Rabu, 02 Juli 2008

EDISI 12 Tahun 2008

YESUS TERANG DUNIA
Perhatikanlah suara-Ku, hai bangsa-bangsa, dan pasanglah telinga kepada-Ku, hai suku-suku bangsa! Sebab pengajaran akan keluar dari pada-Ku dan hukum-Ku sebagai terang untuk bangsa-bangsa (Yesaya 51:4).

Umat Allah memahami bahwa terang itu berasal dari Allah, pada waktu penciptaan alam semesta, matahari tidak diciptakan pada hari pertama. Namun Alkitab berbicara jelas bahwa terang itu diciptakan Allah, bukan Matahari yang menciptakan terang.

* Kejadian 1:3-5
1:3 Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
1:4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

Matahari dan benda-benda penerang justru diciptakan pada hari yang keempat. Menunjukkan bahwa Allah-lah sumber/ origin dari terang itu. Dalam pembukaan Injil Yohanes, telah disampaikan bahwa hakekat Yesus Kristus adalah Allah, Dia adalah Sang Firman, Dia adalah Sang Pencipta, didalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia :

* Yohanes 1:1-5
1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadidari segala yang telah dijadikan.
1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Yesus Kristus adalah Allah yang inkarnasi ke dunia, dalam pelayananNya di dunia, Ia menyatakan diriNya dengan kalimat Ilahi, sbb :

* Yohanes 8:12
LAI TB, Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."

KJV, Then spake Jesus again unto them, saying, I am the light of the world: he that followeth me shall not walk in darkness, but shall have the light of life.

TR, παλιν ουν ο ιησους αυτοις ελαλησεν λεγων εγω ειμι το φως του κοσμου ο ακολουθων εμοι ου μη περιπατησει εν τη σκοτια αλλ εξει το φως της ζωης
Translit interlinear, palin {pula} oun {lalu} ho iêsous {Yesus} hautois {kepada mereka}elalêsen {mengatakan} legôn {berkata} egô eimi {Akulah} to phôs {Terang} tou kosmou {(manusia di) dunia} ho {orang yang} akolouthôn {mengikuti} emoi {Aku} ou mê {pasti tidak} peripatêsei {akan berjalan} en {di dalam} tê skotia {kegelapan} all {melainkan} exei {ia akan mempunyai} to phôs {terang} tês zôês {yang memberi hidup (kekal)}

Catatan :
Kata Yunani φως - phôs yang diterjemahkan dengan "terang/ light", berasal dari kata kerja φαινω – phainô, "menyinarkan" dan senantiasa berhubungan dengan berkas-berkas cahaya. Kata "Dunia" menerjemahkan kata Yunani κοσμος – kosmos yaitu umat manusia di dunia.

Yesus menyatakan dirinya dengan kalimat Ilahi "Akulah (Yunani, "εγω ειμι - egô eimi", Ibrani, אֲנִי־הוּא - ANI HU) Terang Dunia". Ayat ini paralel dengan Yohanes 1:4-5 yang menulis "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya".

Hari Raya Tabernakel di Yerusalem :
Beberapa penafsir berpendapat bahwa, perkataan Tuhan Yesus ini disampaikan pada waktu hari raya Tabernakel (tahun ini menurut kalender Yahudi jatuh pada 26 September – 3 Oktober 2007). Perayaan itu merupakan sebuah perayaan sebagai penghormatan terhadap Allah yang hidup, yang telah memimpin umat Israel dalam pengembaraan mereka di padang gurun selama 40 tahun. Dan mereka tinggal di dalam pondok-pondok, hal itu dilakukan seperti ketika mereka hidup pada masa pengembaraan di Semenanjung Sinai. Hari raya ini juga disebut hari raya "Pondok Daun" karena orang-orang Yahudi pada zaman itu mendirikan kemah-kemah dari daun-daun di pelataran Bait Allah/ Bait Suci di Yerusalem, untuk memperingati pengembaraan mereka dari tanah Mesir ke tanah Perjanjian. Hari Raya ini dilangsungkan dalam musim gugur, pada waktu panen atau panen anggur, dan yang bertujuan bersyukur kepada Allah dengan mempersembahkan kepada-Nya sebuah keranjang penuh buah-buahan. Pemberian nama "Pondok Daun" juga untuk mengenang pondok-pondok dari dedaunan yang menjadi tempat tinggal para pekerja selama pekerjaan panenan, serta pondok-pondok yang didirikan di Yerusalem selama tujuh hari pesta, lalu ditutup dengan hari ke delapan sebagai hari tambahan.

Dan, menurut tradisi Yahudi, pada waktu malam dimana matahari tidak bersinar, orang-orang yang sedang melaksanakan hari raya Tabernakel itu menyalakan dua lampu emas di sisi dari altar korban bakaran. Dan cahaya lampu itu menebarkan sinarnya di atas halaman Bait Suci. Itu adalah sebuah peringatan terhadap pemeliharaan Allah, yang telah memimpin umatNya dengan tiang api pada waktu malam dan tiang awan pada waktu siang. Jadi, Tuhan Yesus berdiri di halaman Bait Suci dan melihat lampu emas itu dan menyampaikan perkataan Ilahi ini: "Akulah terang dunia" (Yunani, "εγω ειμι το φως του κοσμου - egô eimi to phôs tou kosmou").

Hari raya ini dalam Alkitab bahasa asli Ibrani, adalah KHAG HASUKOT :

* Imamat 23:34
LAI TB, Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya.

KJV, Speak unto the children of Israel, saying, The fifteenth day of this seventh month shall be the feast of tabernacles for seven days unto the LORD. Jewish Publication Society Tanakh, Speak unto the children of Israel, saying: On the fifteenth day of this seventh month is the feast of tabernacles for seven days unto the LORD.

Biblia Hebraic Stuttgartensia (BHS), Hebrew with vowels,
דַּבֵּר אֶל־בְּנֵי יִשְׂרָאֵל לֵאמֹר בַּחֲמִשָּׁה עָשָׂר יֹום לַחֹדֶשׁ הַשְּׁבִיעִי הַזֶּה חַג הַסֻּכֹּות שִׁבְעַת יָמִים לַיהֹוָה׃

Translit, DABER 'EL-BENEI YISRA'EL LE'MOR BAKHAMISYAH 'ASAR YOM LAKHODESY HASYEVI'I HAZEH KHAG HASUKOT SYIV'AT YAMIM LAYEHOVAH (baca ADONAY)

Catatan :
Kata Ibrani " חג - KHAG (hari raya/ perayaan/ festival) paralel dengan kata Arab "Hajj (الحجّ)", haji. Hal ini dapat dibaca dalam AlKitab al-Muqaddas (Alkitab berbahasa Arab).

Misalnya istilah Ibrani syir ha-ma'a lot (nyanyian orang-orang yang naik ke kota suci Yerusalem untuk ber-KHAG (berhari-raya) diterjemahkan dalam bahasa Arab Nasid al-Hujaj (nyanyian orang-orang yang ber-hajji). Lihat Mazmur 120-146, Alkitab Al-Muqaddas ay Kitab al-'Ahd al-Quran wa al-'Ahd al-jadid (Beirut: Dar al-Kitab Al-Muqaddas fii al-Syariq al-Ausath, 1996, dalam Bambang Noorsena, Yesus Terang Dunia).

Hari Raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem :
Ada juga beberapa penafsir yang berpendapat bahwa, Tuhan Yesus Kristus ketika berbicara tentang hal itu adalah pada masa menjelang hari raya Hanukkah (Ibrani, חנוכה dibaca : Chanukah/ Khanukah/ Hanukah) atau hari raya Pentahbisan Bait Allah (disebut juga "Perayaan Cahaya", Yohanes 10:22). Hanukkah disebut juga "hari raya Lampu". Hal itu merupakan peringatan terhadap pembersihan Bait Suci, ketika Yudas Makkabeus dan para pengikutnya menang dalam membebaskan kota itu dari penjajahan Siria. Dan di dalam pentahbisan kembali dan meresmikan Bait Suci, mereka memiliki minyak suci hanya untuk persedian satu hari. Tetapi di dalam kemurahan Allah, demikian yang disampaikan dalam kitab Deuterokanonika 2 Makabe, minyak yang tersisa itu, yang untuk persediaan satu hari itu, bertahan hingga delapan hari (2 Makabe 10:6). Jadi di dalam hari raya Lampu, atau hari raya Peresmian (Hanukkah), lampu menyala selama delapan hari. Dan kemudian di dalam merayakan hari raya Hanukkah, mereka menyalakan satu lilin setiap hari hingga hari kedelapan. Kemudian Tuhan Yesus berdasarkan latar belakang kehidupan orang-orang, berbicara tentang diriNya sendiri sebagai "terang dunia" .

Yesus Kristus Terang Dunia, terang dari hidup! Dia adalah terang dari segala pengertian dan pengetahuan. Dia mengajarkan kepada kita bahwa Bapa sorgawi menciptakan kita dengan tanganNya yang mahakuasa. Dia mengajarkan kita bahwa tujuan utama dari hidup adalah untuk menyembah dan melayani Dia. Dan Dia membukakan bagi kita pengharapan tentang langit yang baru dan bumi yang baru dibalik kematian. Injil Yohanes juga dengan jelas menulis bahwa :

* Yohanes 3:16
LAI TB, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

KJV, For God so loved the world, that he gave his only begotten Son, that whosoever believeth in him should not perish, but have everlasting life.

TR, ουτως γαρ ηγαπησεν ο θεος τον κοσμον ωστε τον υιον αυτου τον μονογενη εδωκεν ινα πας ο πιστευων εις αυτον μη αποληται αλλ εχη ζωην αιωνιον
Translit Interlinear, houtôs {demikian} gar {karena} êgapêsen {mengasihi} ho theos {Allah} ton kosmon {(manusia di) dunia} hôste {sehingga} ton huion{anak} autou ton monogenê {yang tunggal/ yang unik} edôken {Ia telah memberikan} hina {supaya} pas {setiap (orang yang)} ho pisteuôn {percaya} eis {kepada} auton {Dia} mê {tidak} apolêtai {menjadi binasa} all {melainkan} ekhê {beroleh} zôên {hidup} aiônion {kekal}

Yesus terang dunia, terang dari keabadian! Tidak ada hal yang lebih mendasar dari pada kerinduan yang terdapat dalam kehidupan manusia dari kepada kehidupan sesudah kematian. Sejauh keberadaan manusia, sejauh itu pula kerinduan yang terdapat untuk kekekalan. Diperjelas dalam 2 Timotius 1:10: "Kristus Yesus telah membawa hidup yang kekal dan kekekalan ke dalam terang" :

* 2 Timotius 1:10
LAI TB, dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.

KJV, But is now made manifest by the appearing of our Saviour Jesus Christ, who hath abolished death, and hath brought life and immortality to light through the gospel:

TR, φανερωθεισαν δε νυν δια της επιφανειας του σωτηρος ημων ιησου χριστου καταργησαντος μεν τον θανατον φωτισαντος δε ζωην και αφθαρσιαν δια του ευαγγελιου
Translit interlinear, phanerôtheisan {telah dinyatakan} de {tetapi} nun {sekarang} dia {melalui} tês epiphaneias {penampakan} tou sôtêros {Juruselamat} hêmôn {kita} iêsou {Yesus} khristou {Kristus} katargêsantos {meniadakan} men {di satu pihak} ton thanaton {maut} phôtisantos {menyatakan (dalam terang)/ menerangkan} de {di pihak lain} zôên {hidup} kai {dan} aphtharsian {yang tidak dapat binasa} dia {melalui} tou {itu} euaggeliou {Injil}

Yesus Kristus adalah Terang Dunia, dan murid-murid Kristus akan memancarkan terangNya itu kepada dunia (Yesaya 60:1). Pengharapan Yahudi pada umumnya, kuasa atas kaum גוים - GOYIM (bangsa-bangsa asing) memang baru dinyatakan pada zaman Mesias (Yesaya 42:6). Dalam Khotbah di bukit, Tuhan Yesus mengajar murid-murid Tuhan harus menjadi "terang dan garam" bagi dunia :

* Matius 5:13-16
5:13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
5:14 LAI TB, Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

KJV, Ye are the light of the world. A city that is set on an hill cannot be hid.

TR, υμεις εστε το φως του κοσμου ου δυναται πολις κρυβηναι επανω ορους κειμενη
Translit interlinear, humeis {kalian} este {adalah} to phôs {terang} tou kosmou {dunia}ou {tidak} dunatai {ia dapat} polis {polis} krubênai {untuk disembunyikan} epanô {diatas} orous {gunung} keimenê {terletak}

5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Padanan kata φως - phôs (terang) dalam istilah bahasa Indonesia lainnya adalah "nurani" yaitu kata serapan dari bahasa Arab yang bermakna terang, ada cahayanya. Sebagai murid Kristus kita harus memancarkan terang Kristus. Perbuatan dan tingkah laku kita senantiasa berjalan dengan hati-nurani yang dipimpin oleh Roh Kudus. Dan melalui Matius 5:13-16 nyatalah bahwa yang dimaksud Tuhan Yesus ialah kehidupan murid-murid Tuhan dalam masyarakat. Mereka harus dipandang oleh orang lain sebagai teladan hidup dari Kuasa dan Kasih karunia Allah, teladan yang menggairahkan orang lain untuk mengikuti jejak 'terang' kita dan dimanapun kita berada, kita juga akan senantiasa memberi rasa (fungsi garam) dimanapun kita berada.

Kita sekarang telah masuk ke bulan Desember, dimana secara tradisi akan kita peringati kelahiran Kristus, Allah yang inkarnasi ke dunia. Tradisi perayaan Natal kita ini,disamping merupakan tradisi yang diserap dari kebudayaan Romawi juga diserap dari tradisi hari raya Hanukkah. Kalangan Yahudi Kristen merayakan Natal sekaligus Hanukkah dengan sebutan "Chrismukkah", bahkan perayaan 'Yahudi campur Kristen' ini sudah dikenal di Jerman sejak tahun 1800an Masehi, disana dikenal dengan istilah "Weihnukkah". Maka Tradisi memasang pohon terang pada saat-saat natal yang memasang lampu-lampu, lilin dan menghias pohon terang ini bermula dari "hari raya Lampu" (Hanukkah) yang pada tahun ini menurut kalender Yahudi jatuh pada 4-12 Desember 2007. Meski Natal hanyalah merupakan suatu tradisi, namun peringatan Kelahiran dan Terang Kristus ini baik-baik saja kita lakukan, adanya saudara-saudara kita yang mendekorasi rumah dan gereja-gereja didandani dengan gemerlap lampu-lampu natal, baiklah itu kita pandang sebagai simbol akan terangNya yang kekal, dan penghayatan akan kasihNya yang sungguh besar kepada umat manusia di dunia sehingga Allah yang Mahamulia itu sudi datang ke dunia untuk misi keselamatan, sehingga Anda dan saya dapat diselamatkan oleh karyaNya yang agung di kayu salib. Amin! - Bagus Pramono

Happy Christmas
Happy Chrismukkah

~ Halaman ke-1 ~

SAYA TERSELAMATKAN WALAUPUN LAHIR TANPA BOLA MATA
Jhon Natanael lahir tanpa bola mata. Saat ia di dalam kandungan, ibunya putus asa dengan keberadaan ayahnya, lalu mencoba melakukan tindakan bunuh diri. Ini berimbas di masa kecilnya. Ia melewati semuanya dengan luka yang teramat dalam. Kesepian menjadi nyanyian pilu yang disimpannya sendiri. Bertahun-tahun, ia mengalami frustrasi dan terus bertanya. Mengapa ia dilahirkan buta? Namun, semua kesesakan itu dihempasnya di kaki salib Yesus. Kini, Jhon bisa berkata, "Hidup saya amat berarti."

Lahir Tanpa Bola Mata
Saat mengandung Jhon empat bulan, ibunya terguncang karena ayah Jhon punya kebiasaan judi yang tak kunjung berhenti. Puncak stres itu ketika ayah Jhon berurusan dengan polisi dan masuk penjara. Dalam keputusasaan, dia mencoba bunuh diri dengan menenggak minuman yang mematikan, semacam garam pekat. Namun, Tuhan berkehendak lain, keduanya selamat. "Mama saya terselamatkan. Saya yang di dalam kandungan pun tetap hidup meskipun lahir dengan keadaan mata seperti ini, tanpa bola mata," kisah anak bungsu dari empat bersaudara itu.

Jhon yang terlahir dengan nama Laij Tji The seolah menampung duka lara dan kemarahan ibunya. "Umur delapan bulan, saya dibawa Mama ke Jakarta untuk periksa mata. Tapi dokter mengatakan saya tak mungkin bisa melihat, sekali pun dicangkokkan melalui donor. Tidak ada harapan karena saraf mata sudah mati. Lebih menyakitkan, dokter bilang pada mama bahwa hidup saya sudah tidak berguna dan belum terlambat untuk membunuhnya," cerita Jhon yang mengetahui semua kisah itu dari ibunya.

Jhon "hidup" dalam gelap. Ia tak bisa melihat apa-apa. Jhon kecil sendirian. Ia menyendiri di kamar, duduk terpekur. Belajar berjalan dan berulang kali jatuh, tak jarang kepalanya terbentur. Tangannya adalah juga mata yang melihat dengan meraba. "Saya tahu, saya cacat karena Mama. Sering kali kalau saya dianggap nakal, Mama kerap mengeluarkan kata-kata penyesalan telah melahirkan saya. Bahkan, beberapa kali Mama mengancam dengan kata-kata, 'Saya akan bunuh kamu!'"

Bila ada tamu, Jhon kecil diboyong ke kamar. "Mereka malu karena memiliki anggota keluarga yang cacat. Saya dijauhkan dari hubungan luar. Menjadi kebiasaan ketika saya mulai tumbuh besar, langsung cepat-cepat masuk kamar bila ada ketukan pintu atau terdengar suara orang datang. Saya hanya mengenal rumah dan orang-orang seisi rumah," ungkapnya lirih.

Sewaktu umur sepuluh tahun, Jhon pernah mencoba bunuh diri. Setengah tak sadar, Jhon mengikat leher dengan karet sampai sulit bernapas. Sikap berontak pada orang tua dan situasi yang membosankan itu membuat Jhon gampang tersinggung. Namun, sakit hati itu cuma bisa dirasakannya dalam hati.

Jhon tak bisa lagi menghindar ketika guru-guru les ketiga kakaknya selalu datang ke rumah memberi pelajaran. "Mereka sering datang, jadi mau nggak mau saya kenal mereka. Di antara mereka, ada yang sangat memerhatikan saya, mengajak saya ngobrol, suka ngasih permen dan ngajak saya nyanyi. Dari sinilah, saya mulai berani bicara dengan orang di luar keluarga."

Ketika Jhon pindah rumah, ia mulai berani ngajak ngobrol orang yang ditemui. Suatu kali, ada yang membawanya ke persekutuan. Namun, entahlah, Jhon cepat bosan. Paling bertahan dua minggu, setelah itu, selalu bikin alasan sakit atau jawaban sekenanya.

Ishak Sang Motivator
Di rumah yang baru, ada beberapa orang datang ke rumahnya. Salah satunya adalah Ishak, pemuda Kristen yang kerap mabuk. "Kamu harus bisa main gitar, ntar saya pinjemin dari gereja. Saya ajarin kamu sebentar, trus kamu latihan sendiri. Dua minggu kamu harus bisa mainkan satu lagu. Kamu harus rajin. Jangan cepat putus asa kayak saya. Kamu harus punya masa depan," kata Jhon tertawa menirukan nasihat Ishak. Menurut Jhon, kata-kata Ishak itu kena di hatinya. Ia lantas belajar gitar dengan sungguh-sungguh.

Suatu kali, Jhon berkenalan dengan Amir, teman kakaknya, seorang arsitek yang mengerjakan taman di halaman rumahnya. Jhonlah yang paling banyak menemani Amir lantaran paling sering di rumah. Betapa kagetnya Amir ketika tiba-tiba Jhon nyanyi lagu Gombloh sambil memetik gitar. "Pak Amir langsung nanya, mau bantu saya main musik di gereja? Karena saya merasa sangat dekat dengan dia saya nggak enak nolak. Pak Amir sungguh-sungguh melayani dan mendorong saya. Biarpun hujan, Pak Amir tetap menjemput saya dengan sepeda motornya. Padahal jarak rumah kami cukup jauh. Dalam hati saya, nekat juga orang ini."

Perubahan Sikap
Suatu malam, di rumah teman, Jhon merenungi hidup. Rasa gagal, tertolak, tidak berguna yang selama ini menekannya, satu per satu terbayang di benaknya. Masa kecil yang kelam penuh kepahitan, perkataan ibunya, saudara serta kata-kata dokter yang pernah ia dengar dari mulut mamanya betul-betul menyesakkan. Malam itu menjadi malam yang amat berarti bagi Jhon. Ia tumpahkan segala kekesalan dan gelisahnya pada Tuhan. Jhon berserah penuh pada Tuhan. Ia bertekad mengubah cara pandangnya dalam melihat kehidupan. Pelan-pelan, Jhon bisa menerima kekurangannya. Dia juga berdamai dengan diri sendiri dan mengampuni orang-orang yang pernah melukainya. Malam itu, Jhon "berhadapan dengan Tuhan".

"Saya seperti menemukan sosok Bapak," kata Jhon yang sejak lahir sampai ia dengar ayahnya meninggal, belum pernah sekalipun bertemu.

Sukacita dan harapan pelan-pelan memenuhi hati Jhon. Bagi Jhon malam itu adalah malam pengampunan. Sebab pada malam itu, ia bisa mengampuni setiap orang yang pernah melukainya. Itulah yang memotivasi Jhon untuk bangkit dan tidak larut dalam masalah. Benarlah, hati yang gembira adalah obat. Jhon makin giat melayani Tuhan. Lewat nyanyian dan petikan gitarnya, ia semakin maju dan menang mengalahkan segala rasa yang tak perlu disimpannya.

Usia 20 tahun, Jhon memberanikan diri minta izin pada ibunya untuk dibaptis. Ibunya tak keberatan asal Jhon menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh. "Meski Mama bukan seorang Kristen, tapi ia sungguh-sungguh mendorong saya untuk melayani Tuhan. Pernah suatu kali, saya jenuh dan berniat bolos tidak ke gereja, Mama saya ribut. 'Lho, katanya kamu mau jadi Kristen kok malas-malasan. ' Ketika saya pulang pelayanan, Mama menunggu saya dan selalu bertanya, sudah makan belum?"

Tuhan juga memberi kesempatan Jhon melayani ibunya saat wanita yang melahirkannya itu jatuh sakit dan harus opname. Selama satu minggu, Jhon menemani ibunya, "Sewaktu Mama anfal, ia berteriak, 'Yesus tolong saya!' Tak lama kemudian, Mama dipanggil Tuhan. Rasanya waktu bersama Mama belum cukup. Mama meninggal saat kami sangat dekat. Tapi hati saya sangat bahagia, Mama sudah mengakui Yesus."

Bertemu Tulang Rusuk
Jhon semakin terpacu bercerita tentang Yesus. Jadwal pelayanan padat. Awal Juni tahun 2000, Jhon bersama beberapa teman pelayanan ke Kalimantan Barat. Di sana , Jhon didampingi Pdt. Kenny Wolter. Marianalah yang mengurus dan banyak mendampingi Jhon. Teman-teman Jhon maupun Mariana kerap menggoda, "Wah, kayaknya kalian cocok banget," kata Jhon tersenyum menirukan godaan mereka.

Sehari menjelang kembali ke Jakarta , Jhon "didesak" teman-temannya untuk "mengungkapkan cinta". Semula Jhon ragu, sadar atas keterbatasan yang dimilikinya. Namun akhirnya, muncul keberanian itu. Jhon mengajak bicara Mariana. Memang tak ada yang dapat membandingi kuasa Tuhan. Mariana, meski kaget bukan kepalang, akhirnya menerima cinta Jhon.

Malam itu pula mereka sepakat untuk segera menikah. Hal ini disampaikan kepada Pdt. Kenny, yang kaget mendengarnya. "Pendeta bilang, uji dulu. Kami pun dipisahkan di tempat yang berbeda. Setelah selesai, kami dipanggil Pdt. Kenny. Apakah jawaban kami sama? Ternyata saya dan Mariana punya jawaban sama, mantap untuk menikah."

Pernikahan yang mengharukan itu pun dilaksanakan. "Saya pulang ke Jakarta bawa istri, mukjizat ya?" kata Jhon tertawa, Mariana yang mendampingi pun tersenyum.

Mariana mengaku kagum atas karya Tuhan dalam hidup suaminya. "Meskipun Kak Jhon begitu, dia loh yang atur keuangan keluarga. Dia pinter banget ngurus duit. Saya juga heran, dia bisa main gitar, keyboard, drum, suaranya juga bagus," ungkap Mariana, gantian Jhon tersenyum mendengar pujian istrinya.

Tak lama menunggu, Mariana hamil. Pada 13 April 2002, lahirlah Ester Agung Natanael; buah cinta kisah keajaiban. Jhon tak lagi merasa sepi dan sendiri. Mariana dan Ester dengan cinta. Luka itu telah digantikan-Nya dengan sukacita.

Diambil dan diedit seperlunya dari:
Judul buku : Karena Dia
Judul artikel: Saya Terselamatkan Walaupun Lahir Tanpa Bola Mata
Penyusun : Niken Maria Simarmata
Penerbit : ANDI, Yogyakarta 2006
Halaman : 71 -- 80

~ Halaman ke-2 ~

KASIH YANG SEBENARNYA
Suatu malam, di sebuah stasiun radio, sedang berlangsung acara dimana orang-orang berbagi pengalaman hidup mereka. Perhatian saya yang semula tercurah pada tugas statistik beralih ketika seorang wanita bercerita tentang ayahnya. Wanita ini adalah anak tunggal dari sebuah keluarga sederhana yang tinggal di pinggiran kota Jakarta. Sejak kecil ia sering dimarahi oleh ayahnya. Di mata sang ayah, tak satupun yang dikerjakan olehnya benar. Setiap hari ia berusaha keras untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginan ayahnya, namun tetap saja hanya ketidakpuasan sang ayah yang ia dapatkan.

Pada waktu ia berumur 17 tahun, tak sepatah ucapan selamat pun yang keluar dari mulut ayahnya. Hal ini membuat wanita itu semakin membenci ayahnya. Sosok ayah yang melekat dalam dirinya adalah sosok yang pemarah dan tidak memperhatikan dirinya.Akhirnya ia memberontak dan tak pernah satu hari pun ia lewati tanpa bertengkar dengan ayahnya.

Beberapa hari setelah ulang tahun yang ke-17, ayah wanita itu meninggal dunia akibat penyakit kanker yang tak pernah ia ceritakan kepada siapapun kecuali pada istrinya. Walaupun merasa sedih dan kehilangan, namun di dalam diri wanita itu masih tersimpan rasa benci terhadap ayahnya.

Suatu hari ketika membantu ibunya membereskan barang-barang peninggalan almarhum, ia menemukan sebuah bingkisan yang dibungkus dengan rapi dan diatasnya tertulis "Untuk Anakku Tersayang". Dengan hati-hati diambilnya bingkisan tersebut dan mulai membukanya. Di dalamnya terdapat sebuah jam tangan dan sebuah buku yang telah lama ia idam-idamkan. Disamping kedua benda itu, terdapat sebuah kartu ucapan berwarna merah muda, warna kesukaannya. Perlahan ia membuka kartu tersebut dan mulai membaca tulisan yang ada di dalamnya, yang ia kenali betul sebagai tulisan tangan ayahnya.

Ya Tuhan,Terima kasih karena Engkau mempercayai diriku yang rendah ini. Untuk memperoleh karunia terbesar dalam hidupku Kumohon Ya Tuhan, Jadikan buah kasih hambaMu ini Orang yang berarti bagi sesamanya dan bagiMu. Jangan kau berikan jalan yang lurus dan luas membentang Berikan pula jalan yang penuh liku dan duri Agar ia dapat meresapi kehidupan dengan seutuhnya. Sekali lagi kumohon Ya Tuhan, Sertailah anakku dalam setiap langkah yang ia tempuh Jadikan ia sesuai dengan kehendakMu Selamat ulang tahun anakku Doa ayah selalu menyertaimu

Meledaklah tangis sang anak usai membaca tulisan yang terdapat dalam kartu tersebut.Ibunya menghampiri dan menanyakan apa yang terjadi. Dalam pelukan ibunya, ia menceritakan semua tentang bingkisan dan tulisan yang terdapat dalam kartu ulang tahunnya. Ibu wanita itu akhirnya menceritakan bahwa ayah memang sengaja merahasiakan penyakitnya dan mendidik anaknya dengan keras agar sang anak menjadi wanita yang kuat, tegar dan tidak terlalu kehilangan sosok ayahnya ketika ajal menjemput akibat penyakit yang diderita ........

~ Halaman ke-3 ~

POHON INJIL
Suatu ketika adalah sebatang pohon Natal yang bersinar terang tinggi menjulang; menarik mata memandang. Kecemerlangannya sungguh memikat dan menggembirakan hati siapa saja yang lewat.

"Terangnya begitu cemerlang," begitu kata mereka dan mereka enggan beranjak pergi.

Sang pohon Natal berdiri tegak, bangga bermandikan cahaya oleh sebab setiap lampu menyala begitu gemilang.

Kemudian, terdengarlah sebuah bola lampu berkata, "Aku capai menyala siang dan malam, sebaiknyalah aku padam dan beristirahat; terlalu capai aku selalu mengusahakan yang terbaik. Lagipula, aku begitu kecil; aku tidak yakin kehadiranku cukup berarti."

Sekonyong-konyong, seorang anak dengan lembut menyentuhnya, "Lihat, mama, yang ini bersinar sangat terang. Aku telah melihat semua lampu di atas pohon terang, yang ini tampak paling cemerlang bagiku."

"Ya, Tuhan!" seru si bola lampu. "Hampir saja aku redup dan padam. Aku pikir tak seorang pun peduli jika aku padam dan tak bersinar terang."

Seiring dengan itu, suatu terang yang cemerlang kembali bersinar. Terang-terang yang lain pun merasakan kehadirannya pula.

Injil kita, bagaikan pohon Natal ini, dengan bola-bola lampu kecil yang adalah kamu dan aku. Masing-masing kita mempunyai bagian yang harus diisi dengan cinta, pengetahuan dan kehendak baik.

Mari menjadikan pohon kita bermandikan cahaya, dengan kesaksian-kesaksian yang gemilang.

Oleh sebab Injil kita adalah pohon kehidupan yang menerangi jalan menuju keabadian.

14] Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
16] Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Baca : Yohanes 5:13-16

~ Halaman ke-4 ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar