pikiran saya. Saya mengasihi Tuhan, tetapi saya merasa kering dan berbeban berat. Hati saya kosong.

Tiba-tiba deringan tak sabar dari sebuah telpon umum terdekat mengembalikan kesadaran saya. Suara dering telpon itu berasal dari kotak telpon umum di sebuah pompa bensin di sudut jalan. Apakah tidak ada orang yang akan menjawab telpon itu? Suara berisik dari lalu lintas yang ramai ini pastilah menenggelamkan deringan telpon itu karena penjaga pompa bensin terus mengurus para pengendara yang ingin mengisi bahan bakar, tak sadar akan bunyi dering telpon tanpa henti itu.

“Mengapa tidak ada orang yang menjawab telpon itu?” tanya saya. Saya mulai berpikir. "Mungkin telpon itu penting. Bagaimana kalau telpon itu merupakan panggilan darurat?” Rasa ingin tahu mulai mengatasi ketidak-pedulian saya. Saya melangkah masuk ke telpon umum itu dan mengangkat gagang telpon.

“Halo?” kata saya ringan dan menyedot minuman saya. Dari seberang sana terdengar suara operator yang berkata, “Ini telpon interlokal untuk Pak Ken Gaub.” Mata saya terbelalak, dan saya hampir tersedak oleh es batu yang ada di mulut saya. Setelah menelan dengan susah payah, saya katakan, “Anda gila deh!” Kemudian karena saya menyadari bahwa saya seharusnya tak berkata begitu kepada seorang operator telpon, saya menambahkan, “Ini tak mungkin! Saya sedang berjalan-jalan, tak menunggu telpon dari siapapun, dan tadi tiba-tiba telpon umum ini berdering…”

“Apakah Pak Ken Gaub ada di sana?” operator telpon itu menyela. “Ya, ia ada di sini.” Sambil memikirkan penjelasan yang masuk akal, saya was-was apakah ada kamera tersembunyi yang melacak keberadaan saya! Apakah saya sedang dikerjai dalam sebuah acara reality show? Masih kaget dan bingung, saya bertanya, “Bagaimana caranya anda menemukan saya di sini? Saya sedang berjalan-jalan, lalu telpon umum ini berdering, dan saya mengangkat panggilan telpon ini asal-asalan saja. Mungkinkah anda salah panggil?”

“Baiklah,” operator telpon itu bertanya, “apakah Pak Gaub ada di sana atau tidak?” “Ya, saya adalah Ken Gaub,” kata saya, setelah saya akhirnya yakin bahwa panggilan telpon ini sungguhan. Kemudian saya mendengar suara lain berkata, “Ya, itulah dia orangnya, operator. Itulah Ken Gaub.”

Saya mendengarkan seperti orang kebingungan pada suatu suara yang mengenalkan dirinya sendiri, “Saya adalah Millie dari Harrisburg, Pennsylvania. Anda tidak mengenal saya, Pak Gaub, tetapi saya sedang putus asa. Tolonglah saya.”

“Apa yang saya dapat bantu?”

Ia mulai menangis. Akhirnya ia dapat mengendalikan dirinya dan melanjutkan. “Saya hampir saja bunuh diri, dan telah menulis surat terakhir saya, ketika saya mulai berdoa dan berkata kepada Tuhan bahwa saya sebenarnya tidak mau bunuh diri. Kemudian tiba-tiba saya ingat bahwa saya pernah melihat anda di televisi dan saya pikir seandainya saja saya dapat berbicara dengan anda, anda mungkin dapat menolong saya. Saya tahu bahwa hal itu mustahil karena saya tidak tahu bagaimana saya dapat menghubungi anda. Saya juga tidak tahu siapa yang dapat menolong saya untuk menghubungi anda. Kemudian beberapa angka datang ke pikiran saya, dan saya menuliskannya.

Sampai titik ini wanita itu mulai menangis lagi, dan saya berdoa di dalam hati memohon hikmat Tuhan untuk menolongnya. Ia melanjutkan, “Saya melihat deretan angka itu dan berpikir, ‘Mungkinkah saya mendapat mukjizat dari Tuhan, dan Ia memberikan telpon Pak Ken’ Saya akhirnya memutuskan untuk mencoba menelpon anda dengan menggunakan deretan angka itu. Saya tak habis mengerti bahwa sekarang saya sedang berbicara dengan Bapak. Apakah anda mempunyai kantor di Kalifornia?”

Saya menjawab, “Bu, saya tidak punya kantor di Kalifornia. Kantor saya di Yakima, Washington.”

Dengan terkejut dia bertanya, “Oh, ya? Lalu anda sekarang ada dimana?”
“Apakah anda tidak tahu?” jawab saya. “Kan anda yang menelpon saya duluan.” Wanita itu menjelaskan, “Tetapi saya bahkan tidak tahu saya sedang menelpon kemana. Saya hanya meminta operator untuk menekan tombol telpon sesuai dengan deretan angka yang saya tulis di kertas ini.”

“Bu, mungkin anda tidak percaya, tetapi saya sekarang sedang berada di sebuah telpon umum di Dayton, Ohio!”
“Sungguh?” serunya. “Jadi, sedang apa anda sekarang?”
Saya menggodanya, “Yah, sekarang saya sedang menelpon anda. Saya sedang berada di sebuah tempat peristirahatan di jalan bebas hambatan menuju Dayton, Ohio. Telpon ini berdering ketika saya sedang berjalan-jalan, sehingga saya mengangkatnya.”

Karena saya tahu bahwa pertemuan ini mustahil terjadi tanpa pengaturan Tuhan, saya mulai mengonseling wanita itu. Setelah wanita itu menceritakan keputus-asaannya dan frustrasinya, hadirat Roh Kudus membanjiri kotak telpon umum itu dan memberi saya perkataan hikmat di luar kemampuan saya. Dalam waktu beberapa saat, akhirnya wanita itu mau menyerahkan dirinya kepada Tuhan dalam sebuah doa pertobatan dan bertemu dengan Pribadi yang akan menuntunnya keluar dari situasinya yang buruk dan memulai hidup baru.

Saya berjalan keluar dari kotak telpon umum itu dengan perasaan merinding tentang kepedulian Bapa Sorgawi terhadap setiap anak-anak-Nya. Bagaimana mungkin hal ini merupakan suatu peristiwa kebetulan? Dengan semua telpon umum yang berjumlah jutaan dan kombinasi angka yang tak terhitung, hanya Bapa yang Mahatahu yang dapat menyebabkan wanita itu menghubungi kotak telpon umum itu dalam waktu yang tepat. Dengan melupakan minuman ringan saya dan sangat takjub dengan pengalaman ini, saya berjalan kembali menuju keluarga saya, sambil mengira-ngira apakah isteri saya akan mempercayai kisah saya. Mungkin saya sebaiknya tidak menceritakan hal ini, saya pikir, tetapi saya tak dapat menahannya. “Barbara, kamu pasti tidak percaya! Tuhan tahu dimana saya berada lho!”

Yeremia 33:3 “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.”

[Ken Gaub- Yakima, Washington -- email from Keith Todd. Naskah bahasa Inggeris dikirim oleh Ibu Suharti, diterjemahkan oleh Hadi Kristadi untuk Pentas Kesaksian, http://pentas-kesaksian.blogspot.com. Mohon keterangan ini jangan dihilangkan ketika anda memforwardnya atau mempostingnya di blog atau website anda. Terima kasih ]

~ Halaman ke 4 ~

FILOSOFI POHON

1. Pohon tidak makan dari buahnya sendiri

Buah adalah hasil dari pohon ...dari mana pohon memperoleh makan? Pohon memperoleh makan dari tanah. Semakin akarnya dalam semakin dia bisa menyerap nutrisi lebih banyak. Ini berbicara tentang kedekatan hubungan kita dengan Sang Pencipta sebagai Sumber Kehidupan kita. Ada cerita menarik katanya buah kurma itu manis sekali. Kenapa bisa begitu? Menurut ceritanya pohon kurma itu ditanam di padang pasir. Bijinya ditaruh di kedalaman 2 meter kemudian ditutup dengan 4 lapisan. Sebelum pohon kurma itu tumbuh maka dia berakar begitu dalam sampai kemudian menembus 4 lapisan tersebut dan menghasilkan buah yg manis di tengah padang pasir. Ada proses tekanan begitu hebat ketika kita menginginkan hasil yg luar biasa. Seperti perumpamaan pegas yg memiliki daya dorong kuat ketika ditekan ...

2. Pohon tidak tersinggung ketika buahnya dipetik orang

Kadang kita protes kenapa kerja keras kita yang menikmati justru orang lain. Ini bicara tentang prinsip memberi, dimana kita ini bukan bekerja untuk hidup, tetapi bekerja untuk memberi buah. Artinya apa? kita bekerja keras supaya kita dapat memberi lebih banyak kepada orang yang membutuhkan. Jadi bukan untuk kenikmatan sendiri. Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu, tapi tidak pernah ada kata cukup untuk memberkati orang lain dengan pemberian kita. Pelajaran dari Warren Buffet seperti email yang sering anda terima tentang kehidupan dia. Beliau adalah orang terkaya di dunia, tapi kehidupannya mencerminkan kesederhanaan, masih tinggal di rumah yang sama yang dia tinggalin puluhan tahun lalu, naik mobil yang lama juga, tapi ketika kekayaannya 35 Miliar USD dia berkomitmen untuk menyumbang 31 Miliar USD, itu katanya pas jaman pemerintahan Bill Clinton awal. Sekarang kekayaannya justru bertambah banyak. Banyak dari kita yang sulit untuk menahan nafsu terhadap barang2 bermerek, mobil2 mewah, gonta ganti HP.

3. Buah yg dihasilkan pohon itu menghasilkan biji, dan biji itu menghasilkan multiplikasi

Ini bicara tentang bagaimana hidup kita memberi impact terhadap orang lain. Katanya pemimpin itu bukan masalah posisi/jabatan, tapi masalah pengaruh dan inspirasi yang diberikan kepada orang lain. Claudio Ranieri, pelatih Juventus berkata bahwa Del Piero adalah pemimpin, walau ban kaptennya dicopot dia tetap pemimpin. Ngerti kan? Bukan mengenai ban kaptennya, itu hanya pengakuan saja. Bicara tentang impact, pendiri Astra bercita2 menjadikan perusahaan ini sebagai sebuah pohon besar yang rindang dan menjadi tempat berteduh buat banyak orang. Dan hal itu mulai tercapai. Hari2 ini dengan jumlah karyawan 120.000 artinya memberi penghidupan kepada sekitar 600.000 jiwa. Perusahaan ini dibangun bukan karena keserakahan memperkaya diri sendiri, tapi karena cita2 untuk "Menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara"

~ Halaman ke 5 ~