Rabu, 02 Juli 2008

EDISI 02 Tahun 2009

KEBIASAAN BURUK
[ Kolose 3:5-10 ]

"...karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui. .." [ Kolose 3:9b-10a ]

Rambut seberat 4,5 kg ditemukan di perut seorang gadis! Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Percaya atau tidak, hal ini terjadi pada seorang gadis berusia 18 tahun di Chicago. Dokter Ronald Levy dan Srinadh Komanduri dari pusat medis Rush University Medical Center di Chicago menemukan gulungan rambut yang hampir memenuhi seluruh bagian perut gadis yang diperiksanya. Gadis ini selalu muntah setiap kali makan, perutnya semakin membesar sementara berat badannya berkurang 18 kg selama
lima bulan terakhir. Tindakan operasi dilakukan untuk mengangkat rambut itu. Selidik punya selidik ternyata gadis ini bertahun-tahun memiliki kebiasaan memakan rambutnya sendiri. Kondisi ini disebut trichophagia. Sungguh, sebuah kebiasaan yang harus ditinggalkan.

Kebiasaan buruk gadis ini telah membawa penderitaan baginya, bagaimana dengan kita? Adakah kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering kita lakukan dan akan berdampak buruk di kemudian hari? Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan, dan Juruselamat, kita dilahirkan sebagai manusia baru. Tetapi sekalipun kita menjadi ciptaan baru, kebiasaan manusia lama kita tidak otomatis hilang dari hidup kita. Meninggalkan kebiasaan manusia lama dan mengganti dengan kebiasaan manusia baru adalah proses dari hari ke hari. Berhasil atau tidaknya tergantung dari pilihan kita. Bila kita berhasil menolak mengikuti kebiasaan buruk manusia dan memilih kebiasaan manusia baru, maka inilah yang dinamakan pertumbuhan rohani. Bila hal ini terus menerus terjadi, maka kita akan semakin dewasa dalam keimanan kita.

Jangan biarkan kebiasaan buruk mengikat kita. Saatnya kita berkata "TIDAK" kepada kebiasaan manusia lama, agar dampaknya tidak semakin memburuk. Percayalah setiap kebiasaan pasti akan berdampak, baik atau buruk tergantung kita!!!

KEBIASAAN BURUK AKAN BERDAMPAK BURUK.
KEBIASAAN BAIK AKAN BERDAMPAK BAIK.

~ Halaman ke-1 ~

Iman Bukan Kebiasaan
oleh: Pdt. Sutjipto Subeno, M.Div.
Nats: Matius 17:24-27
Tema yang hendak disampaikan dalam Matius 17 adalah tentang IMAN. Iman sejati adalah reaksi yang tepat kepada Kristus sebagai objek iman yang sejati. Banyak penafsir beranggapan bahwa Matius 17:24-27 adalah berbicara mengenai bea Bait Allah. Kalau memang demikian, berarti pembahasan ayat di atas lepas dari tema IMAN yang sedang dibahas pada ayat-ayat sebelumnya.
Matius 17:1-13 membahas tentang bagaimana kita seharusnya beriman yaitu dengan mendengarkan Kristus kemudian taat kepada Dia. Iman sejati mempunyai 2 unsur yaitu reaksi yang tepat dan objek iman yang benar dan tepat yaitu Kristus. Kalau hanya terpenuhi 1 unsur saja maka dapat dikatakan bukan merupakan iman sejati.
Matius 17:14-21 membahas tentang iman bukan dilihat dari besar atau kecilnya iman. Iman dikatakan besar atau kecil hanya dalam hal pertumbuhan iman, yaitu bagaimana kita semakin mengerti iman kita, seharusnya kita semakin taat dan setia kepada Kristus. Masalah yang utama adalah punya iman atau tidak. Kalau punya iman, walau sebiji sesawi pun akan sanggup memindahkan gunung. Kalau kita taat kepada Kristus sebagai objek iman sejati maka kita akan berhasil, bukan karena kita yang hebat tapi karena Kristus sendiri yang bekerja; tapi kalau kita menuruti ambisi diri maka kita akan gagal dan hancur. Kalau Tuhan yang mau, maka jadilah.
Matius 17:22-23 membahas tentang implikasi iman dalam hidup kita. Problem iman yang besar adalah bagaimana kita bereaksi kepada Kristus yang adalah Mesias dan Anak Allah yang hidup. Dalam ayat di atas diceritakan bahwa murid-murid Tuhan Yesus masih belum bisa percaya bahwa salib adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan, salib adalah satu-satunya jalan mengatasi problema dosa.
Matius 17:24-27 bukan membahas tentang bea Bait Allah, tetapi membahas tentang di mana letak permasalahannya dan bagaimana caranya supaya kita bisa beriman dengan tepat.
1. Dengan iman yang tepat kita akan bisa menerobos batas (break through)
Dalam Matius 17:24-27 diceritakan bahwa Petrus didatangi pemungut bea Bait Allah. Tidak jelas sejak kapan bea ini menjadi sesuatu yang rutin dan wajib dikerjakan. Semula bea ini merupakan persembahan untuk pendamaian nyawa (Keluaran 38:25-26). Persembahan ini sebenarnya hanya sekali saja dilakukan, tapi dalam perjalanannya menjadi iuran wajib. Hal seperti ini seringkali terjadi di dalam gereja, misalnya persembahan persepuluhan yang semula merupakan komitmen kita untuk mempersembahkan kepada Tuhan 10% dari berkat yang telah kita terima dari Tuhan kemudian dijadikan iuran wajib oleh gereja. Bagaimana seharusnya reaksi yang tepat terhadap hal seperti ini? Bagaimana kita bisa menghidupi reaksi yang tepat kepada Tuhan dalam menghadapi setiap persoalan dalam hidup ini? Kalau kita tidak bisa bereaksi dengan tepat kepada Tuhan maka kita akan bereaksi tidak tepat pula (ngawur) terhadap dunia ini.
Cerita dalam Matius 17:24-27 ini dimulai dengan Tuhan Yesus dan murid-muridNya kembali ke Kapernaum, yaitu markas Tuhan Yesus. Kapernaum adalah kota kecil di dekat Galilea tapi tidak nempel dengan danau. Dugaan beberapa penafsir, Tuhan Yesus menginap di rumah Petrus di Kapernaum, tapi agak sulit diterima kalau Petrus sebagai nelayan tinggal di Kapernaum yang tidak nempel dengan danau, tapi mungkin juga Petrus sudah tidak lagi menjadi nelayan. Petrus menjadi juru bicara Tuhan Yesus. Tuhan Yesus sudah 3 tahun di Kapernaum, jadi orang-orang di Kapernaum pasti tahu Tuhan Yesus. Konyolnya, pemungut bea tidak bertanya langsung kepada Tuhan Yesus tapi bertanya kepada Petrus.
Ketika Petrus ditanya apakah Gurunya membayar bea, dia menjawab dengan spontan, “Memang membayar.” Jawaban spontan ini keluar karena hal membayar bea dianggap sebagai hal biasa. Di dunia ini banyak orang yang hanya bisa menjadi ekor yang hanya mengikuti orang lain tanpa alasan yang tepat tetapi hanya karena alasan “biasa”. Orang yang “sukses” adalah orang yang bisa menerobos batas. Pembentuk trend adalah orang yang tidak “biasa”, nanti akan ada yang menjadi pengikutnya.
Menerobos batas ada 2 macam yaitu :
1. eksentrik (keluar dari pusat, arus putar ke luar), membentuk orang nyentrik, orang yang tambah gila, misalnya baju yang sebelah kiri warna hijau dan sebelah kanan warna merah.
2. konsentrik (menuju ke pusat yaitu arus putar ke dalam). Orang Kristen seharusnya demikian, kalau dunia putar ke luar, kita putar balik ke dalam. Reformed Theology meneriakkan kembali kepada Alkitab, tambah hari tambah balik ke pusat yang asli yaitu kebenaran sejati. Konsentrik akan menjadikan kita stabil, sedangkan eksentrik akan menjadikan kita labil dan bingung.
2. Dengan iman yang tepat kita akan bisa memberikan jawaban yang tepat.
Dalam Matius 17:25 diceritakan bahwa Tuhan Yesus mendahului bertanya kepada Petrus sebelum Petrus masuk ke rumah. “Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?” Petrus menjawab, “Dari orang asing!” Jawaban ini tidak cocok dengan jawaban Petrus kepada pemungut bea. Berarti Petrus menjawab dengan ngawur, sehingga kepada tiap orang jawabannya lain dan tidak sambung / bertentangan satu sama lain. Hal ini terjadi karena reaksi Petrus kepada Kristus tidak tepat. Respon sejati seharusnya dipikir baiik-baik, sesuai dengan kehendak Tuhan atau tidak. Kalau kita menjawab karena takut kepada manusia dan ingin menyenangkan manusia maka jawaban kita menjadi ngawur. Basis jawaban kita seharusnya berpusat kepada Kristus yang berdaulat atas kita. Jangan asal jawab ! Iman sejati memberikan kepada kita jawaban sejati.
Iman bukan hanya ada di awang-awang tapi iman itu nyata, yaitu bagaimana kita menghadapi persoalan di dunia ini, bagaimana kita bereaksi dengan tepat kepada Kristus ketika kita menghadapi persoalan di dunia ini. Kalalu iman kita tepat maka jawaban kita juga tepat.
Raja dunia kalau menarik pajak dari siapa? Petrus mengakui Kristus adalah Tuhan, Raja di atas segala raja. Kalau memang demikian, seharusnya Petrus menjawab bahwa Tuhan Yesus tidak perlu bayar bea, Dialah pemilik alam semesta ini, justru seharusnya manusia yang harus bayar kepada Tuhan Yesus. Semua persembahan seharusnya diberikan kepada Tuhan. Kita seringkali tidak menempatkan Kristus sebagai Allah kita. Kalau ada yang tanya tentang Kristus, seharusnya kita jawab bahwa Dia adalah Tuhan, Raja di atas segala raja. Kita seringkali takut menyatakan kebenaran. Konsep tentang Allah adalah pemilik hidup kita seringkali tidak diaplikasikan dalam hidup kita. Iman sejati adalah iman yang menyatakan siapakah Kristus itu. Hampir seluruh kekristenan sudah salah memandang kepada Kristus. Kristus diperlakukan sebagai pembantu, sebagai teman baik. Kristus adalah satu-satunya objek iman yang patut kita pegang. Kalau kita berpegang kepada Kristus kita tidak akan hanyut oleh arus dunia.
Bea Bait Allah sebesar 2 dinar adalah setara dengan gaji 2 hari kerja waktu itu, tidak terlalu besar. Masalah besarnya uang 2 dinar tidaklah penting tapi yang penting adalah harus bayar atau tidak. Respon kita benar atau tidak dalam hal ini. Petrus gagal melihat bahwa Tuhan Yesus adalah Allah, sehingga orang lain juga hanya bisa melihat Tuhan Yesus sebagai Guru bukan Tuhan. Seberapa jauh kita menjadi pembawa berita kebenaran yang menyatakan bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan dan Raja di atas segala raja?
3. Dengan iman yang tepat kita akan melihat perubahan drastis.
Iman bukan sekedar teori tapi terobosan yang dasyat di dalam bijaksana terbesar. Iman Kristen bukan iman duniawi, memakai cara duniawi dengan format duniawi. Itu bukan iman Kristen. Kekristenan asli adalah menerobos dengan iman sejati berdasarkan bijaksana sejati.
Matius 17:27 memperlihatkan bijaksana yang dasyat dari Kristus. Petrus sadar dia sudah salah jawab kepada pemungut bea. Dalam kondisi seperti ini, ada macam-macam pilihan reaksi yang dapat timbul yaitu :
1. Karena sudah berani bicara, maka harus lakukan, dalam hal ini bayar bea. Tetapi hal ini dapat berdampak buruk terhadap status Tuhan Yesus. Dia yang adalah Allah, Raja di atas segala raja masakan dibayarkan oleh anak buah.
2. Mencabut omongan, katakan kalau tidak mau bayar. Hal ini akan memalukan Petrus.
3. Yesus yang bayarkan. Hal ini salah juga, karena Raja di atas segala raja seharusnya tidak perlu bayar.
Situasi ini cukup pelik. Cara penyelesaian yang dilakukan Kristus adalah secara totalitas (keseluruhan), merupakan cara neither nor. Kalau diberi pilihan a atau b, jawabnya adalah z. Jangan mau di dikte. Tuhan kita adalah satu-satunya pemberi solusi terbaik, jawaban terbaik. Waktu Kristus dihadapkan dengan perempuan yang berzinah, Dia ditanya oleh orang banyak, perempuan itu harus dirajam atau tidak. Tuhan Yesus dihadapkan pada 2 pilihan saja yaitu rajam atau tidak. Jawaban Yesus: siapa yang tidak berdosa lempar batu pertama; Tuhan Yesus tidak dikunci oleh pilihan.
Jawaban Tuhan Yesus atas persoalan yang dihadapi Petrus di atas adalah : Petrus harus jalan ke danau, lalu mancing, di dalam mulut ikan pertama yang diperoleh ada uang 4 dirham, pakai uang tersebut untuk bayar bea. Jadi yang bayarkan bea adalah ikan yang dipakai Tuhan. Petrus tidak menjadi malu, Tuhan Yesus sebagai Raja di atas segala raja juga tidak melakukan pembayaran.
Tuhan punya cara dan sistim yang di luar pemikiran kita. Otak kita cuman 300 cc, tidak sanggup memikirkan pemecahan persoalan dunia. Percayakan kepada Kristus, maka Dia yang akan menyelesaikannya. Iman Kristen adalah realistis. Beriman kepada Kristus berarti kita melakukan terobosan. Saat kita terjepit, Tuhan akan menaruh perkataan dalam mulut kita. Allah memelihara kita senantiasa (providensia Allah). Cara kita sendiri tidak akan sanggup menyelesaikan masalah, perlu balik kepada Tuhan sebagai bijaksana tertinggi. Dunia tidak butuh orang pintar tapi butuh orang bijaksana yang setiap kali jalan berdasarkan ketaatan kepada kehendak Tuhan. Mari kita pakai cara Tuhan. Kita harus kembali kepada Tuhan, beriman kepada Tuhan.
Matius 17:27 meminta kita untuk tahu bagaimana menyelesaikan pergumulan hidup, tahu bagaimana bijaksana Tuhan menyelesaikan setiap persoalan, tahu beriman kepada Tuhan. Hal ini akan membawa kita kepada kebahagiaan. Iman Kristen bukan hanya untuk hari ini saja, tapi untuk seluruh perjalanan waktu hidup kita, kita harus jatuh bangun dalam menghidupi iman kita, yang akan membawa kita semakin hari semakin bersandar kepada Tuhan. Itulah pertumbuhan, itulah proses pengudusan (sanctification). Amin

~ Halaman ke-2 ~

HARGA MUJIZAT
Sally baru berumur 8 thn ketika dia mendengar Ayah Dan Ibunya berbicara tentang kakaknya Georgi.

Kakaknya sakit dan mereka telah melakukan semuanya untuk menyelamatkan nyawanya. Hanya pengobatan yang sangat mahal yang dapat menolongnya saat ini tapi itu tidak mungkin karena kesulitan keuangan keluarga tersebut.

Sally mendengar ayahnya berkata, hanya mujizat yang dapat menyelamatkannya sekarang. Sally masuk ke kamarnya mengambil celengan yang disimpannya, menjatuhkannya ke lantai dan menghitungnya dengan hati-hati. 3x dihitungnya hingga benar-benar yakin tidak salah hitung.

Dia memasukkan uang koin tsb kedalam saku sweaternya dan menyelinap meninggalkan rumahnya menuju kesebuah toko obat. Dengan penuh kesabaran, ditunggunya sang apoteker yang tengah sibuk berbicara dengan seorang pria. Si apoteker tidak melihatnya karena dia begitu kecil. Hal itu membuat Sally bosan dan dia mulai menghentak-hentakkan kakinya ke lantai untuk membuat kebisingan. Si apoteker melongokkan kepalanya tapi juga tidak melihat si kecil Sally.

Akhirnya dia keluar dan menemui Sally. "Apa yang kau mau?" tanya si apoteker dengan keras. "Saya sedang berbicara dengan saudara saya." "Baik, saya ingin berbicara tentang kakak saya," Sally menjawab dengan nada yang sama "Dia sakit, dan saya ingin membeli suatu Mujizat."

"Maaf, apa yang kamu katakan ?," kata si apoteker.

"Ayah saya berkata hanya mujizat yang dapat menyelamatkannya, nah sekarang berapa harga mujizat itu ?"

"Kami tidak menjual mujizat disini, anak kecil. Saya tidak dapat menolongmu."

"Dengar, saya mempunyai uang untuk membelinya jadi katakan saja berapa harganya" kata Sally dengan suara yang tidak kalah lantangnya.

Seorang pria dengan berpakaian rapi duduk jongkok dihadapannya Dan bertanya ...... "Mujizat jenis apa yang dibutuhkan saudaramu?"

"Saya tidak tahu," jawab Sally. Air mata mulai mengalir dipipinya "Yang saya tahu, dia benar-benar sakit dan Ibu mengatakan kalau dia harus dioperasi. Tapi keluarga saya tidak dapat membayarnya. ......jadi saya mengambil tabungan saya.

"Berapa banyak yang kau punya?" tanya pria itu. "Satu dollar 11 sen," jawabnya dengan bangga. "Dan inilah semua uang yang saya punyai didunia ini."

"Sesuatu yang diluar logika," Senyum pria tadi Satu Dollar 11 sen...harga yang tepat untuk mujizat yang menyelamatkan kakaknya. Dia mengambil uang itu dan dengan tangan yang satunya membimbing tangan anak kecil itu sambil berkata : "Bawa aku ketempat kamu tinggal, aku ingin bertemu dengan kakak dan orangtuamu".

Pria berpakaian rapi itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang spesialis bedah. Dia membantu menyembuhkan kakak Sally. Operasi berjalan sempurna tanpa bayaran dan tidak berlangsung lama sampai akhirnya Georgi kecil pulang ke rumah dan sembuh total, Ayah dan Ibunya sangat bahagia untuk peristiwa ini.

"Operasi itu......sebuah keajaiban.....Saya tidak bisa membayangkan berapa banyak biaya yang dikeluarkan dan kami tidak membayarnya sedikitpun.. .." kata sang Ibu.

Sally tersenyum sendiri..... .Dia tahu persis berapa harga mujizat untuk kesembuhan kakaknya.... Satu Dollar 11 sen dan tentu saja ditambah dengan IMAN dari si kecil Sally, seperti firman Tuhan yang berkata " jika engkau mempunyai iman sebesar biji sesawi maka engkau dapat berkata kepada gunung itu untuk beranjak dari tempatnya".

"And we know that all things work together for good to them that love God, to them who are the called according to His purpose" [ Roman 8:28 ]

~ Halaman ke-3 ~

TIDAK MENGENAL KATA TERLAMBAT
Lima
belas tahun yang lalu, Morjorie Newlin yang ketika itu berusia 72 sedang berbelanja di supermarket. Karena ada obral, dia membeli sekitar 25 kilo makanan kucing untuk peliharaannya. Sebagai janda yang berusaha untuk hidup mandiri, dia merasa kesal karena kepayahan mengangkat belanjaannya dan dia memutuskan untuk ikut bergabung di klub fitness di dekat rumahnya di Mt Airy, Philadelphia USA .

Richard Brown, pelatih di tempat fitness Rivers Gym sempat geli melihat nenek yang sudah punya 4 cucu dan 2 cicit ini mulai mengikuti latihan. Namun nenek tua ini rajin berlatih hari demi hari, minggu demi minggu sampai setahun kemudian berhasil mengangkat beban sekitar 50 kilo dan tubuhnya memiliki bentuk seperti layaknya orang yang berlatih bodybuilding.

Mulai berprestasi di usia yang sudah lanjut.

Karena dapat dorongan dari si pelatih fitness, akhirnya nenek Morjorie bersedia ikut lomba body building Amateur Athletic Union yang terbuka untuk umum. Sebagai seorang Katholik sebetulnya dia merasa risih karena harus memakai bikini selayaknya atlit binaragawan ketika sedang berlomba. Namun singkat cerita dia ikut di lomba itu dan berhasil menjadi juara untuk kategori diatas 45 tahun. Penonton histeris ketika diumumkan bahwa pemenangnya sudah berusia 74 tahun.

Itulah awalnya sampai Morjorie kemudian mengikuti banyak perlombaan yang membawanya sampai ke Itali, Jerman, dan Perancis. Sampai tahun lalu dia telah mengoleksi 40 piala dan banyak piagam-piagam penghargaan yang mengisi satu kamar penuh di rumahnya. Prestasi yang memberi inspirasi ini bahkan telah membawa dia muncul di acara TV Oprah Winfrey Show, Today's Show dan juga membawa Morjorie menjadi pembicara moitivasi di seminar-seminar.

Morjorie yang seorang pensiunan perawat ini telah menunjukkan bahwa ketekunan menghasilkan prestasi. Lebih dari itu dia telah memberi contoh bahwa umur bukanlah penghalang untuk berprestasi.

Tidak menyerah sekalipun mengidap penyakit yang berat.


Tahun lalu nenek Morjorie tidak lagi ikut pertandingan namun tetap berlatih 3 kali seminggu sampai pertengahan tahun lalu ketika dia merayakan ulang tahunnya yang ke-87 di Bally Total Fitness, Cedarbrook. Morjorie yang sebetulnya mengidap penyakit Leukumia ini, berhenti berlatih di bulan Oktober lalu ketika penyakitnya sudah semakin parah.

Saya tertarik tentang kisah hidup nenek Morjorie dan ingin menuliskannya dalam sebuah artikel. Hari ini ketika saya ingin mengupdate tentang Nenek Morjorie, saya terkejut mengetahui bahwa akhir minggu yang lalu, nenek Morjorie telah wafat. Memang Nenek Morjorie telah tiada, namun wanita sederhana ini telah memberi inspirasi kepada banyak orang dengan apa yang diperbuatnya di usianya yang lanjut.

Mendengar tentang Nenek Morjorie mengingatkan kita tentang Kaleb (Yos
14:10). Di usianya yang ke-80, dia meng-klaim janji Tuhan melalui Musa mengenai tanah perjanjian yang menjadi bagiannya. Dan bersama kaumnya dia menaklukkan raksasa-raksasa yang berkuasa di Hebron dan menjadikan Hebron tanah warisannya.

Tidak menyerah sebelum mencapai garis akhir.

Banyak dianatara kita mungkin putus asa dengan kegagalan yang kita alami setelah berkarir selama 20 tahun atau 30 tahun mungkin. Tapi kesaksian Yosua dan nenek Morjorie di atas memberi inspirasi bahwa sebelum kita menghadap Tuhan Yesus, masih ada kesempatan bagi kita untuk melakukan seusatu yang berarti dengan hidup kita.

Seperti kata Rasul Paulus, .. aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, (Fil 3:13b)

lalu mengarahkan diri untuk mengejar suatu prestasi dalam hidup ini, ... dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. (Fil 4:14)


Tidak pernah menyerah. Terus berprestasi. Berlari sampai garis Finish.

~ Halaman ke-4 ~

"NOT ME, BOSS"
Ini cerita dari seorang teman yang bertahun silam pergi ke Papua New Guinea untuk urusan bisnis. Ia ditemani oleh dua orang temannya dan tinggal di sebuah rumah di pedalaman. Rumah ini dirawat oleh seorang lokal, yang tugasnya hanya dua yakni merawat rumah dan memasak. Semuanya oke-oke saja, kecuali satu hal: mereka punya satu botol anggur yang mahal yang disimpan di ruang makan, yang setiap harinya sepertinya terus berkurang padahal mereka tidak pernah meminumnya. Anggur ini mahal dan mereka ingin menyimpannya untuk acara spesial. Yang mereka temukan adalah setiap hari jumlahnya sedikit demi sedikit berkurang.

Mereka pun memutuskan untuk mengukur kekurangannya dengan membuat garis kecil pada botol, sehingga apabila memang berkurang lagi mereka bisa tahu dengan jelas. Dan setelah membuat garis tersebut, mereka menemukan memang jumlah anggur dalam botol tersebut berkurang terus setiap hari, walau sedikit demi sedikit. Mereka tidak punya tertuduh lain lagi selain sang penunggu rumah lugu tersebut, sebab ketiganya memang jarang di rumah.

Suatu kali ketiganya pulang ke rumah dalam keadaan mabuk dan mereka merencanakan memberi pelajaran si penunggu rumah. Mereka mengambil botol anggur dan mengganti isinya dengan air seni mereka. Setelah itu mereka letakan kembali seperti biasa. Dan yang mereka temukan, setiap hari jumlah air seni ini pun berkurang seperti halnya anggur.

Suatu hari mereka tidak tega lagi membayangkan bahwa si penunggu rumah yang baik hati ini sampai meneguk air seni mereka. Mereka memutuskan untuk memanggil si penunggu rumah dan menanyakan perihal anggur. Dan dengan gaya yang tidak menuduh langsung, mereka mengatakan bahwa mereka perhatikan persediaan anggur mereka di satu-satunya botol di rumah itu selalu menipis, dan pasti ada seorang di rumah ini yang meminumnya!

Serta merta si penunggu rumah polos ini menyahut "Not me, Boss! Selama ini saya hanya selalu pakai untuk keperluan memasak untuk para Boss!"

Moral kisah :
Kalau bisa bertanya, kenapa berasumsi?
Kalau bisa sederhana, kenapa dibuat rumit?
Kadang kita justru mendapatkan akibat dari perbuatan kita sendiri, yang sebenarnya tidak perlu.

~ Halaman ke-5 ~
TIDAK BERPIKIR NEGATIF
Suatu ketika ada seorang pemabuk terkapar di pinggir jalan. Ia tidak menyangka bahwa di tempat di mana ia berbaring ada segumpal kotoran ayam tergeletak di situ. Kotoran itu secara otomatis teroles di ujung hidungnya. Ketika merasa kuat, si pemabuk itu bangun melanjutkan perjalanan. Setibanya di rumah, sang isteri menyajikan hidangan makan malam baginya. Apa yang terjadi? Hidangan makan malam itu batal disantapnya karena semua menu yang ada beraroma kotoran ayam. Sontak saja si pemabuk itu marah-marah. Sang isteri menjadi korban beragam jurus tendangan dan kepalan tinjunya. Cek dan recheck, ternyata asal muasal aroma itu terletak di ujung hidung si pemabuk itu.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, si pemabuk kisah tadi begitu cepat menghakimi isterinya. Ia telah menganggap isterinya bersalah padahal letak kesalahan itu ada pada dirinya sendiri. Sayangnya, ia tidak sempat melihat kesalahan atau kekeliruan pada dirinya tetapi justru pada diri orang lain. Pengalaman yang sama seringkali tak luput dari praktek hidup kita sehari-hari. Acap kali kita begitu cepat menghakimi orang lain, menuding orang lain, melihat keburukan atau kekurangan orang lain, berpikir negatif tentang orang lain tanpa mengoreksi diri kita sendiri. Kita cenderung menganggap diri kita lebih benar daripada orang lain. Corak hidup semacam inilah yang ditentang Yesus dalam perkataan-Nya, "Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau lihat?" [Matius 7:3]. Yesus menghendaki agar balok dari mata kita sendiri dikeluarkan terlebih dahulu, maka kita akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbat di mata saudara kita [Matius 7:5]. Artinya, kita tak boleh mempunyai prasangka buruk atau pikiran negatif tentang orang lain, tidak cepat menghakimi orang lain tanpa mengoreksi diri kita sendiri terlebih dahulu. Sebaiknya kitalah yang terlebih dahulu menata diri kita dengan baik.

~ Halaman ke-6 ~

TIPS MEMBUAT SURAT LAMARAN PEKERJAAN

Sudah ribuan lamaran kerja dikirim tapi belum ada balasan? Mungkin salah
satu tips dibawah ini adalah masalahnya..
1. JANGAN TERLALU BANYAK MENGGUNAKAN SINGKATAN
Dgn Hrmt.
ttrk dgn ikl lwg krj yg dmt pd srt kbr edisi sls , sy brmskd mengisi lwg yg
bpk bthkn,
rdri thn 1999 - 2004 , sy tlh bkj di aptk km farma , di bag cln srv.
dri thn 2004-2005 , sy bkj di LC bank sbg kabag keu.
dri thn 2005- smp skrg jd tkg pkr di BIp

2. JANGAN TERLALU BANYAK LAMPIRAN
sebagai bahan pertimbangan bapak , bersama ini saya sertakan :
a. foto copy KTP bapak saya
b. pas foto saya waktu disunat
c. surat kelakuan baik seluruh keluarga saya
d. bon hutang selama 1 tahun
e. proposal permintaan sumbangan pembangunan mesjid di Rt saya

3. BAHASANYA SOK GAUL
Dgn hromat banget , boss!!!!
halo boss , capee deeehhh!!!! apa kabar nich.....? baik baik aja dong , iya kan iya dong , bener kan bener dong....? saya mo ngelamar kerja nich..boleh dong...please. ..boleh ya...?

4. BAHASANYA SOK PREMAN.
gue pernah kerja di kantor bokap, tapi lantaran gue sering bolos sama sering ngegodain skertaris kantor, gue dikeluarin, setan banget deehhh!!!! makanya sekarang gue ngelamar kerja di kantor elo , ga usah khawatir soal
jabatan deh.....gue sih yg penting dibayar gede sama elo. ok deh!! gue tunggu panggilan kerja! dari elo di rumah gue , kalo sampe tiga hari belom juga ada panggilan , elo bakal tau sendiri akibatnya... .!!!!!!!

5. BAHASANYA SOK AKRAB.
Dengan hormat ,
hai apa kabar nih...? baik baik aja kan ...? saya juga ketika menulis surat ini dalam keadaan sehat wal afiat, semoga kamu juga baik baik aja seperti saya disini. ngomong ngomong gimana kabar anak anak , sehat kan ..? istri pasti makin cantik aja.....salam aja ya buat mereka. oya ..hampir lupa, saya bermaksud melamar pekerjaan pada perusahaan kamu bisa kan?

6. TERLALU RESMI DAN BERTELE TELE.
Dengan segala hormat,
Setelah saya membaca iklan lowongan pekerjaan di surat kabar ternama di ibukota yang oplagnya 3 juta exemplar per harinya , saya sangat tertarik sekali dengan iklan yang anda muat di halaman 16 kolom 6 seperti pada lampiran surat lamaran saya ini. oleh karena itu saya bermaksud untuk melamar pekerjaan tersebut dan juga sekalian harapan saya , dengan surat lamaran ini kita bisa mempererat tali perkenalan antara kita berdua.

~ Halaman ke-7 ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar